Buaya Berkalung Ban yang Buat Heboh Ditemukan Sedang Berduaan Dengan Emak-emak Berdaster di Sungai

TRIBUNPEKANBARU.COM - Beberapa waktu lalu, Indonesia dihebohkan dengan penampakan buaya berkalung ban muncuk di Palu.

Saking hebohnya, buaya berkalubng ban ini menarik perhatian Matthew Nicolas Wright alias Matt Wright, pencinta reptil asal Australia.

Ia pun datang ke Kota Palu, Sulawesi Tengah untuk menangkap buaya aneh tersebut pada Februari 2020.

Tak sendiri, ia juga membawa serta pembawa acara di saluran televisi National Geographic.

Sudah dua kali ia datang ke Kota Palu untuk menangkap buaya tersebut, namun gagal lantaran tidak ketemu.

Matt Wright dalam kedatangannya yang kedua itu tak membawa serta rekannya Chris Wilson.

Sepuluh bulan berlalu, buaya berkalung ban kembali muncul di sungai. 

Ia muncul di tepian sungai yang menjadi tempat favoritnya untuk berjemur.

Penampakannya pun lantas membuat heboh masyarakat. 

Sebab, buaya berkalung ban itu terlihat bersama emak-emak berdaster di pinggir kali.

Foto dan video keduanya pun viral di medsos.

Dalam video itu terlihat seorang ibu-ibu yang mengenakan baju terusan merah dan jilbab abu-abu.

Di depannya terdapat seekor buaya berukuran cukup besar yang sedang menampakkan diri di pinggir sungai.

Buaya berkalung ban yang sempat viral itupun terlihat membuka mulutnya.

Sedangkan wanita itu tampak tenang berdiri di dekat buaya itu.

Jarak keduanya pun lumayan dekat.

"Ya maju bu, tarik bannya" ucap seorang pria dari jauh.

Kemudian seorang pria berkaos merah terlihat berjalan mendekati buaya itu.

Lalu buaya itu berenang masuk kembali ke dalam sungai.

"Woyy goodbye" teriak warga sekitar.

Momen inipun menjadi tontonan warga sekitar.

"Cukup lama tidak terlihat, buaya berkalung ban sempat menampakan diri di bantaran sungai Palu, Selasa (01/12/2020) siang tadi. Menariknya saat kemunculannya buaya ini ada salah seorang warga yang terlihat sangat dekat jaraknya dengan buaya ini. Setelah beberapa saat menampakan diri, “buaya seleb” ini akhirnya pergi lagi.
.
Video : Zakia Amir
#infopalu #palu #buayapalu" tulis pengunggah.

Video inipun mendapat banyak komentar dari netizen.

@cyciirahayu "Bisa2nya ini tante cm santai berdiri di dekat buaya dy kira tokek stau"

@deryardiawan "Oo ternyata pawangx of emak2 dank"

@royyusufkarma "Panji minder liat ini"

@jr_086 "Mau di lepas itu ban yg di lehernya kasian makanya dia mnampakkan diri.."

@lhina0101 "tante dipalu itu mmg berani" le,,buaya berkalung ban saja tunduk,"

Buaya berkalung ban yang ada di Sungai Palu, Sulawesi Tengah sendiri sempat membuat heboh dunia.

Bahkan buaya itu dijuluki sebagai buaya seleb karena sangat terkenal.

Pasalnya banyak pihak yang berusaha melepaskan ban yang menempel pada leher buaya tersebut untuk menyelamatkannya.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah juga telah memberikan izin operasi penyelamatan pada buaya itu.

Hingga presenter asal Australia Matt Wright melakukan kolaborasi dengan pemerhati reptil Chris Wilson untuk menyelamatkan satwa itu pada Februari 2020 lalu.

Selama dua minggu mereka melakukan operasi penangkapan buaya itu.

Namun usaha mereka gagal.

Hingga akhirnya BKSDA mengehntikan izin operasi penyelamatan dan akan melakukannya lagi jika Wright dan Wilson kembali dari Australia.

Dilansir dari Kompas.com, buaya itu muncul pertama kali pada 2016.

Warga berusaha menolong buaya itu dengan cara memancingnya dengan daging ayam, namun tetap saja gagal.

Kemudian pada tahubn 2018, pecinta reptil Panji Petualang juga berusaha menyelamatkan buaya itu.

Akan tetapi gagal juga.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah telah beberapa kali mencoba melepaskan ban dari leher buaya tersebut.

Namun, usaha itu juga belum berhasil.

Matt Wright yang sudah berhasil menangkap puluhan ekor buaya di Australia ikut bergabung untuk membebaskan satwa itu dari jerat ban.

Hanya saja, setelah beberapa hari berada di Palu, upayanya juga belum berhasil.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Buaya Berkalung Ban di Palu Muncul Didekat Emak-Emak, Netizen : 'Panji Minder Liat Ini'.