Gempa di Sulbar Tewaskan 81 Orang, Data Minggu Malam 17 Januari 2021, Paling Banyak di Mamuju
Data terakhir, Pusat Pengendali Operasi BNPB menyebut korban meninggal dunia akibat gempa di Sulawesi Barat mencapai 81 orang.
TRIBUNPEKANBARU.COM, JAKARTA - Data terakhir Minggu malam, Pusat Pengendali Operasi BNPB menyebut korban meninggal dunia akibat gempa di Sulawesi Barat mencapai 81 orang.
Jumlah tersebut berdasarkan data per 17 Januari 2021 pukul 20.00 WIB.
"Rinciannya 70 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan 11 orang di Kabupaten Majene," ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati melalui keterangan tertulis, Senin (18/1/2021).
BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju serta Kabupaten Polewali Mandar terus melakukan pendataan dan berkoordinasi dengan TNI-Polri, Basarnas serta relawan maupun instansi lainnya dalam proses evakuasi masyarakat terdampak.
"Pusdalops BNPB juga memutakhirkan data kerugian materil di Kabupaten Majene antara lain 1.150 unit rumah rusak yang masih dalam proses pendataan serta 15 unit sekolah terdampak," kata Raditya.
Seperti diketahui, sejumlah bangunan bertingkat di kota Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat roboh akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang terjadi Jumat, pukul 02.28 Wita.
Pusat gempa berada di 4 kilometer Timur Laut Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Namun, getaran gempa terasa hingga Mamuju, Makassar hingga Palu.
Cerita Pilu Gempa Sulbar
Viral di facebook cerita pilu Gempa Sulawesi Barat, seorang jenazah tertimpa bangunan.
Seperti yang diketahui, bencana gempa terjadi di Mamuju Sulawesi Barat, Widya Mattoreang.
Dia curhat di media sosial karena ibunya menjadi korban tertimpa bangunan.
Yang membuat hati tersayat kareba dia mengaku ibunya sampai sekarang belum dimandikan dan dikuburkan.
"Ada kasihan mama ku sampai sekarang belum dimandikan dan dikuburkan, tolong kasian, tidak ada tetangga,"kata Widya di akun media sosial facebooknya.
Dikatakan, sampai sekarang tidak ada siapa-siapa yang bisa ia tempati untuk meminta tolong karena semua warga mengungsi karena takut gempa susulan.
"Tidak ad siapa-siapa yang bisa ditempati minta tolong bantu pemakaman mamaku. Belum juga kasihan di data, korban tertimbun reruntuhan bangunan rumah juga kasihan"kata Widya.
Dia mengatakan alamatnya berada di Jl Andi Depu Mamuju.
Dekat bengkel Arham dan Wisma Aneka Jaya.
Bahkan dalam kolom komentar facebook dia berkali-kali menulis tolong
"Lihat kasihan mama ku. Masih belum di mandikan dan dikuburkan.
Para relawan tolong kasihan kusadari bukan cuma mamaku banyak yang lain.
Mamaku khusnul khotiman. Surga tempatmu mamaku," tulis Widya dengan emoji menangis.
Pengungsi Terpaksa Tinggal di Kandang Ayam
Kondisi memprihatinkan dialami para pengungsi yang berada di Desa Maliaya, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Pasalnya, karena tidak ada tempat berlindung, puluhan warga terdampak gempa tersebut terpaksa mengungsi di kandang ayam.
Akibat gempa 6,2 SR di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) ratusan warga terpaksa mengungsi.
Seperti diketahui bencana alam gempa bumi menghantam Majene pada Kamis (14/1/2021).
Dan selanjutnya, terjadi gempa susulan yang kekuatannya lebih besar, yakni satu hari setelahnya, Jumat (15/1/2021).
Akibat gempa bumi yang terjadi, puluhan warga di Desa Maliaya, Kabupaten Majene, terpaksa tinggal di dalam kandang ayam yang hanya beralaskan tikar terpal.
Hal ini dikarenakan bantuan tenda yang dibutuhkan oleh warga setempat, masih terbatas.
Saat dihubungi Tribunnews.com, Masri Kepala Desa Maliaya mengungkapkan menjelaskan kondisi tersebut.

"Warga yang tidak punya tenda atau kebagian tenda, terpaksa nginep disitu (kandang ayam) karena tenda terbatas," terangnya.
Oleh sebab itu, Masri menyampaikan bantuan tenda dalam jumlah banyak masih dibutuhkan oleh warga setempat.
"Jumlah tenda yg dibutuhkan masih banyak," lanjutnya.
Masri menjelaskan, warga mengungsi di kandang ayam bersama hewan ternak lainnya.
"Karna kandang ayam ditempati pengungsi, hewan ternak diletakan di atas, pengungsi di bawah kolong," jelasnya.
Menurut keterangannya, jumlah warga yang mengungsi di dalam tenda ayam beragam.
Masri mengatakan dalam satu kandang ayam terdapat tujuh Kepala Keluarga (KK), 14 KK bahkan 30 KK, tersebar secara merata," ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang diberikan oleh Masri, kandang yang ditempati oleh warga sebagian milik warga sendiri.
Namun bagi warga yang tidak memperoleh bantuan tenda atau mempunyai kandang ayam, bisa menempati kandang ayam milik warga lainnya.
"Pengungsi yang tidak punya tenda, terpaksa menginap di situ karna tenda terbatas," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 81 Korban Meninggal akibat Gempa di Sulbar, Terbanyak di Kabupaten Mamuju 70 Orang.
(*)