Lapor Pak Menkes Terawan! Diduga Manipulasi Data Pasien, Keluarga: Negatif Dibilang Positif Covid-19
"Ini sangat tidak masuk akal, satu mungkin tak apa, tapi ini lebih dari satu. Jadi di sini kuat dugaan ada permainan, ada mafia dibalik bencana Covid
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Pria bernama Zulkardi, mendatangi Markas Polda Riau pada Rabu (14/10/2020).
Adapun maksud kedatangannya, yaitu mencari keadilan atas apa yang dialaminya keluarganya.
Zulkardi mengungkapkan, salah seorang dari keluarganya, almarhumah Wirsyamsiwarti, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru, dinyatakan meninggal dunia akibat positif Covid-19.
Padahal kenyataannya kata Zulkardi, wanita 66 tahun itu meninggal dunia bukan karena virus tersebut.
Hal ini dikuatkan dengan hasil swab test almarhumah saat dirawat di RS Ibnu Sina sebanyak 2 kali, yang menyatakan negatif.
Terkait hal itu, Zulkardi pun membuat laporan ke Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Riau, di Jalan Jenderal Sudirman.
"Kita ingin membuat laporan terkait dugaan manipulasi data pasien yang dinyatakan negatif, tapi dilaporkan positif Corona," kata Zulkardi, didampingi kuasa hukumnya, Suroto dan beberapa pihak keluarga pasien lainnya yang bernasib sama.
Dalam laporannya, Zulkardi mengaku membawa sejumlah data pendukung.
Termasuk dari beberapa keluarga pasien yang bernasib sama seperti anggota keluarganya.
Ia menuding, terkait permasalahan ini, tidak ada unsur salah input data.
Namun lebih kepada ada indikasi kesengajaan.
"Di sini ada pihak keluarga lainnya, kemungkinan mencapai 10 orang yang diperlakukan sama seperti keluarga kita.
Maka kita ingin mengungkap permasalahan ini, kita juga ingin Pekanbaru terlepas dari zona hitam," ucapnya.
"Daftar pasien yang dilaporkan positif meninggal karena Corona itu, hoax, kita ada datanya di sini.
Ini akan kita berikan kepada penegak hukum, dalam hal ini Polda Riau," sambung dia.
Sebelumnya dipaparkan Zulkardi, pihaknya sudah sempat berkoordinasi dengan dinas kesehatan tentang masalah tersebut.
Instansi itu katanya mengaku salah input data.
"Ini sangat tidak masuk akal, satu mungkin tak apa, tapi ini lebih dari satu.
Jadi di sini kuat dugaan ada permainan, ada mafia dibalik bencana Covid-19.
Sebelumnya (orangtua) saya dirawat di RS Ibnu Sina. Hasil swab negatif," tegasnya.
Di kesempatan yang sama, Suroto selaku kuasa hukum keluarga Zulkadir dan beberapa lainnya menyebutkan, apa yang dilakukan dia dan kliennya, tujuannya adalah untuk kebaikan.
"Agar menjadi bahan evaluasi kepada pemerintah.
Supaya ada perbaikan ke depan.
Apa yang disampaikan klien kami, kalau mengacu kepada data yang ada, data yang didapat dari Dinkes Pekanbaru, total jenazah pasien covid-19.
Nama orangtua beliau dimasukkan ke dalam daftar ini," paparnya.
Kadiskes: Jangan Covid-kan Semua Pasien
Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Pelalawan Riau memanggil seluruh rumah sakit swasta yang ada di Pelalawan terkait penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Beberapa direktur rumah sakit dikumpulkan untuk menanggapi kabar yang saat ini menjadi isu nasional terkait adanya rumah sakit yang sengaja meng-Covid-kan Pasien.
Tujuannya untuk mendapatkan dana atau anggaran dari pemerintah atas perawatan dan pengobatan yang dijalani sang Pasien.
"Kemarin rumah sakit swasta sudah kita kumpulkan.
Untuk menekankan jangan sampai ada kesan meng-Covid-kan Pasien.
Seperti yang kabar yang sedang santer di daerah lain," ungkap juru bicara Satgas Covid-19 Pelalawan, Asril M.Kes, kepada Tribunpekanbaru.com, Selasa (6/10/2020).
Asril menyampaikan, prosedur penanganan Pasien suspek maupun terkonfirmasi positif corona harus tetap berpedoman ke Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) yang terbaru.
Pasalnya, saat ini banyak masyarakat yang kurang percaya terhadap virus corona hingga menuding adanya rumah sakit yang dengan sengaja memvonis Pasien menderita Covid-19, semata untuk meraup keuntungan.
Hal itu harus ditampik dengan protap pelayanan Pasien yang sesuai aturan berlaku.
Disamping itu, lanjut Asril, pemanggilan RS swasta bertujuan untuk menakar kekuatan dan kesiapan Fasilitas Kesehatan (Faskes) yang ada di Pelalawan dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang kian hari semakin meningkat.
Baik ruang isolasi, jumlah tenaga medis, obat-obatan, hingga peralatan kesehatan yang dimiliki.
"Untuk saat ini Faskes kita masih aman, jika kasus terus meningkat.
Beberapa rumah sakit terus menambah kapasitas ruang isolasi.
Baik swasta maupun negeri," tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan ini menyebutkan, hari ini ada penambahan kasus corona sebanyak sembilan orang.
Pasien baru ini berinisial JRT (41), ORC (19), PD (22), SR (42), AF (43), RPL (41), EG (48), DIS (43), dan HT (45).
Mereka berasal dari Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Pangkalan Kuras.
Empat orang diantaranya menjalani pemeriksaan swab lantaran berstatus suspek Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.
Setelah hasilnya keluar dari laboratorium ternyata positif corona.
Sebagian lain merupakan hasil tracing contac dari Pasien positif sebelumnya yang melakukan swab test secara mandiri.
Penambahan sembilan Pasien, total kasus Covid-19 di Pelalawan mencapai 644.
Sebanyak 289 Pasien diantaranya telah sembuh dan selesai menjalani isolasi serta dinyatakan negatif corona.
Sedangkan 351 orang masih berjuang untuk sembuh dari virus yang berasal dari Wuhan, China itu.
Rinciannya, 225 menjalani isolasi mandiri lantaran berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) dan 126 orang diisolasi di rumah sakit.
Warga yang meninggal dengan status terkonfirmasi positif Corona sebanyak empat orang.
(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/pertama-di-riau-pasien-positif-covid-19-murni-meninggal-dunia-karena-virus-corona-tanpa.jpg)