Satu Jenis Kelamin, Bayi Kembar Siam Ini Jadi Objek Penelitian Negara, Terungkap Punya Kelainan Seks
ilmuan terus melakukan penelitian terhadap bayi kembar siam, guna mencari tahu karaketer masing-masing, satu di antaranya ke Masha dan Dasha
TRIBUNPEKANBARU.COM - Saat ini kembar siam memang sesuatu yang sulit ditemukan, namun pastinya ada bila kita melihat beberapa kasus yang sudah terjadi.
Kasus kembar Siam untuk di Indonesia sudah ditemukan, namun apakah ada yang berhasil bertahan hidup sampai tumbuh dewasa, belum ada sebagai mana informasi yang tribun terima sejauh ini.
Penyebab adanya orang kembar siam tentu masih menjadi pertanyaan bagi banyak orang.
Sehingga banyak ilmuan yang terus melakukan penelitian terhadap bayi kembar siam, guna mencari tahu karaketer masing-masing dan berbagai hal lainnya.
Satu di antara orang kembar siam yang menjadi fokus penelitian ilmuan yakni Masha dan Dasha.

Keadaan mereka yang demikian membuat rasa ingin tahu besar Pyotr Anokhin.
Pyotr merupakan seorang ahli fisiologi Soviet yang segera menjadikan Masha dan Dasha sebagai fokus dari eksperimen sainsnya.
Dilansir dari ranker.com, projek yang disetujui oleh pemerintahan Uni Soviet itu melibatkan praktik siksaan dan isolasi.
Hal itu semakin menambah kompleksitas situasi Masha dan Dasha Krivoshlyapova sebagai kembar siam.
Fakta mengungkap bahwa Masha dan Dasha memiliki kepribadian yang berseberangan.
Satunya memiliki kecenderungan psikopat dan yang lain penuh empati.
Bertemu Ibunya Kembali
Para gadis kembar siam itu lahir pada Januari 1950 dari rahim Yekaterina Krivoshlyapova.
Namun, Yekaterina segera diberitahu bahwa putrinya akan membutuhkan perawatan yang disponsori oleh negara agar bertahan hidup.
Yekaterina setuju, namun meminta agar tetap diizinkan untuk rutin menengok Masha dan Dasha.

Berhubung eksperimen yang dilakukan Pyotr Anokhin mungkin dapat menimbulkan keberatan dari Yekaterina, maka ibu mereka segera dikabarkan bahwa Masha dan Dasha tidak dapat bertahan hidup.
Namun, bertahun-tahun kemudian, Yekaterina berhasil bertemu dan berusaha menjalin hubungan dengan anak-anak kembar siamnya.
Sayangnya, setelah empat tahun rekonsiliasi, Masha memilih pergi dan memutskan untuk hidup terisolasi.
Punya Preferensi Seksual yang Berbeda
Saat di sekolah, Dasha jatuh cinta dengan seorang siswa pria bernama Slava, tetapi Masha tidak setuju dan berusaha mengusirnya secara kasar dengan tindakan fisik.
Masha lebih suka menghindari hubungan romantis dalam kehidupan nyata, tetapi diketahui menonton film gadis-gadis cantik.
Juliet Butler, seorang reporter yang berteman dengan si kembar dan kemudian menulis cerita fiksi tentang kehidupan mereka.
"Masha membuat mereka berpakaian seperti laki-laki."
"Rambut mereka selalu dipotong pendek, Dasha membenci itu."
"Masha juga tidak akan membiarkan mereka memakai rias wajah," catat Buttler.
Masha dan Dasha hidup di 5 institusi berbeda yang dikelola negara selama 53 tahun hidup mereka.

Tepat setelah mereka dilahirkan, si kembar dikirim ke Institute of Experimental Medicine di Moskow.
Enam bulan kemudian, dokter yang telah bereksperimen pada gadis-gadis itu diasingkan dan si kembar kemudian dipindahkan ke Akademi Ilmu Kedokteran Pediatric Institute.
Tempat percobaan dilanjutkan oleh ilmuwan lain.
Gadis-gadis itu dipindahkan ke Scientific National Institute of Prostetik di Moskow, untuk mereka bisa berjalan dan membaca pada usia 6 tahun.
Setelah memasuki umur 14 tahun, atau 8 tahun setelahnya, Masha dan Dasha dipindahkan ke sekolah asrama untuk orang cacat.
Dan lalu pada akhirnya mereka dipindahkan ke lembaga yang merawat para veteran.
Sumber Intisari