Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Hidup Sebatang Kara di Saung Tengah Rawa, Sosok Bocah Pemulung Ini Mengesankan, Penampilannya Beda

Ia melihat seorang bocah laki-laki sedang mengais tumpukan sampah. Sedangkan tangan kirinya memegang karung beras.

Editor: Ariestia
Istimewa
Saung tempat tinggal Caswara, bocah pemulung di tengah rawa dan semak belukar. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang bocah berusia 10 tahun dan bernama Caswara hidup sendiri di tengah rawa dan semak belukar.

Ia bertahan hidup seorang diri di tempat tinggal yang tidak layak.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-Inside-MediumRectangle'); });

Tepatnya di pinggiran kampung di Purwakarta, Jawa Barat.

Suasana di malam hari begitu gelap gulita.

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi merekam momen tersebut.

Ia melihat seorang bocah laki-laki sedang mengais tumpukan sampah.

Bocah tersebut memang alat pengais sampah di tangan kanannya.

Sedangkan tangan kirinya memegang karung beras.

Dedi Mulyadi
Dedi Mulyadi (Kompas.com/ Irwan Nugraha)

Melihat seorang bocah tengah mengais tumpukan sampah, Dedi Mulyadi yang kebetulan melewati daerah itu pun menghentikan laju kendaraannya.

Baca juga: Tes Kepribadian - Ungkap Karaktermu dari Hewan Pertama yang Kamu Lihat, Kamu Tenang atau Ambisius?

Baca juga: Tes Kepribadian: Perasaan Orang Tua Padamu Tersirat dari Gambar Ini, Pilih Satu di Antaranya

Ia menghampiri bocah pemulung itu.

"Kemudian saya tanya. Sedang nyari apa? Dia jawab sedang memungut sampah plastik.

Lalu saya tanya rumahnya dimana? Dia jawab gak punya rumah," kata Dedi Mulyadi menceritakan pertemuan malam itu dengan bocah pemulung tersebut.

tribunnews
Caswara dan Dedi Mulyadi (istimewa)

Setelah menyapa seperti itu, Dedi Mulyadi lalu mengajaknya berbicang lebih jauh. 

Diketahui bocah itu bernama Caswara berusia 10 tahun dan mengaku berasal dari Cipeundeuy, Kabupaten Subang.

"Setelah saya ajak bicara pelan-pelan, dia akhirnya mengaku mencari makan dan tinggal sendiri di satu saung di tengah rawa dan semak belukar," kata Dedi.

Penasaran dengan pengakuan bocah itu, Dedi Mulyadi lalu mengantarkan Caswara ke saung yang disebut menjadi tempat tinggalnya selama ini.

Baca juga: Fakta di Balik Video Viral Wanita Kejar Pelakor dalam Sebuah Mal di Pekanbaru, Ternyata. . .

Baca juga: Terkena Tembakan Bandar Narkoba, Bocah 5 Tahun Terancam Lumpuh karena Lukai Saraf

Baca juga: Tak Disangka, Ucapkan Kata-kata Ini, Seorang Pria Membuat Adiknya Terbangun Setelah Koma 62 Hari

Untuk menuju saung itu jalannya berliku-liku.

Dan benar saja saung itu terletak di tengah rawa dan semak belukar.

Suasananya terasa sepi dan hening.

Saung itu terlihat seadanya. Hanya berupa tonggak-tonggak kayu bekas dengan atap terpal plastik bekas. Lantainya tanah.

Caswara mengaku selama ini ia tinggal sendiri, siang malam di saung butut itu. 

Untuk menghindari gigitan nyamuk karena begitu banyak nyamuk beterbangan di dekat saung, ia membakar kardus bekas yang biasa dipakai menyimpan telur.

Untuk menghindari dingin angin malam terutama saat hujang mengguyur, ia menyelimuti tubuhnya menggunakan karung bekas.

tribunnews
Caswara (istimewa)

Dari pertemuan dengan bocah pemulung itu, menurut Dedi, yang paling berkesan baginya dalah tubuh dan pakaian yang dikenakan oleh Caswara terlihat bersih.

"Umumnya kan pemulung itu tubuh dan pakaiannya kotor tapi bocah ini justru tubuh dan pakaiannya bersih," kata Dedi.

Setelah ditelisik lebih jauh, ternyata Caswara sering mandi dan mencuci di hulu sungai di daerah itu, sehingga tubuh dan pakaiannya bisa tetap bersih.

Dedi Mulyadi lalu mengajak Caswara ke kediamannya.

Selanjutnya Dedi Mulyadi bakal mendatangkan guru untuk mengajari Caswara karena masih dalam usia didik.

Selain itu, bocah pemulung itu kini diangkat menjadi adik angkat Maula Akbar, anak pertama Dedi Mulyadi.

"Anak itu harus sekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak. Nanti akan saya urus sampai menjadi orang," kata Dedi Mulyadi.

tribunnews
Saung tempat tinggal Caswara, bocah pemulung (istimewa)

Kasus Lain:

Siswi SMP Tinggal di Bekas Kandang Ayam

Indriana Setya Rahayu (16) tinggal bersama dengan ibunya, Surati (48) dan adinya di sebuah bekas kandang ayam di Desa Sumber Sawit, Magetan.

Bekas kandang ayam yang berdinding anyaman bambu dan terpal itu dipinjamkan kepada keluarga Indriana tanpa biaya sewa karena mereka tak mampu menyewa rumah.

Setelah bercerai dengan suaminya, Surati hanya bekerja mencari sisa panen di sawah dan menganyam besek bambu.

Hasilnya bekerja digunakan untuk menyambung hidup serta membelikan ponsel dan paket data untuk anaknya agar bisa belajar secara daring.

Walaupun hidup di bawah garis kemiskinan, Indriana mengaku tetap ingin meneruskan sekolah.

“Kalau hanya lulus SMP enggak bisa kerja, makanya saya tetap harus sekolah,” ujar Indriana, Kamis (6/8/2020) malam.

Ia sengaja memilih jurusan tersebut agar bisa langsung bekerja setelah lulus sekolah. Setelah bekerja, Indriana ingin membelikan ibunya rumah.

“Saya pengin cepat kerja dan membelikan ibu rumah,” imbuh dia.

Indriana dan keluarganya sudah setahun tinggal di bekas kandang ayam. Ia mangaku sudah bisa beradaptasi dengan bau bekas kotoran ayam.

Selain itu ia juga sudah kebal dengan ejekan teman sekolah saat di SMP karena tinggal di bekas kandang ayam.

“Sering diejek tidak punya rumah, tinggalnya di bekas kandang ayam. Sekarang sudah kebal,” kata dia.

Hal tersebut diceritakan Indriana kepada Ketua DPRD Kabupaten Magetan Sujatno yang berkunjung ke rumah Indriana pada Kamis malam.

Diangkat jadi anak asuh

Mendengar cerita Indriana, Ketua DPRD Kabupaten Magetan Sujatno mengaku akan menanggung biaya pendidikan Indriana.

Ia juga akan mengangkat Indriana sebagai anak asuh.

Sujatno mengaku kagum dengan Indriana yang tetap bersekolah meski kondisi ekonomi tidak mampu.

“Saya melihat kegigihannya untuk tetap bersekolah itu luar biasa,” kata dia.

Terkait tempat tinggal Indiriana yang harus tinggal di bekas kandang ayam, Sujatno mengaku masih akan mencarikan solusi agar Indriana bisa sekolah dan belajar dengan layak.

Dia mengatakan, bekas kandang ayam tempat tinggal Indriana tidak layak karena hanya berdinding anyaman bambu dan terpal.

“Kami masih upayakan solusinya seperti apa karena tempat tinggalnya tidak layak,” ujar dia. (Tribunnewsmaker/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Bocah Ini Hidup Sendiri di Saung di Tengah Rawa dan Semak Belukar, tapi Tubuh dan Pakaiannya Bersih dan Kompas  "Siswi SMP Tinggal di Bekas Kandang Ayam: Saya Ingin Kerja dan Membelikan Ibu Rumah" dan di Tribnnewsmaker.com dengan judul Kisah Bocah 10 Tahun Hidup Sendiri di Tengah Rawa & Semak Belukar, Kini Jadi Adik Angkat Tokoh Ini

Sumber: TribunNewsmaker
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved