Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ongkos Menyeberang Berlipat,Pedagang Sepi Pembeli, Pasang Keling Hantui Warga Pesisir Meranti Riau

Pasang keling yang kerap membuat sejumlah daerah banjir maupun tergenang air menjadi momok bagi masyarakat

Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Nurul Qomariah
istimewa
Ruas Jalan Pasar Sandang Pangan, Selatpanjang yang terkena dampak dari banjir rob tahunan. 

Sebagai informasi jalan satu-satunya menuju Pulau Merbau itu dibangun melalui sumber dana DAK sebesar Rp 9.448.778.000,00 pada tahun 2016 silam.

Pembangunan dilaksanakan oleh PT Lintas Khatulistiwa Indonesia.

Pekerjaan tersebut tidak terealisasi maksimal dan selesai sampai batas waktu yang ditentukan.

Sehingga diberi waktu lagi untuk menyelesaikannya dan pekerjaan tersebut tidak juga dapat diselesaikan

Saat ini status jalan tersebut merupakan ruas jalan Provinsi Riau.

Masyarakat menaruh harapan kepada pemerintah provinsi Riau agar persoalan yang masih berlarut tersebut diselesaikan.

Pedagang Ikut Terdampak

Air pasang rob atau pasang keling sebutan warga lokal Selatpanjang kembali melanda.

Aktivitas sejumlah pedagang dan pengunjung Pasar Sandang Pangan, Selatpanjang, Kepulauan Meranti sejak beberapa hari belakangan.

Pasang keling atau lebih dikenal dengan banjir rob itu menjadi momen langganan terhadap pedagang dan pengunjung pada awal tahun hingga penghujung tahun seperti saat ini.

Selain pandemi Covid-19 dengan yang menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat, kondisi pasang yang menyebabkan banjir ini semakin memperburuk kondisi ekonomi para pedagang.

Dari pantauan di lokasi ketinggian genangan air laut yang naik ke darat tersebut bervariasi pada sejumlah titik.

Mulai dari 15 cm, hingga lebih dari 30 cm meter. Bahkan titik terparah berada di Pasar Sandang Pangan Arah Sei. Juling hampir 60 hingga 70 cm.

Meskipun demikian, aktivitas pedagang, mulai dari pedagang pakaian, dan lain lain tetap berjalan seperti biasa.

Namun kondisi pasar terlihat lengang dari pembeli.

"Banjir pasang tinggi seperti ini langganan tiap tahun terjadi. Kalau sudah begini ya lengang tidak ada pembeli," kata salah seorang pedagang pakaian, Lukman.

Menurutnya, bertepatan pada hari biasa pendapatannya bisa mencapai Rp 200 ribu sampai Rp 500 ribu per hari.

Namun ketika seperti ini pendapatan mereka anjlok, terlebih situasi Covid-19.

Pasang dan surutnya banjir Rob itu bisa sampai 4 jam, batas akhir surutnya pasang laut diperkirakan bertepatan pukul 14.00 WIB sore.

"Air laut naik sekira pukul sembilan, dan surut sekira pukul satu siang. Kalau sore mana ada orang yang mau beli. Biasanya orang belanja pagi." Ungkapnya.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Kabupaten Kepulauan Meranti Syaiful tak menampiknya.

"Iya seperti jatah tahunan bagi mereka pedagang di sana," ujarnya.

Namun ia mengaku jika wewenang penanggulangan banjir rob tidak berada di tangan pemerintah daerah Meranti, melainkan Pemprov Riau.

"Namun kita tetap menjalin komunikasi dan mengusulkan. Seperti tahun sebelumnya mereka ada dilakukan normalisasi beberapa anak sungai di Selatpanjang."

" Seperti anak sungai Jalan Yos Sudarso dan Sungai Juling," ungkapnya.

Dalam penanggulangan banjir rob, menurutnya tidak cukup dengan hanya normalisasi.

Karena, kata Syaiful, permukaan air laut lebih tinggi dari permukaan daratan yang terkena dampak.

"Karena normalisasi hanya mampu menambah debit tampungan air aja. Cuma masalahnya sekarang, pintu masuk air laut ke darat itu banyak titiknya."

" Sementara tinggi permukaan air laut pasang jauh dari permukaan daratan wilayah yang disebutkan. Belum lagi ditambah dengan kondisi air hujan. Makanya jenuh," ungkapnya.

Penganan yang efektif dibeberkannya hanya bisa menggunakan sistem mekanikal.

Mengunakan pompa yang didukung dengan pembangunan tanggul sepanjang pantai yang berpotensi.

"Ya satu satunya jalan harus sistem mekanisasi. Udah tidak bisa secara alami ketika tibanya rob itu. Jadi nikmati saja dulu."

" Seperti di Jakarta Utara itu. Sampai ada solusi dan anggaran yang besar. Karena tidak sedikit biayanya itu," pungkasnya.

Bupati Kepulauan Meranti Imbau Warga Waspadai La Nina

Kondisi banjir di Desa Dedap, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kepulauan Meranti, Jumat (27/11/2020)
Kondisi banjir di Desa Dedap, Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kepulauan Meranti, Jumat (27/11/2020) (istimewa)

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, H Idris Sudin mengatakan pihaknya curah hujan dan cuaca ekstrim menjadi hal yang harus diwaspadai di komen akhir tahun ini.

Hal ini menyusul terjadinya banjir besar yang menggenangi ratusan rumah di Kecamatan Tasik Putri Puyu, Kepulauan Meranti, Riau.

“Intensitas curah hujan dan cuaca ekstrim saat ini patut kita waspadai bersama."

"Untuk itu, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah penanganan termasuk berkolaborasi dengan perusahaan seperti RAPP dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat,” jelasnya.

Selain bantuan logistik, RAPP juga memberikan bantuan obat-obatan termasuk tim medis jika dibutuhkan kepada posko bencana banjir di bawah koordinasi BPBD Kabupaten Kepulauan Meranti.

Stakeholder Relations (SHR) Manager RAPP wilayah Kepulauan Meranti, Susilo Sudarman mengatakan bantuan ini merupakan wujud nyata komitmen perusahaan terhadap masyarakat sekitar.

“Kita telah berkoordinasi dengan pemerintah setempat terkait upaya penanganan di lapangan seperti penyaluran bantuan bahan makanan dan tenaga medis untuk memeriksa kondisi kesehatan masyarakat,” ujar Susilo.

Sebagaimana diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui siaran pers tanggal 3 Oktober 2020, memprediksi fenomena alam La Nina yang terjadi pada Oktober 2020 hingga Februari 2021.

Untuk itu pihak BMKG meminta seluruh elemen baik masyarakat dan pemerintah agar mengantisipasi terjadinya bencana hidro-meteorologis seperti banjir dan tanah longsor yang berpotensi terjadi.

Terkait hal ini Bupati Kepulauan Meranti, Drs H Irwan Nasir mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada di tengah fenomena alam La Nina.

Mengakibatkan tingginya intensitas curah hujan dalam beberapa pekan terakhir.

“Musibah bencana alam tidak bisa dihindari oleh siapapun, tapi setidaknya setiap dampak yang ditimbulkan bisa diminimalisir dengan bersama-sama jaga kebersihan saluran air dan melestarikan hutan,” ujar Bupati Irwan Jumat (27/11/2020).

Bupati meminta agar instansi terkait dapat mendirikan posko penanggulangan bencana di lokasi terjadinya bencana banjir.

Serta memberikan pelayanan kesehatan dan bantuan sembako kepada masyarakat korban banjir.

Bupati juga mengapresiasi atas tindakan dan respon cepat perusahaan dalam mengantisipasi dampak banjir termasuk mendistribusikan bantuan tersebut kepada masyarakat.

Seperti diketahui ratusan rumah warga di Desa Sedap, Kecamatan Tasik Putri Puyuh terendam banjir sejak beberapa hari yang lalu.

( Tribunpekanbaru.com / Teddy Tarigan )

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved