Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Amerika vs China, AS Undang Prabowo Subianto, Menlu China Bertemu Luhut, Berebut Indonesia?

Amerika vs China, AS Undang Prabowo Subinato, China Bertemu Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Berebut Indonesia?

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Kompasiana
Amerika vs China, AS Undang Prabowo Subianto, Menlu China Bertemu Luhut, Berebut Indonesia? Foto: Xi Jinping dan Donald Trump 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto diundang ke Menteri Pertahanan AS, Mark Esper pada 15 Oktober hingga 19 Oktober 2020, sedangkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan bertemu Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

Juru Bicara Menteri Pertahanan RI, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam keterangannya, Jumat (9/10/2020) mengatakan undangan tersebut, kata Dahnil, untuk melanjutkan pembicaraan detail terkait kerjasama bilateral di bidang pertahanan.

"Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan memenuhi undangan resmi Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Mark Esper," kata Dahnil dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (8/10/2020).

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana melihat undangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper kepada Menhan Prabowo ke AS sebagai bagian dari strategi menghadapi China.

Menurut Buku Putih Departemen Pertahanan AS disebutkan, China berniat untuk membangun pangkalan militer di Indonesia.

"AS melihat hal ini karena kedekatan ekonomi Indonesia terhadap China. Dikhawatirkan ketergantungan ekomomi Indonesia terhadap China akan melemahkan prinsip Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang bebas aktif," ujar Rektor Universitas Jenderal A. Yani kepada Tribunnews.com, Minggu (11/10/2020).

"Indonesia diprediksi oleh AS akan jatuh ke tangan China dengan ketergantungan ekonominya dan mudah dikendalikan oleh China," jelas Hikmahanto.

Padahal, lanjut dia, Indonesia adalah negara strategis dan memiliki peran yang sentral di kawasan Asia Pasifik, baik untuk AS maupun China.

Oleh karenanya, kata dia, Menhan AS mengundang Menhan Indonesia untuk memperkuat kerjasama pertahanan kedua negara.

Namun dibalik kerjasama itu, dia menjelaskan, AS ingin agar Indonesia tidak jatuh dalam perangkap China.

"AS juga ingin memberi pesan kepada China bahwa Indonesia berpihak kepada AS, utamanya dalam ketegangan AS-China di Laut China Selatan," paparnya.

Dalam konteks ini, imbuh dia, Menhan Indonesia harus tetap berangkat ke AS untuk menghadiri undangan Menhan AS.

"Keberangkatannya untuk menegaskan Indonesia bersahabat dengan siapapun negara," ucapnya.

Namun demikian keberangkatan Menhan Prabowo menurut dia, harus mendapat jaminan dari pemerintah AS.

Hal itu tak lain agar Prabowo tidak diseret ke lembaga peradilan atas dugaan pelanggaran HAM masa lalu.

Dua Negara Seteru Dekati Mentri Jokowi, Luhut Jumpai Menlu China, Menhan AS Undang Prabowo

Kedekatan Indonesia dengan China tampaknya membuat Amerika Serikat tak senang. 

Beberapa kali memang, Indonesia ketauan lebih mesra dengan China

Hal itu tampak dengan para menteri China dan Indonesia yang saling kunjung mengunjungi.

Seolah tak ingin ketinggalan, Amerika Serikat melalui Menhan Mark Esper mengundang Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk berkunjung ke negeri Uak Sam.

Menurut Guru Besar Hukum Internasional UI Hikmahanto Juwana, undangan Mark Esper tersebut sebagai strategi AS menghadapi China.

"Undangan Menhan AS kepada Menhan Prabowo ke AS harus dilihat sebagai strategi AS menghadapi China," ujar Hikmahanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/10/2020).

Hikmahanto menuturkan, berdasarkan "buku putih" Departemen Pertahanan AS disebutkan, bahwa China berniat untuk membangun pangkalan militer di Indonesia.

Menurutnya, keinginan China tersebut tak lepas karena faktor kedekatan ekonomi Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu.

Hikmahanto mengatakan, AS khawatir ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap China akan melemahkan prinsip kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif.

Sebab, AS memprediksi Indonesia akan jatuh ke tangan China dengan ketergantungan ekonominya dan mudah dikendalikan China.

