Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Anak Gadis Pelaku Pacaran dengan Anak Gadis Korban: LGBT, Tivi Tembak Kepala Kodir di Depan Kades

Shinta dan anak pelaku yang bernama Iin ini berpacaran namun karena sesama perempuan maka hubungan mereka masuk kategori LGBT

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
firearmsid.com
Anak Gadis Pelaku Pacaran dengan Anak Gadis Korban: LGBT, Tivi Tembak Kepala Kodir di Depan Kades 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Perselisihan berujung maut terjadi di Dusun II, Desa Sungai Ceper, Kecamatan Sungai Menang, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Seorang warga sipil meregang nyawa setelah mengalami luka tembak.

Aksi penembakan tersebut dilatarbelakangi permasalahan antar keluarga pelaku dan korban.

Persoalan ini semula sedang dimusyawahkan bersama perangkat desa guna menyelesaikan permasalahan.

Namun, karena peristiwa penembakan tersebut diluar kendali, nyawa korban Kodir (43) melayang.

Kini permasalahan tersebut ditangani kepolisian sektor Sungai Menang.

Kapolres OKI, AKBP Alamsyah Pelupessy melalui Kasubag Humas Polres OKI, AKP Iryansyah mengungkapkan peristiwa penembakan di depan masjid tersebut disaksikan kedua keluarga yang berseteru dan perangkat pemerintah Desa Sungai Ceper.

"Terjadi pada Senin (23/11) kemarin sekitar pukul 11.30 WIB.

Antara pelaku Tivi (40) dan korban ini tinggal di desa yang sama yaitu desa Sungai Ceper, kecamatan Sungai Menang kabupaten OKI," ungkapnya saat dikonfirmasi, Selasa (28/11/2020).

Dilanjutkannya, alasan mengapa insiden penembakan terjadi di sebuah tempat ibadah yakni karena perangkat desa setempat bermaksud menyelesaikan perselisihan antara keluarga pelaku dan korban, dan dipilihlah Masjid Nurul Iman sebagai tempat musyawarah.

"Kepala Desa Sungai Ceper yang bernama Kaharno bersama beberapa perangkat desa ingin menyelesaikan permasalahan antara keluarga Tivi dan Kodir," katanya.

"Usut punya usut, dua keluarga yang berselisih ini diawali karena anak korban yang bernama Shinta dan anak pelaku yang bernama Iin ini berpacaran namun karena sesama perempuan maka hubungan mereka masuk kategori LGBT," jelasnya.

Diungkapkannya, antara pelaku dan korban ini juga sempat ribut dikarenakan ulah anak-anak mereka.

"Terungkapnya status pacaran kedua anak tersebut yakni kala itu saudari Shinta cemburu kepada saudari Iin, hingga memukul saudara Iin menggunakan tas berulang-ulang kali dan mengakibatkan tangan Iin lebam-lebam dan membiru," katanya.

"Karena tidak terima, maka Iin melakukan visum.

Setelah dilakukan visum, Iin dan keluarganya melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Pemerintah Desa Sungai Ceper," tuturnya.

Kemudian saat proses musyawarah antara kedua keluarga tersebut akan dilaksanakan, pelaku Tivi tidak terima karena keluarga korban yang menghadiri musyawarah saat itu hanya 3 orang.

"Pelaku lantas keluar dari Masjid dan sempat pulang ke rumah sesaat.

Pelaku kembali lagi ke Masjid sambil memaki keluarga korban 'Kamok dak ngehargai keluarge kamek namenye sangkan datang cuma dikit' begitu teriaknya," katanya.

Kemudian pelaku langsung menembak korban.

Pelaku menembak ke arah korban sebanyak satu kali tembakan, yang mengenai kepala korban bagian samping kanan dan menembus rongga kepala.

"Pelaku menembak korban yang berada di depan Masjid.

Akibat tembakan yang langsung mengenai kepala, maka korban meninggal dunia di tempat kejadian," ucapnya.

Masih kata Iryansyah, begitu korban tersungkur pelaku langsung berlari dan sempat menembak lagi sebanyak 1 kali ke udara.

"Pelaku langsung diamankan oleh warga dan menghubungi pihak kepolisian guna melakukan penangkapan terhadap pelaku," ujarnya.

"Dan saat ini pelaku sudah dibawa ke Mapolsek Sungai Menang bersama barang bukti guna penyidikan lebih lanjut," tutupnya.

Ada Kelompok LGBT TNI-Polri

Tubuh TNI-Polri diduga menyimpan Kelompok LGBT.

Hal tersebut terungkap dari pernyataan Ketua Kamar Militer Mahkamah Agung (MA) Mayjen (Purn) Burhan Dahlan.

Terungkapnya kelompok LGBT di tubuh TNI-Polri itu diketahui Burhan saat dirinya diajak pimpinan Mabes TNI Angkatan Darat (AD) berdiskusi mengenai isu LGBT.

"Ternyata mereka (pimpinan TNI AD) sampaikan ke saya sudah ada kelompok-kelompok baru, kelompok persatuan LGBT TNI-Polri," kata Burhan dalam acara tersebut.

"Di kelompok itu, pimpinannya Sersan. Adapun anggotanya ada yang Letkol. Ini unik tapi kenyataan," ujar Burhan menambahkan.

Mayjen TNI (Purn) Burhan Dahlan merupakan Purnawirawan TNI-AD yang sejak 9 Oktober 2018 mengemban amanat sebagai Ketua Kamar Militer Mahkamah Agung.

Sebelumnya, Burhan menjabat sebagai Hakim Agung Republik Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatannya, Burhan mengatakan, fenomena LGBT di tubuh TNI-Polri yang terjadi sekarang ini karena adanya pengaruh dalam pergaulan.

Selain itu, banyak dari anggota yang berorientasi LGBT diakibatkan karena seringnya menonton video mengenai pasangan sesama jenis.

“Lebih diakibatkan banyaknya menonton-menonton dari WhatsApp, video dan sebagainya," ujar Burhan.

"Ini telah membentuk perilaku yang menyimpang, termasuk di dalamnya adalah keinginan melampiaskan libido terhadap sesama jenis."

Burhan mengatakan, banyak perkara yanh masuk ke Pengadilan Militer terkait persoalan hubungan sesama jenis. Itu dilakukan antar prajurit dengan prajurit.

“Ada yang melibatkan dokter yang pangkatnya Letnan Kolonel, ada yang lulusan Akademi Militer (Akmil) yang berarti Letnan dua atau satu," ujarnya.

"Kemudian masih banyak lagi. Yang terendah adalah prajurit dua, ini korban LGBT."

Artinya, kata Burhan, di lembaga-lembaga pendidikan, pelatih yang memiliki perilaku menyimpang dimanfaatkanlah kamar-kamar siswa untuk melampiaskan hasrat seksual kepada anak didiknya.

“Dihitung-hitung ada 20 berkas terkait LGBT ini. Ada yang dari Makassar, Bali, Medan, Jakarta dan lainnya. Hanya sayang yang dari Papua yang belum ada,” katanya.

Dari 20 berkas perkara tersebut, kata Burhan, hakim Pengadilan Militer pun pada akhirnya memutus bebas kepada mereka semua.

“Ini sumber kemarahan bapak pimpinan TNI Angkatan Darat,” ujarnya.

Apa Itu LGBT

LGBT atau GLBT adalah akronim dari "lesbian, gay, biseksual, dan transgender".

Istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an dan menggantikan frasa "komunitas gay" karena istilah ini lebih mewakili kelompok-kelompok yang telah disebutkan.

Akronim ini dibuat dengan tujuan untuk menekankan keanekaragaman "budaya yang berdasarkan identitas seksualitas dan gender".

Kadang-kadang istilah LGBT digunakan untuk semua orang yang tidak heteroseksual, bukan hanya homoseksual, biseksual, atau transgender.

Maka dari itu, sering kali huruf Q ditambahkan agar queer dan orang-orang yang masih mempertanyakan identitas seksual mereka juga terwakili (contoh. "LGBTQ" atau "GLBTQ", tercatat semenjak tahun 1996.

Istilah LGBT sangat banyak digunakan untuk penunjukkan diri.

Istilah ini juga digunakan oleh mayoritas komunitas dan media yang berbasis identitas seksualitas dan gender di Amerika Serikat dan beberapa negara berbahasa Inggris lainnya.

Tidak semua kelompok yang disebutkan setuju dengan akronim ini.

Beberapa orang dalam kelompok yang disebutkan merasa tidak berhubungan dengan kelompok lain dan tidak menyukai penyeragaman ini.

Beberapa orang menyatakan bahwa pergerakan transgender dan transeksual itu tidak sama dengan pergerakan kaum "LGB".

Terdapat pula keyakinan "separatisme lesbian & gay", yang meyakini bahwa kelompok lesbian dan gay harus dipisah satu sama lain.

Selain itu, ada juga yang tidak menggunakan istilah ini karena mereka merasa bahwa: akronim ini terlalu politically correct; akronim LGBT merupakan sebuah upaya untuk mengategorikan berbagai kelompok dalam satu wilayah abu-abu; dan penggunaan akronim ini menandakan bahwa isu dan prioritas kelompok yang diwakili diberikan perhatian yang setara.

Di sisi lain, kaum interseks ingin dimasukkan ke dalam kelompok LGBT untuk membentuk "LGBTI" (tercatat sejak tahun 1999[12]).

Akronim "LGBTI" digunakan dalam The Activist's Guide of the Yogyakarta Principles in Action.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cekcok Keluarga Dipicu Cinta Sesama Jenis Berujung Maut, Korban Ditembak Saat Musyawarah di Mesjid.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved