SABAR DULU, Bioskop di Pekanbaru Masih Belum Diizinkan Beroperasi
Pengelola Bioskop di Kota Pekanbaru, hingga kini belum diizinkan untuk menjalankan usaha di tengah pandemi Covid-19.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Meski bioskop di sejumlah kota di Indonesia mulai beroperasi, bioskop di Pekanbaru masih belum buka kembali.
Pengelola Bioskop di Kota Pekanbaru, hingga kini belum diizinkan untuk menjalankan usaha di tengah pandemi Covid-19.
Apalagi hingga saat ini jumlah peningkatan kasus covid di Pekanbaru dan umumnya Riau masih tinggi dan menjadi perhatian pemerintah pusat.
Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Pekanbaru F Rudi Misdian menyebutkan, larangan bioskop untuk beroperasi sesuai dengan arahan dari Pemerintah Pusat.
"Jadi dari pusat memang belum membolehkan. Pusat minta tunggu dulu, jangan beroperasi dulu," ujar Rudi Misdian kepada tribunpekanbaru.com Minggu (24/10/2020).
Disampaikan Rudi, larangan bioskop beroperasi juga mengingat masih tingginya sebaran wabah Covid-19 di Kota Pekanbaru dan Riau tentunya.
"Karena (sebaran) covid sedang meningkat, itu salah satu pertimbangan bioskop belum diizinkan beroperasi,"jelasnya.
Baca juga: Nonton Streaming Film Story of Kale: When Someones in Love di Bioskop Online
Baca juga: Dikhawatirkan Timbul Klaster Virus Corona Baru, Wacana Bioskop Buka Kembali Sebaiknya Ditunda Saja
Meski belum diizinkan beroperasi, namun disampaikan Rudi sudah ada 7 pengelola bioskop yang mengajukan izin operasional dan seluruhnya sudah diproses.
"Memang sudah ada 7 izin operasional yang kita proses. Hanya saja untuk bisa beroperasi harus menunggu arahan pusat. Jadi meski izinnya telah diproses, tapi sampai sekarang belum ada yang beroperasi,"ujarnya.
Sebagaimana diketahui untuk bioskop sendiri sudah tidak buka sejak wabah pandemi covid melanda RI awal tahun lalu hingga saat ini.
Kasus Covid-19 di Riau Terus Meroket, Ahli Epidemiologi Riau Ungkap Ini Penyebabnya
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan, Minggu (25/10/2020) mengungkapkan, lonjakan kasus positif Covid-19 yang terjadi beberapa hari ini disebab oleh sejumlah faktor.
Seperti diketahui, Sabtu (24/10/2020) kemarin jumlah penambahan kasus positif di Riau memecahkan rekor baru sepanjang Covid-19 masuk di Riau, yakni sebanyak 380 kasus.
Wildan menilai, penambahan kasus Covid-19 di Riau hampir sama dengan penambahan kasus positif Covid-19 di Sumbar.
Angkanya selalu kejar-kejaran, kadang Sumbar yang lebih tinggi, kadang Riau yang lebih tinggi. Tapi angkanya tidak jauh berbeda.
"Dua provinsi ini memang angkanya berada diatas terus di sumatera, apakah karena setiap akhir pekan mobilitas orang dari dua provinsi ini tinggi, saya pikir ini ada hubunganya, karena angkanya selaku kejar-kejaran dan dua provinsi ini memang bertetanggaan," kata Wildan.
Wildan mengungkapkan, bisa saja mobilitas orang dari rumah yang masuk ke Riau, atau justru sebaliknya, orang Riau ke Sumbar merupakan penyebab tingginya angka penambahan kasus Covid-19 di Riau.
Sebab mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain yang sama-sama memiliki angka kasus Covid-19 tinggi punya potensi besar menjadi penyebab penyebaran Covid-19.
"Angkanya Sumbar dengan Riau itu tidak jauh berbeda, hampir-hampir sama, saya menduga ini ada hubunganya dengan mobilitas orang," ujarnya.
Selain itu, penyebab lain tingginya angka penambahan pasien positif Covid-19 di Riau adalah akibat lamanya hasil swab keluar.
Sehingga seseorang yang sudah diswab, tapi hasilnya belum keluar, namun tidak isolasi mandiri bisa pergi kemana-kemana. Setelah hasilnya keluar, ternyata orang tersebut positif.
"Ini akibat terbatasnya kapasitas labor kita hasilnya itu kan baru keluar beberapa hari, nah, menunggu hasil itu keluar orang ini kan masih keluar kemana-mana sebelum diisolasi," katanya.
Berdasarkan data dari dinas kesehatan provinsi Riau, setiap harinya labor biomolekuler RSUD Arifin Ahmad bisa memeriksa sebanyak 1.900 an sampel.
Sejauh ini Lab Biomolekuler RSUD Arifin Ahmad sudah memeriksa sebanyak 131 ribu lebih sampel.
Namun sampel yang diuji tersebut tidak langsung keluar, karena banyaknya sampel yang masuk, lab membutuhkan waktu tiga hingga empat hari baru bisa mengeluarkan hasilnya.
"Harapan kita 24 jam hasilnya bisa keluar, sehingga orang ini tidak sempat kemana-mana. Karena Analisa saya, ini juga menjadi penyebab tingginya penyebaran Covid-19 di Riau," katanya.
(tribunpekanbaru.com / Nasuha Nasution/Syaiful Misgiono)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/bioskop.jpg)