Jauh-jauh Datang ke Indonesia, Wanita Inggris Ini Mencari Ibunya yang 'Hilang' ke Yogyakarta
Emmanuella Tanzil (35) sedang berupaya keras untuk menemukan siapa orangtua kandungnya.
Dari Liverpool ke Sleman
Emmanuella berniat menanyakan lagi pada 2019 ketika maminya berencana berkunjung, tapi batal karena suatu alasan.
Kunjungan pada 2020 juga batal karena pandemi virus corona dan urusan lainnya.
Dorongan kuat untuk bertemu dengan ibu kandung membuat hatinya tergerak untuk mencaritahu sendiri sejak Juli 2020.
"Akhirnya Agustus saya cari di 5 panti asuhan Katolik Yogya dan 1 lagi (di) Sayap Ibu. Tapi hasil nihil semua," terang Emmanuella kepada Kompas.com.
"Ternyata nenek saya salah, setelah saya tanya paman, paman bilang bukan dari panti asuhan tapi dari yayasan."
"Akhirya saya dapat nomor telepon tante ini dari saudara saya yang lain. Saya tanyakan. Diberitahu saya dari RS Pura Ibunda dengan (pemiliknya bernama) dokter Lukas Budi Gunawan."
"Saya cari nomor dokter Lukas. Lalu saya telepon sayang dokter sudah lupa dan tidak ada data karena RS tutup permanen," urainya.
Tak disangka ternyata saat adopsi kedua orangtua angkatnya hanya dapat akta lahir, surat suntik, dan membayar uang hidupnya selama 7 bulan di yayasan adopsi anak di RS Pura Ibunda.
"Mami bilang, nama saya ketika tinggal di RS itu adalah: Teresa/Theresia. Tidak tahu yang beri nama ibu kandung atau pengurus yayasan RS Pura Ibunda," ungkapnya di Twitter.
Ibu 2 anak tersebut menerangkan, ia baru mulai pencarian pada Agustus 2020 ketika sudah menetap di Inggris dan belum pernah langsung mencari ke kota kelahiran.
"Saya mencari melalui email, telepon, Twitter, Instagram saja. Saya hubungi Dukcapil (Kependudukan dan Pencatatan Sipil). Data sudah sinkron mereka bilang karena memang data mereka sesuai dengan akta lahir. Dengan nama ortu angkat. Tidak terlacak ortu kandung," jelasnya.
"Saya hubungi Pengadilan Negeri Sleman. Hasil akhir disampaikan bahwa nama saya tidak ada di data perkara. Berarti tidak pernah ada sidang pengangkatan anak."
Emmanuella pun mencari di BPS (Badan Pusat Statistik) mengenai bayi-bayi perempuan yang lahir di Sleman tanggal 9 September 1985, tetapi tidak ada data seperti itu.
"Tetapi minggu lalu saya didukung dinas sosial. Yang akhirnya kemarin kunjungan ke ibu pengurus adopsi di RS itu dan beliau juga yang mengantarkan surat-surat pendukung ke dukcapil untuk membuat akta saya ketika diadopsi."