Padahal, kata dia, Indonesia adalah negara strategis dan memiliki peran yang sentral di kawasan Asia Pasifik, baik untuk AS maupun China.

"Karenanya Menhan AS mengundang Menhan Indonesia untuk memperkuat kerjasama pertahanan kedua negara," kata dia.

"Tapi dibalik kerja sama itu AS ingin agar Indonesia tidak jatuh dalam perangkap China," sambung dia.

Selain itu, undangan tersebut juga dapat dimaknai sebagai pesan AS kepada China, bahwa Indonesia berpihak kepada AS,  terutama dalam ketegangan AS-China di Laut China Selatan.

Dalam konteks tersebut, Hikmahanto mengatakan Prabowo harus tetap berangkat ke AS.

Keberangkatannya dapat menegaskan bahwa Indonesia bersahabat dengan negara manapun.

"Namun demikian keberangkatan Menhan Prabowo harus mendapat jaminan dari pemerintah AS agar Prabowo tidak diseret ke lembaga peradilan atas dugaan pelanggaran HAM masa lalu," tegas dia.

Diberitakan, Prabowo akan mengunjungi Amerika Serikat setelah menerima undangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper untuk berkunjung ke Amerika Serikat pada 15 Oktober-19 Oktober 2020.

Undangan itu diterima Prabowo tak lama setelah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dilaporkan memutuskan untuk mengeluarkan visa kepada Prabowo.

Pemberian visa ini kali pertama dilaporkan media politik ternama Amerika Serikat, Politico, Selasa (6/10/2020), dengan mengutip seorang sumber di lingkungan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.

Setelah visa AS terkantongi, Prabowo dikabarkan akan berkunjung ke Negeri Paman Sam pada akhir bulan ini.

"Prabowo diperkirakan akan berkunjung sekitar akhir bulan ini," tulis Politico yang dikutip Kompas.com, Rabu (7/10/2020).

Diketahui, pada 2000, harian New York Times memberitakan Departemen Luar Negeri AS menolak visa Prabowo Subianto yang pangkat terakhirnya di militer adalah letnan jenderal, untuk menghadiri wisuda anaknya di Boston.

Namun, pihak AS tidak pernah menjelaskan mengapa permohonan visa Prabowo ditolak.

Prabowo mengatakan kepada Reuters pada 2012 bahwa ia masih ditolak untuk mendapatkan visa AS karena tuduhan bahwa dirinya menghasut kerusuhan yang menewaskan ratusan orang setelah penggulingan Soeharto.

Dia membantah telah melakukan kesalahan.

Luhut jumpai Menlu China

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan ternyata mengunjungi Tiongkok untuk bertemu Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. 

Keduanya bertemu di Provinsi Yunnan, China barat daya pada Jumat (9/10/2020) kemarin.

Melansir Xinhua News, Sabtu (10/10/2020) yang dikutip Kompas.com, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut merupakan utusan khusus Presiden Indonesia Joko Widodo sekaligus berperan sebagai Koordinator Kerja Sama Indonesia dengan China.

Dengan menyebut bahwa tahun ini menandai peringatan 70 tahun terbentuknya hubungan diplomatik China-Indonesia, Wang berharap kedua negara dapat memperkuat kerja sama di berbagai bidang seperti vaksin, e-commerce, intelegensi artifisial (kecerdasan buatan) serta pertukaran budaya dan masyarakat.

Kepada Menko Luhut, Wang juga mengatakan bahwa kedua negara harus memainkan peran utama dalam menegakkan kesetaraan dan keadilan.

China dan Indonesia diharapkan Wang mampu menegakkan kesetaraan dan keadilan, menjaga multilateralisme serta demokratisasi hubungan internasional.

Wang juga berharap agar 2 negara bersahabat ini bisa sama-sama membangun perekonomian dengan cepat.

Sementara itu, kepada Menlu Wang Yi, Menko Luhut mengutarakan bahwa Indonesia ingin fokus pada upaya penguatan kerja sama vaksin dan kesehatan dengan China.

Untuk itu, Indonesia dan China diharapkan dapat segera menandatangani dokumen kerja sama Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra serta Poros Maritim Dunia juga menjunjung multilateralisme.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Diduga Ini Alasan Prabowo Diizinkan Masuk ke Amerika, Ada Kaitannya dengan China

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved