Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Waduh, Rusia Sudah Perkenalkan Vaksin, tapi Presiden-nya Sendiri Tak Bisa Disuntik karena Hal Ini

Raksasa farmasi Pfizer dan BioNTech mengumumkan bahwa vaksin virus mereka 95 persen efektif

ALEXEY NIKOLSKY / SPUTNIK / AFP
Presiden Russia, Vladimir Putin 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pihak Kremlin mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak bisa mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 yang terbaru karena masih belum disertifikasi meski diklaim aman digunakan, lapor Daily Mail, Selasa (24/11/2020).

Presiden Rusia itu pekan lalu mengumumkan bahwa negaranya telah mengembangkan vaksin corona kedua, EpiVacCorona. Negara itu sebelumnya mendaftarkan vaksin virus corona pertama mereka, Sputnik V pada Agustus lalu.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Selasa mengatakan,

"Kami belum memulai vaksinasi secara luas dan kepala negara tidak dapat mengambil bagian dalam vaksinasi sebagai sukarelawan. Itu tidak mungkin."

"Presiden tidak bisa menggunakan vaksin yang tidak bersertifikat," imbuhnya.

Baca juga: Cek Ramalan Cinta Zodiak Hari Ini Rabu 25 November 2020, Aries Jangan Jadi Bucin, Taurus Ceroboh

Baca juga: Aneh, Ada Karangan Bunga Dari AMAN Untuk Kodam Jaya, Rukka: Nama AMAN Dicatut

Baca juga: Hari Guru 25 November, Kumpulan Ucapan Selamat Hari Guru Nasional 2020 Dibagikan di Media Sosial

Pada bulan Oktober, Putin mengumumkan bahwa Rusia telah mendaftarkan vaksin virus corona kedua, EpiVacCorona, di tengah kompetisi global dalam produksi vaksin demi membasmi pandemi Covid-19, yang kini telah merenggut hampir 1,4 juta nyawa.

Putin pekan lalu mengatakan bahwa Rusia memiliki perjanjian manufaktur dengan China dan India dan mendesak Brasil juga Afrika Selatan untuk juga memproduksi massal vaksin buatan Rusia.

Raksasa farmasi Pfizer dan BioNTech mengumumkan bahwa vaksin virus mereka 95 persen efektif, sementara perusahaan AS Moderna pekan lalu mengatakan bahwa hasil awal menunjukkan kandidatnya 94,5 persen efektif.

Vaksin virus corona Sputnik V pertama Rusia 95 persen efektif menurut analisis sementara kedua dari data uji klinis, berdasarkan pengembangnya pada Selasa.

Baca juga: Jejak Karir Edhy Prabowo, Menteri KKP Dulu Pernah Dibiayai Kuliah oleh Prabowo Subianto

Baca juga: Rusia Terganggu dengan Kapal Perang Amerika Serikat, AL AS: Rusia terlalu Berlebihan

Baca juga: Menteri KKP Ditangkap KPK, Berapa Kekayaan Edhy Prabowo?

Vaksin dua dosis itu akan tersedia di pasar internasional dengan harga kurang dari 10 dollar AS (sekitar Rp141.531) per dosis, namun akan gratis bagi warga Rusia.

Vaksin itu dapat disimpan pada suhu antara dua dan delapan derajat Celcius (antara 35,6 dan 46,4 derajat Fahrenheit), meski beberapa vaksin lain harus berada di dalam suhu di bawah titik beku.

Pusat Penelitian Gamaleya Rusia yang dikelola Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) mengatakan bahwa penghitungan efektivitas vaksin didasarkan pada data awal yang diperoleh dalam 42 hari setelah dosis pertama.

Pernyataan lembaga itu juga mengatakan bahwa vaksin telah menunjukkan keefektifan 91,4 persen dalam 28 hari setelah dosis pertama, angka yang didasarkan pada 39 kasus.

Selama 42 hari kemudian, setelah dosis kedua, data menunjukkan kemanjuran vaksin di atas 95 persen.

Baca juga: Ketua FPI Pekanbaru dan Seorang Anggotanya Jadi Tersangka, Dikenakan Pasal Ini

Baca juga: Kim Jong Un Gertak Halus, Rilis Album Foto Pamerkan Senjata dan Militer Korea Utara

Namun begitu, tidak disebutkan jumlah kasus infeksi virus corona yang digunakan untuk membuat penghitungan akhir.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved