Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Dengan Armenia, Prediksi Azerbaijan Meleset, Kota Ganja Dihujani Roket

Silih serang dilakukan pasukan Armenia yang melindungi Nagorno-Karabakh, dan Azerbaijan yang didukung Turki.

tangkapan layar Aljazeera
Artileri Azerbaijan membombardir tentara Armenia 

Kantor Kejaksaan Azerbaijan mengatakan kepada Sputnik, Minggu, 24 warga sipil telah tewas dan 111 lainnya terluka akibat bentrokan di garis kontak di republik yang memisahkan Nagorno-Karabakh.

"Dari 27 September hingga 4 Oktober 15:30 (11:30 GMT), sebagai akibat dari pelanggaran gencatan senjata oleh Armenia, 24 orang tewas dan 111 lainnya luka-luka. Kerusakan itu menimpa 49 objek sipil, 248 orang rumah, "tulis kantor tersebut lewat siaran pers.

Roket Armenia Hujani Kota Ganja 

Selain itu, satu orang tewas dan 32 lainnya terluka selama penembakan roket ke kota Ganja di Azerbaijan oleh angkatan bersenjata Armenia.

"Hari ini, pada 4 Oktober 2020 .., kota Ganja, kota terbesar kedua di Republik Azerbaijan, dengan populasi lebih dari 500.000, menjadi sasaran tembakan roket,” kata Kamran Aliyev, jaksa Azerbaijan.

“Kerusakan signifikan telah menimpa infrastruktur kota, bangunan tempat tinggal," lanjut Kamran Aliyev.

Baku menuduh Armenia melakukan pelanggaran hokum perang internasional.

Di Stepanakert, ibu kota Nagorno-Karabakh, dua ledakan keras didengar dan dirasakan penduduk.

Sirine tanda bahaya meraung-raung. Warga segera berlarian berlindung di ruang bawah tanah.

Perkembgangan lain, penyelesaikan masalah secara diplomatic terus diupayakan berbagai pihak.

Namun Turki yang jadi pelindung Azerbaijan mendorong peperangan dilanjutkan.  

Konstantin Kosachev, Kepala Komite Urusan Luar Negeri Majelis Tinggi Rusia, mengatakan pengiriman penjaga perdamaian ke zona konflik Nagorno-Karabakh harus dibahas dalam kerangka Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) ) Minsk Group.

Semua pihak berkonflik harus dilibatkan. "Penjaga perdamaian hanya efektif jika semua pihak dalam konflik tertarik dengan kehadiran mereka. Ini adalah hal pertama. Kami membutuhkan keinginan yang diungkapkan dengan jelas dari semua pihak," kata Kosachev.

Kedua, katanya, penjaga perdamaian tidak boleh hanya mewakili satu negara.

"Oleh karena itu, mandat semacam itu perlu dibahas dalam kerangka Minsk Group, dan jika perlu, seluruh OSCE," Kosachev menyimpulkan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved