Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ketua DPRD Inhil Masuk Parit dan Bersihkan Aliran, Ajak Masyarakat Lakukan Ini 2-3 Bulan Sekali

Menggunakan setelan pakaian sederhana dan sepatu boots, Ketua DPRD Inhil langsung turun dan ikut menceburkan diri ke parit.

Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Ariestia
Istimewa
Ketua DPRD Kabupaten Inhil DR. H. Ferryandi, ST, MT menebas semak belumar bersama personil Kodim 0314/Inhil, Polsek Tembilahan, Dinas DLHK saat gotong royong pembersihan aliran parit 14 di Jalan Tanjung Harapan, kelurahan sungai Beringin, Kecamatan Tembilahan. 

Dampaknya bisa menyebabkan bencana alam seperti banjir, longsor, dan bisa berpotensi bencana lain seperti gempa atau tsunami.

Diperkirakan akumulasi jumlah curah hujan di Indonesia akan naik sebesar 20 hingga 40 persen di atas normal perbulannya dalam fenomena La Nina bulan Oktober-November 2020 ini.

BMKG memprediksi terdapat 27,5 persen wilayah Indonesia yang akan terkena fenomena La Nina.

Wilayah yang diprediksi akan terkena fenomena La Nina, termasuk beberapa wilayah di Sumatera, di antaranya Riau.

Daerah lainnya di Suamtera ada Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, sebagian Bengkulu, sebagian Sumatera Utara, dan sebagian Aceh.

Berikut wawancara Tribun dengan Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sukisno:

Tribun : Seperti apa persisnya fenomena La Nina ini?

Sukisno :
Hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La Nina sedang berkembang.

Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5°C, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.

Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah -0.6°C pada bulan Agustus, dan -0.9°C pada bulan September 2020.

BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020, diperkirakan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021.

Catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normalnya.

Namun demikian dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia.

Pada Bulan Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera.

Selanjutnya pada Bulan Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara dan Papua.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved