Demo Tolak UU Cipta Kerja di Riau

Wagub Riau Jumpai Pendemo Tolak UU Cipta Kerja, Kericuhan Nyaris Pecah, Ternyata Ini Penyebabnya

Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution didampingi Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi akhirnya menjumpai pendemo.

Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/Syaiful Misgiono
Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan rakyat dan mahasiswa Riau melakukan aksi unjukrasa di depan Kantor Gubernur Riau, Jalan Sudirman Pekanbaru, Selasa (13/10/2020). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Setelah puas melakukan orasi menuntut penolakan terhadap UU Cipta Kerja, Selasa (13/10/2020) Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution didampingi Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi akhirnya menjumpai pendemo.

Perwakilan mahasiswa langsung menyerahkan secarik kertas yang berisi tuntutan mereka terkait penolakan UU Omnibus Law.

Massa kemudian meminta kepada Wagubri untuk membacakan pernyataan sikap dari mahasiswa tersebut secara terbuka dihadapan ribuan pendemo.

Di antara tuntutan yang dibacakan oleh Wagubri tersebut adalah:

Pertama menolak dengan tegas UU Cipta Kerja atau Omnibus Law dan menuntut dibatalkannya UU Cipta Kerja.

Kedua, mendesak presiden RI menerbitkan Perpu terkait UU Cipta Kerja atau Omnibus Law.

Baca juga: UPDATE Covid-19 Riau, Bertambah 166 Kasus, Terbanyak dari Pekanbaru, Ini Sebaran Kasusnya

Kemudian yang ketiga, mengecam keras prilaku dan tindakan represif yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Namun setelah Wagubri membacakan tuntutan dari Gerakan Rakyat dan Mahasiswa Riau (Geram) tersebut, tiba-tiba sejumlah mahasiswa mulai membuat keributan.

Massa tidak satu suara lagi.

Sejumlah mahasiswa justru melakukan orasi saat Wagubri menyampaikan tanggapan atas aksi tersebut.

Belakangan terungkap, pemicunya adalah suara Wagubri tidak terdengar jelas sampai ke belakang.

Sehingga mahasiswa meminta kepada Wagubri untuk membacakan ulang tuntutan mahasiswa tersebut dengan pengeras suara yang lebih kuat lagi.

Sebab saat itu Wagubri hanya menggunakan toa kecil.

Sehingga suaranya tidak terdengar jelas sampai ke barisan belakang.

Mengingat jumlah massa yang cukup banyak.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved