Penanganan Covid

Tarif Uji Swab Covid-19 Akan Diturunkan Menjadi Rp 900 Ribu, Pemprov Riau Sedang Kaji Regulasinya

Angka ini jauh lebih murah jika dibandingkan tarif sebelumnya yang mencapai Rp 1,5 juta.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
TRIBUN PEKANBARU / THEO RIZKY
Tamu paripurna HUT Riau diambil sampel tes untuk Covid-19, melalui Swab Tes, Minggu (9/8/2020) 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Biaya tes swab bagi masyarakat yang ingin melakukan pemeriksaannya kesehatan di Labor Biomolekuler RSUD Arifin Ahmad akan mengikuti standar harga dari pemerintah pusat.

Masyarakat yang akan melakukan swab secara mandiri cukup membayar Rp 900 ribu.

Angka ini jauh lebih murah jika dibandingkan tarif sebelumnya yang mencapai Rp 1,5 juta.

Kebijakan tersebut diambil Pemprov Riau menyusul adanya surat edaran dari tim Gugus Tugas Nasional, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yakni sebesar Rp900 ribu.

Untuk regulasinya di Riau saat masih proses harmonisasi di Biro Hukum Setdaprov Riau. 

Direktur Utama RSUD Arifin Ahmad, dr Nuzely Khusnedi, Minggu (4/10/2020) menyampaikan, Pemprov akan mengacu pada surat yang disampaikan oleh pemerintah pusat melalui BNPB, dan jika ada perubahan maka akan diikutkan kembali, dan disesuaikan dengan arahan dari pemerintah pusat.

“Kalau kita kan sekarang masih memakai Pergub untuk swab mandiri, sebesar Rp1,5 juta. Tapi ada surat dari BNPB swab mandiri sebesar Rp900, nah ini sekarang disesuaikan di Biro Hukum. Kalau ada lagi surat dari BPKP kita koordinasikan lagi suratnya. Kita sifatnya mengikuti apa yang menjadi keputusan,” kata dr Nuzely.

Dijelaskan Nuzely, pada prinsipnya Pemprov Riau sejauh ini masih mengratiskan uji usap bagi masyarakat yang terpapar covid-19, termasuk hasil tracing.

Sedangkan bagi masyarakat yang swab mandiri untuk kepentingan pribadi, dikenakan biaya sesuai Pergub.

“Kami tegaskan lagi, bahwa kita masih menggratiskan swab bagi masyarakat yang tepapar Covid-19. Jadi yang membayar itu adalah bari mereka yang melakukan swab mandiri. Ini perlu kami tegaskan lagi agar jangan sampai salah mengartikan," katanya.

Nuzely mengungkapkan pihaknya terus melakukan upaya untuk memaksimalkan kapasitas sampel yang diuji.

Sejauh ini labor biomolokuler RSUD Arifin Ahmad dalam seharinya mampu menampung 1500 sample.

"Tapi sampel yang masuk setiap harinya ada ribuan, makanya hasilnya tidak bisa keluar hari itu juga, butuh beberapa hari untuk memeriksanya,” kata Nuzely.

Sebelumnya, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, mengungkapkan, tingginya angka kasus baru pasien positif Covid-19 di Riau disebabkan karena banyaknya warga yang melakukan swab mandiri.

Dengan banyaknya warga yang melakukan swab secara mandiri di rumah sakit swasta tersebut, membuat kasus baru pasien positif di Riau terus mengalami lonjakan.

Bahkan sempat mencapai diatas 300 kasus lebih dalam satu hari.

"Lonjakan kasus Covid-19 di Riau ini terjadi karena banyaknya masyarakat yang melakukan swab mandiri. Jadi ada kesadaran orang untuk melakukan swab, mereka ingin tau bagaimana kesehatanya, otomatis ini naik, karena banyak yang melakukan swab madiri," imbuhnya.

Lalu siapa sebenarnya masyarakat yang disebutkan Gubri secara sadar melakukan swab mandiri itu. Mengingat biaya untuk swab mandiri tidak lah murah.

Yakni sekitar Rp 1,7 juta sekali swab.

"Kemungkinan besarnya itu dari (karyawan) perusahaan, tak mungkin masyarakat biasa, kalau dari masyarakat itu paling dari kalangan mampu, tapi saya rasa itu banyak dari perusahaan," katanya.

Namun fenomena ini diakui Gubri Syamsuar baik untuk menekan laju penyebaran wabah Covid-19 di Riau. Sebab dengan banyaknya masyarakat yang secara sadar melakukan swab mandiri maka dengan cepat diketahui dan dilakukan isolasi sehingga tidak menularkan ke orang lain disekitarnya.

"Ini bagus, karena semakin cepat tau kita, semakin cepat pula kita lakukan penanganan, sehingga kita harapkan trend kasus di daerah kita bisa menurun," katanya.

Acuan Pusat

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan ( Kemenkes) Abdul Kadir menjelaskan alasan ditetapkannya harga acuan tertinggi tes swab Covid-19 yang dilakukan secara mandiri.

Dia menyebut selama ini ada perbedaan (disparitas) dari biaya tes swab yang dilakukan secara mandiri.

"Untuk itu perlu penetapan batas tertinggi dengan memperhatikan biaya pokok dan komponen lainnya," ujar Abdul Kadir sebagimana dikutip dari siaran konferensi pers yang ditayangkan Kompas tv, Jumat (2/10/2020).

"Tentunya dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan kepentingan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan," lanjutnya.

Abdul Kadir mengungkapkan, penetapan harga acuan tertinggi tes swab ini telah melalui tiga kali pembahasan antara Kemenkses dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Selain itu, juga berdasarkan analisis dan survei kedua pihak dari fasilitas kesehatan yang ada.

"Sebagai acuan di dalam penghitungan batas tertinggi pengambilan swab, kami hitung komponen biaya yang terdiri dari beberapa hal," tutur Abdul Kadir.

Pertama, jasa pelayanan atau jasa SDM.

 

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau, Hardianto mengikuti tes usap (swab test) COVID-19 di Pekanbaru, Kamis (3/9/2020). (www.tribunpekanbaru.com/Doddy Vladimir).
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau, Hardianto mengikuti tes usap (swab test) COVID-19 di Pekanbaru, Kamis (3/9/2020). (www.tribunpekanbaru.com/Doddy Vladimir). (Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir)

Menurutnya, pihaknya telah menghitung jasa pelayanan yang terdiri atas jasa dokter mikrobiologi klinis atau dokter patologi klinis, tenaga ekstraksi, jasa pengambilan sampel dan jasa ahli teknologi laboratorium medis (ATLM).

Kedua, komponen bahan habis pakai yang terdiri dari berbagai macam alat habis pakai dan termasuk di dalamnya APD level III.

"Di samping itu kami juga menghitung harga reagen. Yakni terdiri dari reagen ekstraksi dan harga reagen PCR itu sendiri," ungkal Abdul Kadir.

"Kemudian, kami hitung biaya pemakaian listrik, air, telpom maintenance alat, biaya pendaftaran hingga pengiriman hasil tes swab," lanjutnya.

Sebelumnya, Abdul Kadir mengumumkan batasan biaya tertinggi tes swab Covid-19 yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat, yakni sebesar Rp 900.000.

Dia menjelaskan, besaran biaya tersebut sudah termasuk untuk dua komponen, yakni pengambilan swab dan biaya pemeriksaan real time PCR.

Awasi Faskes yang Patok Harga Tinggi

Kementerian Kesehatan meminta dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota mengawasi pemberlakuan harga tertinggi tes usap (swab test) yang kini ditetapkan sebesar Rp 900.000.

Biaya tersebut sudah termasuk pemeriksaan dengan metode real-time PCR.

"Kami meminta dinkes provinsi dan kabupaten/kota untuk dapat melakukan pengawasan terhadap fasilitas kesehatan dalam pemberlakuan harga tertinggi swab test dengan RT PCR," kata Plt Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir dalam konferensi pers yang ditayangkan langsung di Kompas TV, Jumat (2/10/2020).

Ia menjelaskan, penetapan harga swab test tertinggi itu telah disepakati Kemenkes bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Kemenkes dan BPKP menghitung sejumlah komponen untuk menentukan harga tertinggi, di antaranya pelayanan jasa, bahan, dan biaya administrasi.

 "Tim Kemenkes dan BPKP menyetujui batas tertinggi biaya pengambilan swab dengan RT PCR mandiri yang bisa kami pertanggung jawabkan untuk ditetapkan kepada masyarakat yaitu sebesar Rp 900.000," ujarnya.

Selanjutnya, Kemenkes dan BPKP akan melakukan evaluasi secara periodik jika ada perubahan harga dalam komponen-komponen tersebut.

"Tentu kami akan melakukan evaluasi periodik dengan memperhitungkan perubahan harga dalam komponen yang kami sebutkan," ujar Kadir. (Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono/Kompas.com)

Catatan Redaksi: 

Bersama-kita lawan virus corona. Tribunpekanbaru.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved