Pantun Jadi Warisan Dunia, Beragam Aksi Harus Dibuat untuk Lestarikan Pantun Diawali Kenduri Virtual
Sekitar 350 peserta bergabung dalam kegiatan di alam maya ini yang tidak saja berasal dari Indonesia, tetapi juga Malaysia, bahkan Belanda
Penulis: Nasuha Nasution | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Beragam aksi harus dilakukan untuk pantun, menyusul dijadikannya khazanah Melayu tersebut sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
Di antaranya adalah menjaga ekosistem pantun dengan melibatkan berbagai sektor terutama kebijakan sumber daya alam.
Selain itu adalah pewarisan dengan berbagai bentuknya di samping mempertahankan serta merangsang aktivitas pantun selama ini.
Demikian benang hijau yang mengemuka dalam Kenduri Virtual Pantun Menjadi Warisan Dunia di Pekanbaru, Minggu malam (27/12/2020).
Baca juga: GISEL Trending di Twitter, Ngaku Pemeran Video 19 Detik, Resmi Tersangka Terancam 12 Tahun Penjara
Baca juga: Hanya Rp 20 Juta Uang Muka Mitsubishi Xpander Cross, Tenor Bisa Sampai 6 Tahun
Baca juga: Wajah-wajah Baru Mendominasi,12 Posisi Jabatan Tinggi Pratama Pemkab Inhil Akhirnya Dilantik Bupati
Di Anjung sastrawan Taufik Ikram Jamil, kegiatan tersebut dilaksanakan oleh Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) bekerja sama dengan Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) dan Dinas Kebudayaan Riau.
Sekitar 350 peserta bergabung dalam kegiatan di alam maya ini yang tidak saja berasal dari Indonesia, tetapi juga Malaysia, bahkan Belanda.
Keakraban dan kekompakan peserta terlihat jelas, misalnya terus berlangsung perbincangan setelah acara ditutup secara resmi pukul 22.45 WIB.
Malahan dari perbincangan “tambahan” ini melahirkan suatu komitmen untuk melanjutkan silaturahim dalam bentuk whats App group (Wag).
Dengan demikian, berbagai informasi dapat bertukar secara cepat selain menjaga silaturahim agar berkekalan.
Tampil sebagai pembicara adalah Ketua ATL Prof Dr Pudentia MPSS.
Ketua ATL Riau yang Juga Ketum MKA LAMR Datuk Seri Alazhar, pakar sastra Melayu dari Belanda Will Derks.
Pakar seni pertunjukan Melayu dari Amerika Serikat Patricia Ann Hardwick.
Peneliti ekspresi budaya Melayu Sita Rohana, budayawan Assc Prof Dr A. Malik.
Mantan pejabat Kemendikbud Nadjamuddin Ramly, kemudian disimpai oleh Wakil Gubernur Riau Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution.
Kegiatan dibuka dengan lagu Lancang Kuning, lagu rakyat Riau yang semua liriknya adalah pantun. Khazanah ini juga dilan tunkan dengan berbagai lagu yang didendangkan Siska Amirza dengan petikan gambus Budi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/kenduri-virtual-pantun.jpg)