Presiden Macron Akhirnya Sadar Jika Prancis Telah Berhutang ke Islam, Terungkap Dalam Surat
Semua itu terjadi karena majalah satir Charlie Hebdo yang telah mengoyak-ngoyak toleransi dengan dalih kebebesan berekspresi dan kebebasan berpendapat
TRIBUNPEKANBARU.COM - Dunia Islam hingga saat ini masih geram dengan sikap Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai melecehkan dan menghina Islam.
Gelombang boikot dari berbagai negara Islam pun menerpa produk Prancis.
Semua itu terjadi karena majalah satir Charlie Hebdo yang telah mengoyak-ngoyak toleransi dengan dalih kebebesan berekspresi dan kebebasan berpendapat.
Pernyataan Emmanuel Macron yang membela penerbit karikatur Nabi, Majalah Charlie Hebdo pun menimbulkan kekerasan yang mengatasnamakan Islam.
Islam kembali ditunggangi oleh kelompok radikal ISIS.
Mereka pun menyerang tempat ibadah di Wina, Austria.
Seperti diketahui, sejumlah tokoh dunia mengecam pernyataan Emmanuel Macron yang menuding Islam di balik aksi teror yang terjadi di negaranya..
Pernyataan Macron itu kemudian mendapat kecaman sejumlah kepala pemerintahan, seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Recep Tayyip Erdogan menyebut Macron sakit jiwa dan memintanya untuk memeriksakan kejiwaannya kepada dokter.
Erdogan juga menyerukan boikot terhadap produk-produk Prancis di seluruh dunia.
Surat ke Financial Times
Berikut kutipan surat Emmanuel Macron yang dimuat di media online www.elysee.fr/emmanuel-macron.
Surat dalam bahasa Prancis yang telah diterjemahkan menggunakan google translate.
Terhormat,
Jika, selama lebih dari 130 tahun, Financial Times telah menjadi surat kabar harian terkemuka di seluruh dunia, itu karena ia membedakan dirinya dengan menerbitkan artikel berdasarkan fakta yang kuat dan analisis yang terinformasi.