Abu Janda Diperiksa Polisi Terkait Dugaan Kasus Serangan Rasis 'Evolusi' Ke Natalius Pigai
Komentar Permadi Arya di media sosial memang kerap dikecam netizen lantaran dinilai menyinggung dan mengusik persatuan.
"Kembali ke masalah 'evolusi', 'evolusi' adalah multitafsir. Jadi apakah itu teori evolusi Darwin, sementara kalau kita baca sejarah evolusi itu mulai dari abad ke-6, ke-7 SM dari Aristoteles yang membahas evolusi. Baru abad ke-19 lah ada teori yang namanya teori evolusi," kata Gilbert dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (29/1/2021).
Menurut Gilbert, yang perlu diketahui apakah perkataan 'evolusi' yang diungkap Abu Janda itu mengandung unsur niat melakukan penghinaan
"Selanjutnya yang perlu kita pahami adalah maksud dari bahasanya apakah betul ada mens rea-nya ada penghinaan, atau mungkin ada penafsiran-penafsiran yang berbeda karena kita nggak melihat segala sesuatu dari cara sudut pandang kita sendiri. Yang paling tahu adalah Mas Abu Janda sendiri, apakah dia ada unsur penghinaan," tuturnya
"Karena secara sejarah--kan setiap orang punya sejarah sendiri--kita tahu bahwa Mas Abu Janda ini adalah seorang yang sangat mencintai perbedaan, sangat menghargai perbedaan dan beliau sudah final dengan istilah 'minoritas mayoritas' dan secara sejarah kehidupan beliau bukan orang yang suka menghina, tetapi beliau adalah orang yang kritis terhadap tekanan-tekanan terhadap Pancasila dan keberagaman," sambungnya.
Gilbert sendiri menilai pribadi Abu Janda adalah sosok yang mencintai NKRI.
Gilbert menilai Abu Janda juga menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, termasuk dalam keberagaman dalam kehidupan sosial dan beragama.
"Mungkin kita (harus) tahu dulu siapa Abu Janda, yang pertama Abu Janda adalah orang yang sangat mencintai republik ini dan sebagai seorang yang beragama, saya lihat beliau adalah seorang yang dalam hidupnya mencintai Pancasila dan mencintai keberagaman termasuk agama, sosial dan lain-lain. Beliau hanya tidak suka melihat kalau Pancasila dirobek atau diserang atau direndahkan," kata Gilbert.
Gilbert mengatakan penghinaan tidak boleh dibiarkan. Akan tetapi, menurutnya dalam kasus ini masyarakat perlu mengedepankan azas praduga tak bersalah.
"Satu yang jelas, penghinaan tidak boleh dibenarkan, tetapi juga jangan langsung men-judje 'oh ini penghinaan'. Biarlah ada azas praduga tak bersalah. Kita tahu sebagai orang yang beragama--saya nggak tahu yah--kalau di kristen itu sudah final bahwa teori evolusi nggak ada, kita nggak pernah bahas teori evolusi. Mestinya ditanyakan kembali kepada beliau apa maksud teori evolusi yang dimaksud dan mari kita jaga agar jangan saling menghina dan menjatuhkan," urainya.
Abu Janda pun merasa lega membaca pernyataan itu.
Ia kemudian yakin, apa yang dilakukannya tidaklah salah.
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Pendeta Gilbert yang dia anggap sudah membelanya.
"Saat kita dibela oleh pemuka agama lain, insyaaallah kita sudah hidup dengan benar
Pendeta Gilbert Lumoindong buka suara.. 'evolusi' multitafsir tidak bisa dikaitkan dengan teori Darwin. Terima kasih pak @PastorGilbertL good bless your kind heart sir," ungkapnya
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kasus Ujaran Rasial 'Evolusi' kepada Natalius Pigai, Abu Janda Penuhi Pemeriksaan Polisi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/abu-janda_permadi-arya.jpg)