Video Berita
Video: Raja Terkaya di Dunia Didemo Kelompok pro-Demokrasi
Kelompok pro-Demokrasi Thailand menuntut agar Raja Maha Vajiralongkorn melepas kekuasaan atas kekayaan monarki sebesar Rp 565 Triliun.
Penulis: Ariestia | Editor: aidil wardi
TRIBUNPEKANBARU.COM , BANGKOK - Kelompok pro-demokrasi di Thailand semakin berani menentang kerajaan.
Pada Sabtu (28/11/2020) kelompok pro-Demokrasi Thailand menuntut agar Raja Maha Vajiralongkorn melepas kekuasaan atas kekayaan monarki sebesar Rp 565 Triliun.
“Raja telah bersikap semena-mena. Menggunakan kekayaan negara untuk kepentingan dia. Bukan untuk rakyat. Seharunya, kekayaan kerajaan dikembalikan kepada negara untuk kesejahteraan rakyat," sebut aktivis prodemokrasi Parit “Pinguin” Chiwarak.
Parit “Pinguin” Chiwarak sendiri bersama ratusan demonstran ingin menyambangi kantor Biro Properti Kerajaan (CPB) yang mengelola aset monarki Thailand pada Sabtu (28/11).
Lembaga ini belakangan menjadi sasaran protes karena dianggap menjadi dompet pribadi raja.
Namun aksi itu batal dilakukan karena mendapat penghadangan dari aparat militer Thailand.
Raja Kaya Raya
Raja Thailand , Raja Maha Vajiralongkorn sendiri dikenal sebagai raja terkaya di dunia.
Menurut Business Insider, kekayaan pribadi Raja Maha Vajiralongkorn diperkirakan setidaknya sebesar 30 miliar dolar AS atau sekitar Rp 428 triliun.
Meski demikian, dia dikenal sebagai sosok yang jarang terlihat mengurus kekayaannya dan lebih suka bersenang-senang dengan selirnya.
Lantas darimana sebenarnya sumber umang milik raja terkaya di dunia tersebut.
Menurut Straitstimes mengutip Reuters yang menyelidiki sumber kekayaan raja Thailand , membocorkan sumber aset yang dikonfirmasi Biro Properti Mahkota.
Biro Properti Mahkota awalnya tidak menanggapi permintaan komentar Reuters, tetapi kemudian menanggapai pernyataan tertulis tentang nilai aset kerajaan.
Sebagian besar kekayaan Raja Maha Vajiralongkorn disimpan di Biro Properti Mahkota yang memegang hak atas 6.560 ha tanah di Thailand.
Dengan 40.0000 kontrak sewa di seluruh negara, termasuk 17.000 di ibu kota.