Bukan Karena Covid-19, 33 Orang Warga Riau Meninggal Karena DBD
Kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Provinsi Riau hingga Oktober 2020 mencapai 2.788 orang.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Provinsi Riau hingga Oktober 2020 mencapai 2.788 orang.
Dari jumlah tersebut ada 33 orang yang meninggal dunia akibat penyakit DBD ini.
Jika dibandingkan pada tahun 2019 yang lalu jumlah kasus DBD di Provinsi Riau mengalami penurunan. Di priode yang sama pada Oktober 2019 lalu, jumlah kasus DBD di Riau sebanyak 495 orang.
“Ini juga jika dibandingkan dengan kasus bulan sebelumnya di tahun yang sama, dan tahun sebelumnya dibulan yang sama ,maka diasumsikan telah terjadi penurunan kasus DBD pada bulan Oktober 2020,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, Selasa (24/11/2020).
Mimi menjelaskan, terjadinya peningkatan jumlah pasien DBD pada bulan Januari dikarenakan saat itu memasuki musim hujan.
Karena memang siklus perkembangbiakan nyamuk penyebab DBD yakni nyamuk aedes aegypti saat musim hujan.
Mimi mengatakan, angka penderita DBD di Provinsi Riau, paling banyak terdapat penderita di Kota Dumai, yakni sebanyak 8 orang pada bulan Oktober.
Disusul Kota Pekanbaru sebanyak 7 orang, Kabupaten Rokan Hulu 5 orang, Kabupaten Meranti, Bengkalis dan Indragiri Hulu masing-masing 1 kasus penderita DBD.
“Untuk kasus DBD bulan Oktober mengalami penurunan, jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pada bulan Oktober jumlah kasus DBD berada dibawah garis minimum, yang artinya kondisi dalam keadaan aman," kata Mimi.
Menurut Mimi, angka penambahan pasien DBD di Riau diprediksi diprediksi akan kembali naik pada bulan November ini, karena saat ini di provinsi Riau kembali masuk musim hujan.
"Untuk itu kami himbau masyarakat untuk dapat menjalankan pemberantasan sarang nyamuk agar terhindar dari DBD, dengan melakukan 3M (menguras, menutup dan mengubur)," katanya.
Baca juga:
Anak Gadis Pelaku Pacaran dengan Anak Gadis Korban: LGBT, Tivi Tembak Kepala Kodir di Depan Kades
Kasatpol PP DKI Bantah Pernyataan Pangdam Jaya: Tak Ada FPI Halangi Pencopotan Baliho Habib Rizieq
Ingat Wanita yang Dimutilasi Praka Martin bersama Pelakornya di Tapanuli? Dihukum 20 Tahun Penjara
283 Kasus DBD di Kuansing
Kecamatan Kuantan Tengah menjadi kecamatan yang tertinggi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga Oktober 2020.
Jumlah kasus DBD di kecamatan ini menyumbang hampir setengah jumlah kasus DBD seluruh Kuansing.
"Hingga Oktober, total kasus DBD di Kuansing sudah 283 kasus," Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Diskes) Kuansing, Jumardi, Selasa (24/11/2020).
Berdasarkan data yang disodorkannya, di Kecamatan Kuantan Tengah terbanyak kasus DBD.
Padahal kecamatan ini merupakan ibukota kabupaten Kuansing yakni Teluk Kuatan.
Di kecamatan ini, total ada 103 kasus DBD.
Data ini dari tiga Puskesmas yang ada di kecamatan Kuantan Tengah.
Yakni di Puskesmas Teluk Kuantan ada 51 kasus, di Puskemas Kari 46 kasus dan Puskesmas Kopah ada 6 kasus.
Di kecamatan ini pula, ada satu warga yang meninggal akibat DBD.
Hingga saat ini ada tiga warga Kuansing yang meninggal akibat DBD. Dua lainnya dari kecamatan Benai dan Sentajo Raya.
Kecamatan Singingi menempati peringkat kedua terbanyak. Total ada 40 kasus DBD di kecamatan ini.
Ada tiga Puskesmas di kecamatan Singingi ini. Yakni Puskemas Muara Lembu ada 34 kasus, Puskesmas Ketanji ada 1 kasus dan Puskesmas Sungai Sirih ada 5 kasus.
Peringkat ketiga ada Kecamatan Sentajo Raya. Total ada 37 kasus di kecamatan ini yang tersebar di dua Puskesmas.
Yakni Puskesmas Sentajo 10 kasus dan Puskesmas Sentajo Raya 27 kasus.
Jumlah kasus DBD di Oktober 2020 ini sendiri sudah melebihi total kasus tahun lalu.
Pada 2019 lalu, ada 246 kasus DBD yang terjadi di Kuansing.
Sedangkan pada 2018 lalu, jumlah kasus DBD sebanyak 75 kasus.
Jumardi mengatakan pihaknya sendiri terus melakukan sosialisasi pencegahan dan penanganan DBD. Terutama lewat Puskesmas.
Pihaknya pun berharap masyarakat mau menerapkan hidup bersih.
Begitu juga lingkungan yang bersih.
"Pun juga saat ada warga yang sakit. Segera dibawa. Jangan sampai terlambat penanganan," pintanya.
( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono )