Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Armenia Mulai Kewalahan, Azerbaijan: Tinggalkan Wilayah Kami, Maka Perang akan Berakhir

Presiden Aliyev mengatakan, setelah perang berakhir "mungkin suatu saat nanti rakyat Azerbaijan dan Armenia dapat hidup bersama lagi, dalam damai."

HANDOUT / ARMENIAN DEFENCE MINISTRY / AFP
Tentara Armenia menembakkan artileri saat bertempur melawan Azerbaijan. Perang terbuka kedua negara sudah berlangsung beberapa hari terakhir. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan kepada Armenia dan pasukan militernya agar meninggalkan wilayahnya.

"Kemudian, perang akan berhenti dan konflik akan berakhir," tegas Aliyev.

Mengutip CNN, dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Presiden Aliyev mengatakan, setelah perang berakhir "mungkin suatu saat nanti rakyat Azerbaijan dan Armenia dapat hidup bersama lagi, dalam damai."

"Saya pikir pemerintah Armenia melebih-lebihkan dan telah membuat kesalahan sangat serius dengan memprovokasi kami, menyerang kami dan sekarang mereka menderita kekalahan yang sangat serius," tambahnya.

 

Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan kepada Armenia: Tinggalkan Wilayah Kami dan Perang akan Berhenti
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan kepada Armenia: Tinggalkan Wilayah Kami dan Perang akan Berhenti (CNN)

Ketegangan berkepanjangan antara Armenia dan Azerbaijan telah berkobar di wilayah Nagorno-Karabakh yang diperebutkan dalam beberapa hari terakhir.

Kedua belah pihak saling menuduh menyerang warga sipil.

Lebih jauh, Aliyev mendesak Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk memberikan bukti bahwa tentara bayaran Suriah bertempur di Nagorno-Karabakh.

"Dia membuat pernyataan tanpa bukti apa pun. Biarkan dia memberi kami bukti. Biarkan dia memberi kami bukti," katanya.

Secara terpisah, dalam pernyataan yang dirilis Sabtu, Kementerian Luar Negeri Armenia menyampaikan peringatkan.

"Pimpinan militer-politik Azerbaijan akan membayar mahal karena melakukan kejahatan berat terhadap orang-orang Armenia di Artsakh," katanya.

Dikhawatirkan libatkan banyak negara

Perang Armenia vs Azerbaijan masih terus berkecamuk dan dikhawatirkan akan melibatkan banyak negara.

Sementara ini, Azerbaijan mengklaim mendominasi dalam perang memperebutkan wilayah yang disengketakan.

Sedangkan Armenia mengklaim pasukan Azerbaijan mendapat bantuan dari militer Turki.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan pada Jumat (2/10/2020) mengklaim, memiliki bukti pasukan Azerbaijan yang saat ini memerangi pasukan Yerevan di Nagorny Karabakh didukung secara militer oleh Turki.

Setidaknya 130 orang tewas dalam pertempuran yang berlangsung berhari-hari itu, dan menjadi bentrokan terburuk sejak 2016 di sana.

Sementara itu Perancis, Amerika Serikat (AS), dan Rusia menyerukan diakhirinya permusuhan.
"Kami punya bukti," kata PM Nikol Pashinyan kepada surat kabar Perancis Le Figaro yang dikutip AFP.

"Mereka menggunakan drone dan (jet tempur) F-16 Turki untuk membom wilayah sipil di Nagorny Karabakh."

Armenia sebelumnya menuduh Turki mengirim tentara bayaran untuk mendukung Azerbaijan.

Pada Senin (28/9/2020) Obervatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan, Turki telah mengirim setidaknya 300 proxies dari Suriah Utara.

Pernyataan terbaru Pashinyan ini diamini oleh Emmanuel Macron yang mengatakan, laporan intel juga mengungkap tentara yang ditarik dari kelompok milisi telah melintasi Turki dalam perjalanan ke Azerbaijan.

Presiden Perancis itu mengatakan, "garis merah telah dilintasi, yang tidak bisa diterima" dan menuntut penjelasan dari Ankara.

Meski begitu dunia terus meminta Armenia dan Azerbaijan menyudahi peperangan, bahkan ketika terjad eskalasi konflik yang mengancam akan menyedot kekuatan regional Rusia dan Turki ke dalam konflik.

Dalam seruan bersama pada Kamis (1/10/2020), Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump, dan Macron mendesak kedua pihak kembali bernegosiasi untuk menyelesaikan sengketa teritorial yang sudah berlangsung lama.

Pashinyan dan pemimpin Azerbaijan Ilham Aliyev sama-sama menolak gagasan untuk mengadakan perundingan.

PM Armenia tersebut berkata, "Nagorny Karabakh tak bisa menurunkan senjata, karena itu akan menyebabkan genosida. Orang-orang yang tinggal di sana menghadapi ancaman eksistensial."

 

 

(*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Azerbaijan kepada Armenia: Tinggalkan Wilayah Kami dan Perang akan Berhenti.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved