Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Romi Sayang Nenek, Pesan Menyentuh Pemuda 21 Tahun yang Nekat Akhiri Hidup dengan Tali Tambang

Dalam surat yang ditinggalkannya, terungkap rasa sayang pada sang nenek yang telah merawatnya dari kecil

Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Nurul Qomariah
unsplash @habitushealth
Ilustrasi Bunuh Diri menggunakan tali 

TRIBUNPEKANBARU.COM, RENGAT - Dirawat sejak kecil, rasa sayang seorang pemuda kepada neneknya sangat besar.

Namun beban kehidupan membuat seorang pemuda di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau tak mampu bertahan.

Pemuda yang baru berusia 21 tahun itu nekat mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri menggunakan tali tambang.

Pria muda berinisial RP (21) menghilangkan nyawanya sendiri di dalam sebuah pondok.

Baca juga: Sssttt,Trump Punya Rekening Bank di China, Koar-koar Larang Perusahaan AS Investasi di Negeri Panda

Baca juga: Tangan Terikat Selotip, Wanita yang Tewas dalam Mobil Terbakar Ternyata Masih Kerabat Jokowi

Baca juga: Mau Main TikTok, Wanita Ini Terkejut Lihat Sesuatu di Tirai: Warganet Ini Malah Menangkap Sesuatu

Dalam surat yang ditinggalkannya, terungkap rasa sayang pada sang nenek yang telah merawatnya dari kecil.

Kapolres Inhu, AKBP Efrizal menuturkan kepada awak media bahwa jenazah RP pertama kali ditemukan paman dan bibi korban pada Selasa (20/10/2020).

Tak jauh dari jenazah, korban meninggalkan pesan berupa tulisan tangan untuk neneknya.

Peristiwa bunuh diri tersebut terungkap ketika bibi korban memanggil nama korban, namun tidak kunjung mendapat jawaban.

"Korban tinggal sendirian di dalam pondok, saat dipanggil oleh bibinya, korban tidak menjawab," kata Kapolres.

Kemudian bibi korban memberitahu hal itu kepada suaminya yang merupakan paman korban.

Sang paman lalu mengintip ke dalam pondok dan melihat sesuatu yang menggantung.

"Pamannya mengira benda yang tergantung itu merupakan kain," katanya.

Akhirnya paman dan bibi korban membuka pintu pondok tersebut.

Saat itu paman dan bibi korban melihat RP sudah meregang nyawa dengan leher tergantung.

Kemudian keluarga korban menghubungi Polsek Lirik dan Puskesmas Lirik.

Sesampainya di lokasi kejadian, petugas Kepolisian langsung menurunkan mayat korban dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Indrasari Rengat di Kelurahan Pematang Reba untuk divisum.

Polisi yang melakukan olah TKP menemukan pesan yang ditulis di atas selembar buku tabungan.

Berikut isi pesan yang diduga ditulis oleh korban.

"Mungkin dengan ini jalan satu-satunya Romi bisa menghilangkan beban masalah Romi"

"Romi minta maaf jika telah membuat kalian susah Romi memang nakal dan susah diatur"

"Romi minta untuk terakhir kalinya tolong mayat Romi dikubur di kampung"

"Buat nenek terima kasih telah merawat Romi dari kecil Romi sayang nenek."

Kapolres mengungkapkan, hasil visum tidak menunjukan adanya tanda-tanda kekerasan.

Sehingga Polisi menduga korban meninggal akibat gantung diri.

Duda di Meranti Gantung Diri Usai Ajakan Rujuk Ditolak Mantan Istri

Peristiwa serupa juga terjadi di Dusun Pelita Jaya, Desa Nipah Sendanu, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Seorang duda ditemukan tewas gantung diri di pohon karet Selasa (20/10/2020).

Dari hasil penyelidikan pihak kepolisian di lapangan, kematian Suwandi alias Buntat (48), diduga kuat karena depresi.

Hal tersebut berdasarkan keterangan dari saksi Sadiah selaku mantan istri korban, bahwa antara korban dan saksi sudah 4 (empat) tahun bercerai.

Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito SIK menerangkan, pada Sabtu (17/10/2020) korban sempat mendatangi saksi Sadiah yang juga mantan istrinya untuk rujuk.

Namun mantan istrinya itu menolak permintaan rujuk dari korban hingga korban melakukan kekerasan terhadap saksi dengan cara menampar ke wajah korban sebanyak 1 kali.

Bahkan permasalahan tersebut diadukan oleh saksi dan diselesaikan di tingkat desa bersama Bhabinkamtibmas Sungai Tohor Brigadir Ahmad Robi Fadhilah.

Eko menjelaskan kronologis penemuan korban diketahui pada Senin (19/10/2020) sekira pukul 05.00 WIB saksi Liza Fazrila (anak kandung korban) ketika bangun tidur melihat pintu belakang rumahnya dalam kondisi tidak terkunci.

Lalu saksi melakukan pengecekan ke kamar korban dan menemukan 1 unit handphone beserta dompet milik korban terletak diatas tempat tidur.

Sedangkan korban sudah tidak berada di dalam kamarnya.

Atas kejadian tersebut, saksi bersama-sama dengan keluarga dan masyarakat berupaya untuk melakukan pencarian terhadap korban hingga pada malam hari.

Namun tidak kunjung menemukan keberadaan korban.

Selanjutnya, pada Selasa (20/10/2020) sekira pukul 07.00 WIB warga masyarakat kembali melanjutkan pencarian terhadap korban .

Sekira pukul 08.00 WIB tepatnya di dalam perkebunan karet yang terletak di belakang rumah korban dengan jarak sekitar 200 meter saksi Kadar bersama 4 masyarakat lainnya menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia.

Dengan kondisi leher tergantung di atas pohon karet.

Kapolres Eko mengungkapkan bahwa pihaknya turun ke lapangan setelah mendapat laporan dari warga setempat.

Kapolsek Tebingtinggi Iptu Aguslan SH bersama 5 personil Polsek bersama 1 personel Identifikasi Sat Reskrim Polres Kepulauan Meranti turun ke TKP di Desa Nipah Sendanu.

Setibanya di lokasi melakukan TPTKP dengan melakukan olah TKP, mencacat keterangan saksi-saksi.

Mengamankan barang bukti, menurunkan jenazah dan membawa jenazah ke Puskesmas Sungai Tohor.

"Kemudian Visum Et Repertum (VER) jenazah yang dilakukan oleh Dr Putri Octavianti dan Dr Rici Kurniawan dan membuat surat pernyataan tidak dilakukan autopsi terhadap jenazah atas permintaan dari pihak keluarga," ungkap Eko.

Dijelaskan Kapolres Eko, adapun barang bukti (BB) yang diamankan berupa, 1 utas tali nilon ukuran 5 mm panjang 1,58 meter (ujung dan pangkal tali dalam kondisi tersimpul).

1 helai jaket kain warna biru tanpa merek, 1 pasang sepatu boat merek Yumeida, 1 helai baju kaos kerah motif garis merek Juice warna abu.

1 helai celana kain panjang warna krem merek Polo, dan 1 helai celana dalam warna hitam.

Kemudian lanjut Kapolres Eko, berdasarkan keterangan dari tim dokter Puskesmas Sungai Tohor dari hasil VER pada jenazah tidak ditemukan tanda kekerasan pada korban.

Melainkan pada leher korban ada ditemukan bekas lilitan tali, bercak darah pada bagian telinga kanan, kotoran pada celana dalam dan cairan sperma pada kemaluan korban.

"Saat ini jenazah sudah dikembalikan kepada pihak keluarga dan terhadap permasalahan tersebut pihak keluarga menerima dengan ikhlas."

"Serta tidak akan menuntut dikemudian harinya dengan menandatangi surat pernyataan tidak dilakukan autopsi," tutupnya.

DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.

Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri, satu di antaranya adalah menghubungi kesehatan jiwa di rumah sakit terdekat

( Tribunpekanbaru.com / Bynton Simanungkalit / Teddy Tarigan )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved