Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Video Berita

VIDEO: Sulap Akar Kayu jadi Karya Seni Bernilai Ratusan Juta Rupiah

Akar pohon sisa penebangan yang sebelumnya tidak bernilai disulap menjadi karya seni yang menarik dan memiliki harga jual hingga ratusan ribu rupiah.

Penulis: Dodi Vladimir | Editor: David Tobing

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tetap berkreasi ditengah pandemi covid dilakoni banyak warga untuk tetap bertahan dan bagian dari cara meningkatkan imunitas tubuh.

Karena dengan terus beraktivitas serta berkreasi bisa menjadi orang yang produktif juga ditengah situasi saat ini.

Hal ini jugalah yang dilakoni Ali Imran bersama dua temannya di Kelurahan Pebatuan Kecamatan Tenayan raya Pekanbaru, untuk terus berkreasi ditengah wabah covid, ia membuka kerajinan tangan sendiri yang bahan-bahannya diambil dari akar-akar kayu di hutan.

Akar pohon sisa penebangan yang sebelumnya tidak bernilai disulap menjadi karya seni yang menarik dan memiliki harga jual hingga ratusan ribu rupiah.

Jenis akar kayu petai itu diolah mereka beragam mulai dari alas untuk meja kaca, pot bunga bertingkat dan gantungan bonsai serta kegunaan lainnya.

Mereka menamakan diri sebagai "Sahabat Akar", setiap hari mereka mencari akar kayu di hutan-hutan yang tidak jauh dari rumah mereka di Tenayan Raya tersebut, setelah bahannya didapat langsung dibawa ke rumah produksi sederhana mereka yang berada di Jalan Seroja Pebatuan tersebut.

"Jadi awalnya terinspirasi dari banyaknya tempat gantungan bunga dari besi yang sekarang ini laris manis. Kami sering jumpa akar kayu di hutan-hutan dekat rumah makanya kami mencoba berkreasi,"ujar Ali Imran saat berbincang dengan tribun.

Menurut Ali Imran saat ini mereka hanya modal sendiri dan menggunakan peralatan seadanya, hasil karya yang sudah dibuat mereka sudah mulai banyak yang melirik.

"Jadi selain mengisi waktu disaat covid ini, kami juga tentunya mengharapkan hasil dari usaha kerajinan kami ini,"ujar Ali Imran yang juga ketua RW di daerahnya tersebut.

Untuk peralatan yang digunakan mereka sendiri cukup simpel, mulai dari linggis untuk menggali akar kayu di hutan, kemudian mesin senso untuk memotong selanjutnya cat dan canpas.

"Kadang kami bekerja sampai malam, saya ingin tunjukkan juga ke masyarakat kalau kita harus bisa memanfaatkan apapun yang ada di sekitar kita untuk menjadi nilai ekonomis,"kata Ali Imran.

Saat ini sejumlah hasil karya mereka sudah ada yang melihat dan ingin membeli, ia berharap melalui usaha kerajinan mereka sahabat akar ini bisa mendapatkan support dari pemerintah.

"Mudah-mudahan kami bisa dibantulah dan disupport agar karya yang kami hasilkan ini nantinya tidak berhenti ditengah jalan,"ujar Ali Imran yang juga sudah menyiapkan gerai untuk pajangan hasil karyanya.

(www.tribunpekanbaru.com / Doddy Vladimir)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved