Video Berita
BPBD: Enam Kabupaten Kota di Riau Sudah Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla (VIDEO)
hingga saat ini total luas lahan terbakar di Riau sudah mencapai,144 hektare. Jika dibandingkan dengan
Penulis: Dodi Vladimir | Editor: David Tobing
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Enam kabupaten kota di Riau sudah menetapkan status siaga darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Enam kabupaten/kota tersebut diantaranya adalah Kabupaten Kepulauan Meranti, Siak, Bengkalis, Rokan Hilir, Indragiri Hilir dan Kota Dumai.
"Enam kabupaten kota ini sudah melakukan antisipasi dari awal untuk menjaga dan mencegah supaya tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger, Senin (22/2/2021)
Edwar mengungkapkan, hingga saat ini total luas lahan terbakar di Riau sudah mencapai,144 hektare. Jika dibandingkan dengan tahun lalu dibulan yang sama memang terjadi penurunan.
"Tahun lalu dibulan yang sama itu total luas lahan terbakar seluas 296 hektare. Mudah-mudahan ini bisa kita jaga, dan kita tekan supaya jangan terjadi kebakaran lahan yang lebih luas lagi," katanya.
Berbagai upaya dilakukan sejak awal untuk mencegah terjadinya kebakaran yang lebih luas lagi.
Edwar mengungkapkan, dengan sudah ditetapkanya status siaga darurat Karhutla tingkat provinsi, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar sudah menggelar rapat koordinasi teknis dengan kabupaten kota di Riau untuk mengoptimalkan seluruh satuan tugas yang ada dimasing-masing daerah.
"Kita minta optimalkan seluruh perangkat yang ada di seluruh kabupaten dan kota di Riau. Jadi Satgas gabungan yang ada di kabupaten kota kita optimalkan untuk melakukan sosialisasi dan pencegahan serta pemadaman jika didaerahnya terjadi Karhutla di daerahnya masing-masing," katanya.
Sementara terkait dengan permintaan helikopter yang sudah diajukan Pemprov Riau ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga saat ini masih diproses oleh pemerintah pusat.
Namun Edwar mengungkapkan, proses pengajuan peminjaman heli tidak semulus tahun-tahun sebelumnya. Sebab tahun ini hampir semua negara di Dunia dihadapkan dengan Pandemi Covid-19 yang juga berdampak terhadap proses peminjaman heli untuk pemadaman Karhutla.
"Dengan suasana Covid-19 saat ini memang ini terkendala, karena heli dan krew yang mau kita pinjam ini kan ada diluar negera, sementara dinegara itu sekarang sedang lokdown," katanya.
Sedangkan untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hingga saat ini juga masih diproses oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BNPT). TMC diharapkan bisa segera dilakukan di Riau untuk membuat hujan buatan. Sehingga bisa ikut membantu dalam pencegahan Karhutla di Riau.
"TMC juga masih diproses, harapan kita kalau bisa TMC ini memang lebih awal bisa dilakukan, sehingga saat musim kemarau nanti bisa kita lakukan pencegahan," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar resmi menetapkan status siaga darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Riau, Senin (15/2/2021). Status siaga darurat Karhutla di Riau diberlakukan hingga 31 Oktober 2021 mendatang.
Penetapan status siaga darurat Karhutla Riau ditetapkan berdasarkan peraturan Gubernur Riau nomor 9 tahun 2020 tentang prosedur tetap kriteria penetapan status keadaan bencana dan komando satuan tugas pengendalian bencana Karhutla di Riau dan situasi tersebut.