Covid-19 Meledak Hingga Jadi Kluster Lapas Pekanbaru, Terungkap Setelah Ribuan Napi Tes Swab

Kepala Kanwilkumham Riau, Ibnu Chuldun, mengungkapkan, awal mula munculnya kluster Penularan Covid-19 di lingkungan Lapas Pekanbaru.

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/Doddy Vladimir
Dokter dan petugas keamanan memakai baju hazmat usai melakukan pemeriksaan terhadap tahanan yang positif Covid-19 di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekanbaru, Selasa (3/11/2020). (www.tribunpekanbaru.com/Doddy Vladimir) 

"Untuk sementara kita menyarankan jangan ada kunjungan dulu lah, kalau pihak keluarga dari warga binaan yang mau mengantarkan makanan bisa dititip sama petugas saja," kata Wildan, Rabu (4/11/2020).

Peniadaan jam besok bagi keluarga warga binaan ini penting dilakukan sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di lingkungan Lapas.

Sebab jika hal ini dibiarkan berjalan, dirinya khawatir, penyebaran Covid-19 tidak hanya terjadi antar sesama penghuni Lapas saja. Namun bisa menularkan ke anggota keluarganya yang membesuk.

"Jadi untuk sementara jangan diizinkan keluarga nya masuk, jangan ketemu dulu.

Seperti di pesantren kan sudah seperti itu, orang tuanya hanya boleh melihat dari jauh, say hello dari bilik kaca saja," ujarnya.

Baca juga: Trump Gugat 3 Negara Bagian, Serukan Perhitungan Suara Dihentikan karena Tertinggal dari Joe Biden

Baca juga: Hasil Perolehan Suara Sementara Pilpres AS: Biden Hampir Menang

Baca juga: Di Negara Ini Banyak yang Berharap Trump Menang Pilpres AS Agar Bisa Menekan Presidennya Sendiri

Wildan menegaskan, munculnya kluster baru penularan Covid-19 di dalam lembaga pemasyarakatan atau Lapas di Kota Pekanbaru harus disikapi serius.

Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan mengungkapkan, upaya pencegahan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di dalam Lapas harus segara dilakukan.

Sebab jika tidak, dirinya khawatir, jumlah penghuni dan penjaga Lapas akan semakin banyak yang tertular virus Corona.

Wildan mengungkapkan, pihak pengelola Lapas dan Kanwilkumham Riau harus melakukan langkah-langkah pencegahan.

Di antaranya adalah dengan mengisolasi penghuni Lapas yang sudah terkonfirmasi positif Covid-19.

"Mereka harus diisolasi di tempat khusus, kalau tidak bahaya, karena mereka kan setiap hari berinteraksi dan berkontak. Jadi potensi penularanya juga lebih besar, apalagi jumlahnya cukup banyak, lebih 200 orang," katanya.

Namun persoalannya, kata Wildan, untuk mengisolasi pasien Covid-19 dari kalangan penghuni Lapas tidak hanya bicara soal kesehatan. Tapi juga bicara aspek keamanan.

"Jadi tempat isolasinya juga harus aman, jangan sampai nanti mereka ini diisolasi di tempat khusus justru malah kabur," ujarnya.

Wildan mencontohkan, tempat yang aman untuk isolasi mandiri pasien Covid-19 dari kalangan penghuni Lapas ini adalah hotel atau gedung yang memiliki dua lantai. Sehingga pengawasanya lebih mudah.

"Kalau dua lantai kan lantai atas itu bisa dijadikan tempat isolasi pasien, kemudian lantai bawahnya tempat petugas berjaga-jaga, jadi keamanannya harus terjamin," katanya.

(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved