Cegah Penularan Covid-19 di Masa Libur Akhir Tahun, ASITA Riau Tekankan Hal Ini
Luhut menyebutkan, masyarakat diwajibkan untuk melakukan rapid test antigen maksimal H-2 ketika melakukan perjalanan menggunakan kereta api jarak jau
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM - Meski saat ini Indonesia sudah mendatangkan Vaksin Covid-19, tetapi masyarakat diminta agar tetap waspada serta menerapkan protkol kesehatan.
Terlebih menyambut libur di akhir tahun ini. Berbagai kebijakan pun terus digodok pemerintah agar memutus rantai penyebaran Covid-19.
Terbaru, Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan memberlakukan kebijakan pengetatan terukur saat libur Natal dan Tahun Baru.
Pengetatan terukur ini dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19.
"Kita bukan menerapkan PSBB, tapi akan menerapkan kebijakan pengetatan yang terukur dan terkendali, supaya penambahan kasus dan kematian bisa terkendali dengan dampak ekonomi yang relatif minimal," ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Selasa (15/12).
Dia mengatakan, pengetatan masyarakat secara terukur tersebut seperti meliputi penerapan work from home (WFH) sekitar 75%, pelarangan perayaan tahun baru diseluruh provinsi, dan pembatasan jam operasional mal, restoran, tempat hiburan sampai pukul 19.00 untuk jabodetabek dan 20.00 untuk zona merah di Jabar, Jateng dan Jatim.
Kata Luhut, pengetatan protokol kesehatan akan diberlakukan di rest area dan tempat-tempat wisata.
Lebih lanjut, Luhut menyebutkan, masyarakat diwajibkan untuk melakukan rapid test antigen maksimal H-2 ketika melakukan perjalanan menggunakan kereta api jarak jauh dan pesawat.
"Rapid test antigen ini memiliki sensitifitas yang lebih baik bila dibandingkan rapid test antibodi," kata Luhut.
Sementara di Riau, animo masyarakat untuk melakukan liburan tak terbendung.
Berdasarkan catatan Association of Indonesia Tour and Travel Agency (Asita) Riau, sudah banyak masyarakat yang memesan bus pariwisata untuk dipakai berlibur saat libur panjang nanti. Umumnya liburan ke Sumatera Barat.
"Ada peningkatan pemesanan bus pariwisata jelang libur panjang ini, dan memang sudah banyak yang pesan bus. Yang paling banyak itu mau dipakai untuk liburan ke Sumatera Barat. Kami ingatkan masyarakat untuk berwisata aman dengan mematuhi protokol kesehatan, hindari penularan dengan mengikuti anjuran protokol tersebut," jelas Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Pemerintah DPP Asita Riau, Dede Firmansyah.
Dede menghimbau agar seluruh lapisan masyarakat harus selalu menyadari bahwa hidup di era new normal banyak kebiasaan yang berubah.
Semacam saat berfoto-foto ketika tamasya misalnya, harus tetap berjarak, dan tidak berkerumum, selalu cuci tangan, hindari berjabat tangan dan kontak fisik lainnya, dan selalu menggunakan masker.
Sebab, kata Dia melanjutkan, dilihat dari pengalaman sebelumnya, ledakan kasus Covid-19 di Riau terjadi usai libur panjang jika masyarakat abai menjalankan protokol kesehatan.
"Seperti pengalaman sebelumnya, terjadi lonjakan penambahan kasus Covid-19 usai libur panjang. Karena masyarakat masih banyak yang abai, dan sulit dibendung. Jika masyarakat tidak menjaga protokol kesehatan, bukan tidak mungiin pengalaman sebelumnya akan terulang kembali," tegas Dia.
Dede kemudia mengimbau kepada pihak-pihak terkait untuk mengeluarkan kebijakan dan ketegasan.
Sehingga ketika masyarakat abai, lalai atau lupa, akan diingatkan dengan kebijakan yang dikeluarkan.
"Kita berharap kepada semua pihak terkait, mulai dari Satpol PP, TNI/Polri, Dinas Kesehatan dan pihak yang tergahung dalam Satgas, agar memastikan protokol kesehatan diterapkan secara ketat. Selain itu, Satgas juga bisa menindak destinasi wisata yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Sehingga ada efek jera dan menjadi pelajaran bagi yang lain,"sambungnya.
Ia mencintohkan kebijakan yang diambil oleh Gubernur Jawa Barat yang telah menekankan bahwa Bandung tidak menerima wisatawan. Karena Bandung sedang dalam status zona merah.
"Pemerintah kita juga mesti lehih tegas. Saat ini kita sedang zona merah, masyarakat harusnya ditekankan jangan berlibur dulu. Bisa nggak pemerintah kita seperti itu, karena ini kan demi kemaslahatan dan keselamatan masyarakat juga," ujarnya.
Ia mencontohkan tempat wisata mesti wajib menerapkan prokes ketat, misalnya ada pengunjung yang memiliki suhu diatas 37 derajat celcius, jangan dibolehkan masuk.
Sehingga jika yang bersangkutan terkena Covid-19, tidak menularkan kepada yang lain.
"Masyarakat yang tetap ingin berlibur, agar selalu menerapkan protokol kesehatan dan mematuhi 3 M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun serta menjaga jarak. Bagi orangtua yang berumur diatas 50 tahun sebaiknya tidak usah pergi berlibur, karena imunnya kebih rentan. Kalau ada anggota keluargajya yang lansia, agar mengingatkan untuk di rumah saja. Kita sadar memang kita semua sudah bosan di rumah saja, tapi daripada setelah liburan masuk rumah sakit, kan mending di rumah saja kan, lebih aman," tutup Dia.
Catatan Redaksi:
Bersama-kita lawan virus corona. Tribunpekanbaru.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin) Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).