Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Alamak! Pengusaha Katering Di Medan Ini Diduga Gunakan Daging Kucing Sebagai Lauk

Sebab, bisa saja daging kucing hasil curian tersebut digunakan sebagai lauk saat ia menjalankan usaha katering.

istimewa/kompas.com
Satu dari tiga kucing Himayala milik WW. Pelaku berhasil tertangkap oleh warga dan diserahkan ke polisi. (Istimewa/kompas.com) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Pejagal kucing di Medan ternyata memiliki bisnis katering. Kabar tersebut tentunya membuat bulu kuduk warga Medan merinding. 

Sebab, bisa saja daging kucing hasil curian tersebut digunakan sebagai lauk saat ia menjalankan usaha katering.

Fakta mengejutkan itu diungkapkan oleh Ketua Animal Defenders Indonesia Doni Herdanu.

Doni Herdanu meminta polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut. 

Terlebih, praktik aneh tersebut telah merugikan masyarakat.

"Informasi tambahan, rumah terlapor adalah katering. Buat apa dagingnya. Apakah dagingnya dibuat untuk masakannya. Walaupun jadi bola liar di pikiran kita, kita bisa saja duga hal itu terjadi. Dengan penegakan hukum, maka yang dilindungi adalah masyarakat," ujarnya saat bertemu wartawan di Mapolsek Medan Area, Selasa (2/2/2021).

Doni mengatakan sudah semestinya masyarakat memperoleh asupan daging yang aman dari katering, sekaligus bisa diketahui sumbernya.

"Bisa dibayangkan kalau minimal sehari, dia kan jualnya 1 kg Rp70.000. Untuk 1 kg daging kucing yang dihilangkan kepala dan isi perutnya, 1 kucing beratnya paling banyak 300 gram. Maka, untuk 1 kg butuh 3,5 ekor," ucapnya.

Dia memperkirakan bila dalam sehari orang tersebut memproduksi 1 kilogram daging, maka dalam sebulan ada 100 ekor kucing yang dihabisi.

Apabila dihitung dalam setahun, terdapat 1.200 ekor kucing yang dijagal.

"Jika 15 tahun, silakan hitung. Berapa banyak potensi penularan penyakit yang ditimbulkan pada lingkungan," tanyanya.

Dia menjelaskan perlu adanya edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya mengonsumsi daging kucing dan anjing.

Doni beranggapan orang yang mengonsumsi daging kucing adalah golongan tertentu yang kurang terdidik dan meyakini ada khasiat di dalam daging kucing.

"Itu mitos. Marilah kita edukasi. Asma ada obatnya, bukan makan kucing," katanya.

Doni mengingatkan bahwa kucing dan juga anjing bukanlah bahan pangan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved