Siswa SMA Bernas Pangkalan Datang ke Sekolah Walau Belajar Tatap Muka Belum Diizinkan, Ini Faktanya
Tiga hari terakhir aktivitas di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Bernas Pangkalan Kerinci mulai terlihat ramai.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PANGKALAN KERINCI - Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Kabupaten Pelalawan Riau hingga Rabu (27/01/2021) belum diizinkan oleh tim Satuan Tugas (Satgas) penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Hal itu masih pembahasan dan belum ada keputusan Satgas.
Namun tiga hari terakhir aktivitas di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Bernas Pangkalan Kerinci mulai terlihat ramai.
Siswa-siswi yang menggunakan seragam sekolah berdatangan setiap pagi didampingi oleh orangtua.
Meski tidak berlangsung lama, tetapi kegiatan belajar tersebut harusnya membutuhkan izin dan rekomendasi Satgas Covid-19 Pelalawan.
Wakil Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Pelalawan, Wartono saat dikonfirmasi menyebutkan, belum ada izin pelaksanaan belajar tatap muka di tengah pandemi corona.
Alhasil proses belajar masih menggunakan sistem daring maupun luring yang telah diterapkan satu tahun terakhir.
Namun ada juga sekolah yang memanggil beberapa siswa yang selama ini bermasalah dalam proses belajar daring.
"Kepsek memanggil siswa yang bersangkutan bersama orangtuanya. Untuk mempertanyakan kendala belajar online selama ini. Saya rasa itu, bukan belajar tatap muka," kata Wartono.
Kepala SMAN Bernas Pangkalan Kerinci, Suwirti S.Pd ketika dikonfirmasi tribunpekanbaru.com membenarkan pihaknya memanggil beberapa siswa beserta orangtunya ke sekolah dalam tiga hari terakhir ini.
Ia membantah menggelar pelaksanaan belajar tatap muka lantaran masih dilarang oleh pemerintah.
Suwirti menerangkan, siswa dari kelas X, XI, dan Xll mengalami kesulitan dan kendala dalam belajar online.
Tugas-tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran maupun wali kelas tidak dikerjakan seperti yang diperintahkan guru.
Termasuk mengisi absensi setiap hari secara daring sebagai daftar hadir belajar daring.
Bahkan ada siswa yang sama sekali tidak pernah mengerjakan tugas dan tak pernah mengisi absensi kelas.
"Dari satu kelas ada dua atau tiga orang yang kasusnya seperti itu. Makanya kita putuskan untuk memanggil mereka bersama orangtuanya. Agar semua tugas dikerjakan dan absensi diisi," tambah Suwirti.
Selain itu, pihaknya ingin mengetahui kendala yang dihadapi oleh siswa dan orangtuanya yang menyebabkan tugas tak dikerjakan maupun jarang absensi.
Setelah pemanggilan itu, Suwirti mengaku para murid yang bermasalah itu langsung mengerjakan semua pelajaran yang tertinggal sebelumnya.
Ia mengaku terlebih dahulu berdiskusi dengan orangtua siswa melalui komite sekolah.
Dengan menjelaskan persoalan yang dihadapi, komite menyetujui pihak sekolah memanggil peserta didik yang bermasalah dalam belajar online untuk diberikan pengarahan dan penekanan.
"Apalagi siswa kelas XII sangat riskan, mereka sebentar lagi tamat. Jika tugas-tugasnya tak dikerjakan, bagaimana nilainya nanti. Jadi ini yang kami lakukan, bukan belajar tatap muka," katanya.
Dalam pemanggilan siswa dan orangtuanya, pihak sekolah tetap menerapkan protokol kesehatan seperti wajib menggunakan masker, menjaga jarak serta mencuci tangan.
Pihaknya masih menunggu keputusan resmi terkait belajar tatap muka terbatas di sekolah. (Tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung).
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/pelajar_di_sma_bernas_pangkalan_datang_ke_sekolah_walau_belajar_tatap_muka_belum_diizinkan_ada_apa.jpg)