Arab Saudi bisa Terancam, Amerika Serikat Buka Lagi Kasus Pembunuhan Jamal Kashoggi
Pemerintahan Arab Saudi terancam. Amerika Serikat buka kembali kasus pembunuhan Jamal Kashoggi. Hubungan sekutu mulai kurang harmonis
TRIBUNPEKANBARU.COM- Tak diduga, Amerika Serikat akan membuka kembali kasus terbunuhnya jurnalis Jamal Khashoggi.
Jamal Khashoggi yang diduga menjadi korban pembunuhan ini jadanya tak pernah ditemukan. Namun kasusnya seperti hilang begitu saja meskipun ada beberapa orang yang disebut bertanggungjawab.
Namun terbunuhnya Jamal Khashoggi idak banyak mendapat perhatian dunia. Sampai kemudian kasus iu hilang.
Nah, Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Joe Biden akan membuka kasus pembunuhan Jamal Khashoggi tersebut
Baca juga: Pembunuh Jurnalis Jamal Khashoggi Batal Dihukum Mati, Hatice Cengiz Murka, Ini Ejekan Keadilan
Baca juga: Keluarga Sudah Memaafkan Pelaku, Tunangan Jamal Khashoggi : Tak Ada yang Berhak Mengampuni Pembunuh
Baca juga: Anak-anak Khashoggi Dihadiahi Rumah Mewah dan Uang Jutaan Dollar
Pemerintahan AS akan membuka segera kasus pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi di Konsulat Istanbul, Turki.
Presiden AS Joe Biden telah menempatkan dirinya berseberangan dengan Arab Saudi.
Kebijakan itu diputuskan Biden setelah Direktur Intelijen Nasional, Avril Haines berjanji untuk membuka klasifikasi laporan tentang pembunuhan Jamal Khashoggi.
Dorongan dari komunitas intelijen atas pembunuhan jurnalis pembangkang.
Diyakini melibatkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman, berpotensi memicu kejatuhan Kerajaan Arab Saudi.
Avril Haines telah menginformasikan kepada Kongres pada Kamis (21/1/2021).
"Kami akan mengikuti undang-undang mengenai laporan tersebut, mengacu pada penolakan pemerintahan Trump untuk merilis versi lengkap untuk perwakilan DPR AS," ujarnya.
Baca juga: Hidup Mewah Terduga Pelaku Pembunuh Jamal Khashoggi, di Villa Ada Kolam Renang
Baca juga: Pembunuhan Jamal Khashoggi, Donald Trump Dukung MBS, Sebut Arab Saudi Sekutu yang Potensial
CIA telah menyimpulkan dengan tingkat keyakinan yang tinggi.
Pangeran Mohammed, atau MBS, sekutu dekat pemerintah sebelumnya memerintahkan pembunuhan kolumnis Washington Post di konsulat Saudi di Istanbul pada 2018.
Namun, isinya belum disebutkan atau dipublikasikan.
MBS, penguasa de facto Arab Saudi, telah membantah memerintahkan pembunuhan itu dan pemerintahan Trump secara terbuka mendukungnya meskipun ada kecaman internasional.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/demo-menuntut-jamal-khashoggi-dikembalikan_20181019_203724.jpg)