Tak Ingin Kalah Dari China, Negara Eropa ini Ciptakan Tentara Bionik yang Punya Kekuatan Super
Sederhananya, tentara super buatan Prancis merupakan perpaduan antara robot dan manusia.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
Setiap langkah untuk menciptakan tentara 'bionik' harus dilakukan dengan menghormati hukum humaniter, tambah laporan dari komite ahli etika yang beranggotakan 18 orang.
Modifikasi yang akan mempengaruhi kemampuan seorang prajurit untuk mengatur penggunaan kekuatan, mempengaruhi rasa kemanusiaan mereka atau menghentikan mereka kembali ke kehidupan sipil dilarang.
Laporan tersebut memberikan contoh hipotetis tentang seorang tentara yang lengannya digantikan oleh prostetik yang berfungsi ganda sebagai senjata, yang tidak akan diizinkan karena mereka tidak dapat meninggalkan angkatan bersenjata.
Menteri angkatan bersenjata Prancis Florence Parly mengatakan pembesaran "invasif" seperti implan saat ini bukan bagian dari rencana militer.
"Tapi kami harus jelas, tidak semua orang memiliki masalah yang sama seperti kami dan kami harus mempersiapkan diri untuk masa depan seperti itu," katanya.
"Itu adalah opini yang tidak ditetapkan pada batu dan akan secara teratur dinilai kembali dalam terang perkembangan masa depan," katanya.
Laporan Prancis mengikuti pernyataan yang dibuat oleh John Ratcliffe, Direktur Intelijen Nasional AS, di Wall Street Journal , tentang ancaman China terhadap AS dan demokrasi dunia.
Ratcliffe mengklaim bahwa intelijen AS "menunjukkan bahwa China bahkan telah melakukan pengujian manusia terhadap anggota Tentara Pembebasan Rakyat dengan harapan mengembangkan tentara dengan kemampuan yang ditingkatkan secara biologis".
"Tidak ada batasan etika untuk mengejar kekuasaan di Beijing," tambahnya.
Kemajuan teknologi di seluruh dunia berarti bahwa kemampuan yang ditingkatkan bisa menjadi garis depan baru untuk aksi militer.
(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/alat-untuk-mendukung-tentara-super-dari-pengembangan-bionik.jpg)