Penanganan Covid
Dua Hotel Disiapkan Jadi Alternatif Ruang Isolasi Bagi OTG Positif Covid-19 di Kota Pekanbaru
Dua hotel di Kota Pekanbaru menjadi alternatif ruang isolasi bagi pasien positif covid-19. Hotel tersebut yakni Grand Suka Hotel dan Mutiara Merdeka H
Penulis: Fernando | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU - Dua hotel di Kota Pekanbaru menjadi alternatif ruang isolasi bagi pasien positif covid-19. Hotel tersebut yakni Grand Suka Hotel dan Mutiara Merdeka Hotel.
Kedua hotel ini punya kapasitas 450 kamar. Satu hotel punya kapasitas 200 hingga 250 kamar.
Kamar hotel ini disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Riau.
"Jadi kedua hotel ini disiapkan oleh pemerintah provinsi. Rencananya untuk ruang isolasi bagi pasien tanpa gejala," terang Pj Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru, Muhammad Jamil kepada Tribun, Rabu (14/10/2020).
Menurutnya, ruang isolasi tersebut belum terisi. Ia menyebut ruang isolasi lainnya masih bisa menampung pasien tanpa gejala di Kota Pekanbaru.
Saat ini ada empat tempat isolasi di Kota Pekanbaru. Total ada 382 ruang isolasi tersedia bagi pasien tanpa gejala.
Ruang isolasi ini tersedia di Rusunawa Rejosari, BPSDM Riau, Bapelkes dan LPMP.
Ruang yang terpakai saat ini ada 133 ruang. Ada banyak ruang yang tersisa yakni 249 ruang.
Ada 37 ruang isolasi sudah terpakai di Rusunawa Rejosari. Saat ini hanya tersisa 29 ruang isolasi.
25 ruang isolasi di BPSDM sudah terpakai. Saat ini tersisa 49 ruang.
Ada 37 ruang sudah terpakai di Bapelkes. 39 ruang lainnya masih tersisa.
Saat ini di 34 ruang di LPMP sudah terpakai. Ada 130 ruang yang tersisa.
"Ruang isolasi yang ada belum penuh semuanya. Kalau sudah penuh, baru kita arahkan ke dua hotel tadi," terangnya.
Jamil menyebut bahwa pemerintah provinsi yang membiayai penyewaan dan kebutuhan pasien selama isolasi di sana.
Tekan Kasus Positif Baru
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, dr Indra Yovi menegaskan, pemerintah daerah harus serius untuk menekan penyebaran kasus Covid-19 di wilayahnya masing-masing.
Terutama di Kota Pekanbaru yang secara khusus mendapat sorotan dari Presiden Jokowi karena sebaran kasusnya yang terus meningkat.
Yovi menegaskan, ada tiga isu utama yang diinginkan pemerintah pusat terkait 12 kabupaten/kota yang menjadi perhatian kusus karena banyak penyebaran kasus Covid-19
"Pertama adalah menurunkan angka kasus baru, kedua meningkatkan angka kesembuhan, dan ketiga menurunkan angka kematian," ujarnya, Rabu (14/10/2020).
Namun dari ketiga poin tersebut, yang paling penting adalah menurunkan angka kematian.
Hal ini menjadi prioritas utama, yang mana bukan hanya keinginan pemerintah pusat tetapi juga keinginan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau bersama.
Apalagi hingga saat ini setidaknya sudah ada 230 pasien di Riau yang meninggal dunia akibat Covid-19.
"Kalau orang sakit kemudian sembuh, Insyaa Allah aman tapi kalau orang meninggal tidak mungkin hidup lagi dan poin utamanya ada disini yaitu menurunkan angka kematian," ujarnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, ia mengatakan bahwa masyarakat harus berfikir kalau semua adalah positif Covid-19 yang merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Sehingga dengan berfikir secara sederhana seperti itu maka semua orang akan lebih menjaga diri dan tetap menggunakan masker.
Selain itu, Indra Yovi juga mengungkapkan aturan terbaru dari Kementrian Kesehatan terkait uji swab kepada masyarakat.
Saat ini pasien yang dilakukan test swab hanya pasien yang bergejala saja. Sedangkan yang tidak bergejala cukup dilakukan isolasi mandiri.
"Jadi ada yang positif OTG dalam satu rumah maka tidak perlu semua anggota keluarga yang berada di dalam rumah diperiksa dan dites. Tetapi yang harus dilakukan adalah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," katanya.
( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sikumbang )
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. Tribunpekanbaru.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin) Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).