Penumpang Roro Dumai-Rupat Diprediksi Melonjak di Tahun Baru, Apa Upaya Pengelola Urai Kepadatan?
Lonjakan penumpang kapal Roro Dumai-Rupat sudah terjadi mulai dari 25 Desember 2020 lalu
Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Lonjakan penumpang Roll On-Roll Off (Ro-Ro) di Pelabuhan Penyebrangan Bandar Sri Junjungan (BSJ), Kelurahan Pangkalan Sesai, Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai, sudah terlihat padat di penghujung tahun 2020.
Meskipun sebelumnya ada imbauan dari pemerintah untuk tidak melakukan liburan ke luar daerah pada libur Natal dan tahun baru.
Kepala Seksi (Kasi) Operasional Pengelolaan Pelabuhan Wilayah 1 Provinsi Riau, Alchoiri Syahwali mengungkapkan, meskipun ada imbauan untuk tetap dirumah saat libur Natal dan tahun baru, namun tetap ada lonjakan penumpang.
Lonjakan penumpang kapal Roro sudah terjadi mulai dari 25 Desember 2020 lalu.
Baca juga: Sepanjang 2020, Polres Kampar Sukses Ungkap 221 Kasus Narkoba, Meningkat Dibanding 2019
Baca juga: Akhirnya, Tiga Anggota Dewan Bengkalis PAW Dilantik dan Diambil Sumpah di Sidang Paripurna
Baca juga: NAIK Drastis,Angka Kemiskinan dan Pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi Riau 2020 Hanya 1,67 Persen
Menurutnya, di penghujung 2020, berdasarkan pendataan serta pengawasan jumlah penumpang yang menyebrang dari Dumai menuju Rupat mengalami peningkatan.
"Bahkan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang yang diperkirakan akan terjadi pada hari Sabtu (2/1/2021), kita terpaksa membuat hingga 12 trip keberangkatan," jelasnya, Rabu (30/12/2020).
" karena lonjakan penumpang, di akhir tahun 2020, diperkirakan akan meningkat, " imbuhnya.
Ia menambahakan, berdasarkan catatan pihaknya, penumpang yang berangkat menuju Rupat pada 25 Desember 2020, berjumlah 1.055 orang.
Kendaraan golongan 2 sebanyak 322, golongan 3 sebanyak 4 dan golongan 4 berjumlah 128 serta golongan 5 berjumlah 57 kendaraan.
Lebihlanjutdijelaskanya, untuk puncak libur natal terjadi pada 26 Desember 2020, dimana terdapat penumpang yang menuju Rupat berjumlah 1315 orang.
Kendaraan golongan 2 sebanyak 360, golongan 3 berjumlah 7, dan golongan 4 berjumlah 150 sedangkan golongan 5 ada sebanyak 57 kendaraan.
Alchoiri menjelaskan, jika melihat masih adanya peningkatan jumlah kendaraan yang akan berlibur ke pantai Rupat dari Dumai menggunakan RoRo, tidak menutup kemungkinan lonjakan penumpang juga akan terjadi pada libur tahun baru.
"Kita melihat pada libur natal masih terjadi lonjakan penumpang, meskipun sudah ada imbauan, dan kita prediksi juga akan ada peningkatan pada libur tahun baru," terangnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada libur tahun baru, Alchoiri mengatakan akan membuat keberangkatan menjadi 12 trip, yang hari biasanya hanya sampai 8 dan 9 trip.
Dirinya menghimbau kepada pengendara untuk tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yakni menggunakan masker, jaga jarak dan jangan lupa cuci tangan.
"Kita juga ikut melakukan sosialisasi protokol kesehatan, agar penyebaran covidi-19 di kota Dumai, bisa dihentikan," pungkasnya.
KSOP Dumai Keluarkan Surat Edaran Terkait Cuaca Buruk
Sebelumnya, menindaklanjuti maklumat pelayaran direktur kesatuan penjagaan laut dan pantai nomor 129/PHBL/2020 tanggal 21 Desember 2020.
Surat tentang waspada bahaya cuaca ekstrem.
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Kepelabuhanan (KSOP) Kelas I Dumai, mengeluarkan Surat edaran.
Kasi Keselamatan Berlayar Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Kepelabuhanan (KSOP) Kelas I Dumai, Yuzirwan Nasution M Mar mengungkapkan, berdasarkan maklumat pelayaran direktur kesatuan penjagaan laut dan pantai nomor 129/PHBL/2020 tanggal 21 Desember 2020.
Perihal waspada bahaya cuaca Ekstrim, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran.
Ia menambahkan, Surat edaran Nomor: UM.002/14/4/KSOP-Dmi-2020, tentang antisipasi menghadapi cuaca buruk dalam rangka keselamatan berlayar.
Ditujukan kepada perusahaan pelayaran dan perusahaan keagenan kapal, nakhoda kapal dan operator kapal serta pengguna jasa dan masyarakat maritim.
Iwan sapaan akrabnya mengungkapkan, bahwa dalam surat edaran tersebut, perusahaan pelayaran dan perusahaan keagenan kapal, dan pemanduan dalam mengoperasikan kapal agar lebih mengutamakan unsur keselamatan pelayaran.
Dan senantiasa memantau perubahan iklim dan cuaca dari BMKG.
"Nakhoda kapal dan operator kapal yang akan berlayar agar tidak memaksakan dirni untuk berlayar dalam kondisi cuaca buruk, antara lain gelombang tinggi dan jarak pandang (visibility) terbatas," katanya.
Kemudian tambahnya, Kepada nakhoda kapal dan operator kapal yang sedang dalam pelayaran, agar menggunakan peralatan navigasi dan komunikasinya secara optimal.
Bukan hanya itu saja, tambahnya, jika dalam kondisi cuaca buruk dan ombak tinggi agar berlayar dengan kecepatan aman serta segera mencari perlindungan ke tempat yang aman.
"Jika cuaca buruk, kepada nakhoda kapal, operator kapal dan agen pelayaran dihimbau untuk menunda keberangkatan. Ini demi keselamatan selama pelayaran," imbaunya.
Untuk nakhoda kapal dan operator kapal penumpang kecepatan tinggi (passanger high speed craft), Iwan menghimbau dalam mengoperasikan kapal harus benar-benar diawaki dengan cukup.
"Terpenting, kapal hanya diperkenankan mengangkut penumpang sesuai dengan kapasitas yang diizinkan serta tidak melebihi kapasitas," tegasnya.
Saat berlayar, jelasnya, kepada nakhoda kapal agar mengirimkan posisi kapal dan kondisi cuaca kepada stasiun radio pantai secara terus menerus.
Iwan mengungkapkan, bahwa belakangan ini memang cuaca buruk yang mengakibatkan gelombang tinggi masih terjadi di sejumlah perairan Indonesia.
Ini harus diwaspadai oleh operator dan masyarakat. Selalu mengutamakan keselamatan pelayaran dan ikuti petunjuk petugas di pelabuhan
"Kita berharap perusahaan pelayaran dan perusahaan keagenan kapal, nakhoda kapal dan operator kapal serta pengguna jasa dan masyarakat maritim di Kota Dumai, untuk bisa mengikuti surat edaran uang telah kita buat," pungkasnya.
( Tribunpekanbaru.com / Donny Kusuma Putra )