Bedah Buku Berjudul - Bonita: Hikayat Sang Raja - Karya Almarhun Haidir Tanjung Diwarnai Isak Tangis
tayangan video yang menampilkan potongan-potongan ucapan dari tokoh, teman dan keluarga alm Haidir ini membuat peserta tak kuasa menahan tangis
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nolpitos Hendri
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Acara bedah buku Bonita : Hikayat Sang Raja yang ditulis oleh wartawan senior Detik.com Haidir Anwar Tanjung berlangsung penuh haru,Jumat (27/11/2020).
Undangan yang hadir secara langsung di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jakarta pusat dan yang mengikuti secara virtual melalui aplikasi zoom tak kuasa menahan tangis.
Susana haru ini pecah saat video tentang penulis diputar.
Dari tayangan video yang menampilkan potongan-potongan ucapan dari tokoh, teman dan keluarga alm Haidir ini membuat peserta tak kuasa menahan tangis.
Terlebih saat mendengar ucapan dari pihak keluarga almarhum yang mengatakan bahwa almarhum punya mimpin untuk menaikkan haji kedua orang tuanya.
"Suami saya dipanggil seminggu sebelum buku ini dilounchinhg, saya mwakili keluarga mengucapkan terimakasih kepada sahabat dan banyak pihak yang sudah ikut serta dalam menyelesaikan buku ini.
Khususnya kepada ibu menteri LHK dan jajaranya yang sudah memberikan bantuan demi kelancaran terbitnya buku ini," kata Elis Masyitoh yang ikut menyaksikan bedah buku di Gedung Manggala Wanabakti Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Jakarta bersama dua anaknya dan kedua orang tua dari Alm Khaidir.
Bedah buku Bonita : Hikayat Sang Raja menyita banyak perhatian publik
Bahkan secara khusus Menteri LKH Siti Nurbaya juga hadir dalam acara ini.
Meskipun Siti hadir saat acara sedang berlangsung.
Sebab sebelumnya ia mendampingi Presiden RI yang melakukan kunjungan kerja ke Bogor.
Selain Menteri LHK, pada kesempatan yang sama juga hadir Wakil Menteri LHK Alue Dohong, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Iman Effendi dan Danrem 031 Wirabima Brigjen TNI M Syech Ismed serta pejabat eselon I dan II di lingkungan kementrian LHK.
"Buku ini sangat luar biasa, karena buku ini ditulis olah seorang jurnalis yang memiliki dedidikasi tinggi dalam bekerja," kata Wamen LHK Alue Dohong saat membacakan sambutan Menteri LHK Siti Nurbaya.
"Jujur saat minggu lalu saat mendapatkan kabar almarhum meninggal dunia saya sangat kaget.
Karena baru saja kami bertemu dan duduk bersama membahas rencana bedah buku ini.
Yang seharusnya hari ini kita bisa mendengarkan cerita-cerita dari almarhum tentang buku yang sudah ditulisnya, tapi Tuhan lebih sayang dan memanggil beliau," kata Siti Nurbaya dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wamen LHK, Alue Dohong.
Sementara Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, menyambut baik diselenggarakannya peluncuran dan bedah buku Bonita Hikayat Sang Raja Karya wartawan senior Haidir Anwar Tanjung ini.
Sebab kata Gubri Syamsuar buku ini merupakan bagian dari upaya menyadarkan masyarakat dan penyebarluasan pengetahuan tentang isu konservasi keanekaragaman hayati.
Gubri berharap, buku ini mampu memberi gambaran nyata, tentang karakter dan permasalahan faktual berkaitan dengan keberadaan salah satu spesies kunci satwa liar yang terdapat di Provinsi Riau, yaitu Harimau Sumetara.
Ia menyebutkan, buah Karya ini sekaligus merupakan wujud kepedulian dan sumbangsih untuk penguatan dukungan seluruh elemen masyarakat terhadap penyelamatan spesies harimau di seluruh wilayah Indonesia.
Gubri mengatakan, sebagaimana diketahui bersama, konflik satwa liar dengan masyarakat masih terus terjadi, termasuk di wilayah Provinsi Riau.
Khusus konflik Harimau Sumatera dan Gajah Sumatera menempati jumlah kasus tertinggi.
Ia menambahkan, sesuai data Balai Besar KSDA Riau sampai Oktober 2020, tercatat konflik Harimau Sumatera sebanyak 20 kasus dan Gajah Sumatera 37 kasus.
Gubri berharap, dengan launchingnya buku Bonita Hikayat Sang Raja ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan masyarakat terkait upaya konservasi satwa liar khususnya harimau yang ada di Riau.
"Pemprov Riau bersama seluruh pihak sangat berkomitmen dalam penyelamatan dan perlindungan satwa liar serta menangani konflik antara satwa liar dan manusia," katanya.
Menariknya, selain bedah buku Bonita, disaat yang sama, Kementrian LHK juga memberikan penghargaan lifetime Achievment Award kepada Alm Khaidir sebagai penulis buku.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan berbagai penghargaan tingkat Nasional kepada individu maupun kelompok masyarakat, yang dinilai telah memberikan kontribusi besar dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.
Pada tahun 2020 ini, untuk pertama kalinya KLHK akan memberikan penghargaan Lifetime Achievement Award, yakni sebuah penghargaan luar biasa yang diberikan kepada seseorang yang memiliki komitmen tinggi dan telah mendedikasikan sepanjang hidupnya terhadap upaya pelestarian, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.
"Penghargaan ini diberikan kepada Saudara Almarhum Haidir Anwar Tanjung, sebagai sosok jurnalis yang dikenal memiliki kepedulian tinggi terhadap isu-isu konservasi khususnya penyelamatan harimau Sumatera di Indonesia dan peningkatan kesadaran lingkungan bagi masyarakat," kata Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) KLHK RI, Bambang Supriyanto saat membacakan penyerahan anugerah tersebut.
Penghargaan Lifetime Achievement Award ini diserahkan langsung oleh Wakil Menteri LHK, Alue Dohong kepada istri Almarhum Haidir Tanjung, Elis Masyitoh di Gedung Manggala Wanabakti KLHK Jakarta Pusat.
Bambang menjelaskan, sejak memulai karirnya sebagai jurnalis pada tahun 1990-an, Haidir Anwar memiliki perhatian terhadap masalah lingkungan hidup dan kehutanan.
"Beliau kerapkali gencar memberitakan permasalahan lingkungan dan kehutanan, antara lain perkara illegal logging, kebakaran hutan dan satwa langka khususnya yang terjadi di Provinsi Riau," katanya.
Hal ini terbukti dari banyaknya pemberitaan yang faktual, berlandaskan data dan informasi yang komprehensif dan mudah dipahami oleh khalayak umum.
Kecintaan Haidir Anwar terhadap isu konservasi satwa langka telah ditunjukkan sejak kecil, di mana beliau lahir dan besar di sebuah wilayah terpencil di Desa Bandar Selamat, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara, 47 tahun yang lalu.
Saat itu, orang tuanya yang bekerja sebagai guru Agama Islam senantiasa mengajarkan kepedulian terhadap alam dan sesama makhluk hidup.
Filosofi yang ditanamkan oleh orang tuanya inilah yang menjadi bekal perjalanannya sebagai seorang jurnalis hingga menghasilkan sebuah karya yang holistik dan komprehensif tentang upaya konservasi harimau dan penanganan konflik manusia versus harimau di Sumatera dalam buku Bonita : Hikayat Sang Raja.
Dalam semasa hidupnya, Haidir Anwar dikenal sebagai sosok jurnalis yang gigih, pemberani, pembelajar, disiplin, teliti, pekerja keras dan memiliki pergaulan luas di semua kalangan, baik sesama jurnalis, pemerintah dan organisasi kemasyarakatan.
Baginya, pemberitaan haruslah yang berimbang, sehingga setiap pemberitaan dan sumbangsih karya beliau senantiasa bekerjasama dan bersinergi baik dengan para pihak,
Kiprah seorang Haidir Anwar telah menunjukkan peran penting media dalam menjembatani kebijakan, program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, khususnya dalam menyampaikan pesan positif yang menggugah kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya pelestarian lingkungan hidup dan kehutanan.
"Oleh karena itu sudah selayaknya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan penghargaan atas dedikasi sepanjang hidup dalam keunggulan jurnalistik di bidang konservasi satwa langka dan pelestarian lingkungan," katanya. (Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono)