Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Rangga Tewas karena Bela Kerhormatan Ibunya, Ustadz Abdul Somad: Engkau Mulia dengan Derajat Syahid

Kabar tentang kematian Rangga, bocah SD yang tewas dibunuh pemerkosa ibunya sampai juga ke telinga Ustadz Abdul Somad

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Instagram.com/@ustadzabdulsomad_official
Rangga Tewas karena Bela Kerhormatan Ibunya, Ustadz Abdul Somad: Engkau Mulia dengan Derajat Syahid. Foto: Rangga 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kabar tentang kematian Rangga, bocah SD yang tewas dibunuh pemerkosa ibunya sampai juga ke telinga Ustadz Abdul Somad.

Sekitar dua jam lalu pada Jumat (16/10/2020) malam, Ustadz Abdul Somad pun mengunggah foto Rangga di feed instagram resminya dan menulis tentang mati syahid paca caption foto itu.

Foto itu pun langsung dikomentari netizen.

Dalam waktu dua jam, foto Rangga itu dusukai 181 ribu netizen.

Kemudian, sudah dikomentari 3.193 warganet.

Rangga Tewas karena Bela Kerhormatan Ibunya, Ustadz Abdul Somad: Engkau Mulia dengan Derajat Syahid. Foto: Hadist Nabi tentang Mati Syahid
Rangga Tewas karena Bela Kerhormatan Ibunya, Ustadz Abdul Somad: Engkau Mulia dengan Derajat Syahid. Foto: Hadist Nabi tentang Mati Syahid (Tribun Pekanbaru/Instagram.com/@ustadzabdulsomad_official)

Berikut caption Ustadz Abdul Somad :

"Rasulullah Saw bersabda: "Siapa yang terbunuh karena membela keluarganya, maka ia mati syahid". (HR. at-Tirmidzi).

Ananda Rangga

Dengan perbuatanmu engkau telah mengajarkan pada anak bangsa ini tentang arti menjaga kehormatan, walau mesti dibayar dengan nyawa.

Engkau hadap Allah tanpa dosa, karena belum aqil baligh.

Engkau mulia dengan derajat syahid.

Syahid berarti disaksikan, karena seluruh malaikat menyambut ruhmu.

Syahid berarti menyaksikan, karena engkau telah menyaksikan tempatmu di surga sebelum kematian tiba.

Engkau merasakan sakaratulmaut hanya seperti cubitan lembut pada kulit yang halus.

Engkau terbebas dari azab kubur dan hisab.

Ruhmu berada di paruh burung-burung berwarna hijau terbang kian kemari di dalam surga.

Bila engkau diberi Allah kuasa untuk memberi syafaat, berikanlah sebagiannya untuk hamba Allah yang hina: abdul somad," tulis Ustadz Abdul Somad pada caption foto Rangga.

Netizen pun menanggapi pada kolom komentar, berikut komentar netizen :

alrasyiddddd: Aaamiiinn yaa robbal alamin

vie_nurzakiah: Aamiin Yaa Robb

mv_7_: Amin amin amin

adhytia_rizqi: Ya allah aamiinn

ernifatmawati03: Aamiin yaa Rabbal Alamiin.

jeany12_: Masyaalloh tuan guru

patra_pasaribu: Al-fatihah

syahlam_09: Husnul khotimah dek,smoga kau tenang dsna (pahlawan kecil)

syantisondaridj: Innalilahi wa Inna ilaihi Raaji'uun.....teladan

Air Mata Tak Kunjung Kering Teringat Rangga, Relakan Nyawa Demi Bela Kehormatan Ibu Tercinta

Meninggal Rangga, bocah yang baru berusia 10 tahun karena membela kehormatan ibunya masih menjadi perhatian masyarakat.

Anak laki-laki yang masih duduk di bnagku Sekolah Dasar (SD) itu kehilangan nyawa dibacok orang yang memperkosa ibu kandungnya.

Rangga tewas saat berusaha menyelamatkan sang ibu yang diperkosa Samsul (36), tetangga mereka pada Sabtu (10/10/2020) dini hari.

Sang ibu DA (28) tinggal bersama anaknya, Rangga di rumah sederhana di tengah perkebunan sawit di Kecamatan Bireum Bayeum, Kabupaten Aceh Timur.

Setelah memperkosa sang ibu dan membacok anak laki-lakinya, Samsul kabur membawa mayat R dan membuangnya ke sungai.

Samsul adalah seorang residivis yang dibebaskan karena asimilasi Covid-19.

Fadli Fajar, ayah kandung Rangga bercerita jika ia telah berpisah dengan DA ibu kandung Rangga.

Selama dua tahun terakhir, Rangga dan adiknya tinggal bersama Fadli di Medan Selayag.

Pada tanggal 19 September 2020 setelah Rangga merayakan ulang tahunnya yang ke-10, sang ibu datang ke Medan Selayang dan membawa Rangga ke Aceh.

Tak kuasa meneteskan air mata saat ingta sang putra, Fadli bercerita saat ini mengaku berat melepaskan kepergian anak pertamanya tersebut.

Fadli memperbolehkan karena Rangga terus meminta ikut dengan ibunya.

"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun almarhum yang genap berusia 10 tahun," ujar pria berdarah Aceh-Karo ini sambil menangis.

"Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut, akhirnya saya mengizinkannya," imbuhnya.

Sampai saat ini, Fadli mengaku masih tak percaya jika anak sulungnya telah meninggal dunia dengan cara tragis.

"Saya hampir tak percaya mendengar kabar Rangga meninggal.

Dia meninggal terkena sabetan parang pelaku karena berusaha membantu ibunya di rumah itu," ujar Fadli.

Ibu Sempat Suruh Rangga Kabur

Fadli bercerita detik-detik saat sang anak melindungi sang ibu yang diperkosa oleh Samsul.

Ia mengatakan, sebelum tewas Rangga sempat diminta lari oleh ibunya.

Namun Rangga lebih memilih melawan pelaku.

Sebelum tewas, DA sempat mendengar anaknya mengatakan kata "sakit".

"Saya dapat kabar bahwa sebelum meningal, anak saya sempat disuruh lari sama ibunya. Tapi dia tidak mau lari, dia lawan pelaku."

"Setelah terkena parang, ia sempat berucap sakit. Lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," imbuhnya lagi.

Fadli Fajar mengatakan, Rangga adalah anak yang cerdas dan selalu mendapatkan ranking di sekolah.

"Almarhum memang beda dengan anak seusianya. Ia anak cerdas, periang, keras berpendirian, dan selalu mendapat rangking di kelas. Bahkan sekarang Ia sudah mampu membaca Alquran," kenang ayahnya menangis sedih.

Fadli mengaku sudah mengiklaskan kepergian anak laki-lakinya itu.

"Allah SWT lebih sayang kepadanya, sehingga memanggilnya duluan dari pada kami. Selamat jalan nak, kami akan selalu merindukanmu nak" ucap ayahnya kembali menangis.

Dimakamkan Tanpa Disaksikan Ibu

Jenazah Rangga dimakamkan di TPU Gampong Alue Gadeng Kampung Bireum Bayeun pada Minggu (11/10/2020).

Pemakaman Rangga tak disaksikan oleh sang ibu karena ia sedang menjalani perawatan di rumah sakit setelah diperkosa dan dianiaya Samsul Bahri.

Sementara sang ayah, menemani ibu Rangga di rumah sakit.

Menurut Keuchik Alue Gadeng Kampung, Dedi proses pemakaman Rangga diikuti oleh keluarga, kerabat, serta ratusan warga.

“Mereka tidak bisa mengantarkan jenazah anaknya dan hadir ke pemakaman, karena ibu korban yang ditemani ayahnya kini masih dirawat di salah satu rumah sakit di Langsa,” ujar Keuchik Dedi.

Pelaku Pegang Parang Saat Dibekuk Polisi

Samsul ditangkap di lapangan Sepakbola Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem, Aceh Timur, Minggu (11/10/2020) sekitar pukul 09.10 WIB.

Saat ditangkap pelaku masih memegang parang dan berusaha melawan petugas.

"Terpaksa ditembak bagian kaki tiga kali. Dia berusaha melawan petugas dengan parang di tangannya," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Langsa Iptu Arief Sukmono, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Usai ditangkap, awalnya pelaku masih bungkam tidak mau memberitahu keberadaan tubuh anak 9 tahun yang sempat dibawanya pergi.

Namun, setelah didesak, pelaku akhirnya memberitahu keberadaan tubuh bocah malang tersebut.

Korban ditemukan di sungai Desa Alue Gadeng, Kecamatan Biren Bayuen, Aceh Timur.

Saat ditemukan, korban sudah tidak bernyawa dengan kondisi yang mengenaskan, tubuhnya penuh luka dan masih berpakaian lengkap.

“Sekujur tubuhnya penuh luka bacok. Mulai tangan, pundak, leher, rahang, bahu, dada, jari dan lainnya. Sungguh memilukan,” ujarnya.

( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved