Karhutla di Inhil
2 Hari Nginap di Lokasi Karhutla di Inhil, Kapolres Ikut Sibuk Semprotkan Air ke Titik Api
Kapolres Inhil AKBP Dian Setyawan turun langsung memadamkan Karhutla di Inhil. Dua hari nginap di lokasi Karhutla dan sibuk semprot air ke titik api
Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, KEMPAS - Kapolres Inhil AKBP Dian Setyawan turun langsung memadamkan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Inhil. Dua hari nginap di lokasi Karhutla dan sibuk semprotkan air ke titik api.
Tepatnya di SK 26 Dusun Jasa Bina Utama, Desa Sungai Rabit, Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau.
AKBP Dian harus bermalam bersama tim gabungan lainnya dengan menginap di pemukiman masyarakat sekitar lokasi Karhutla.
Didampingi Kabag Ops Polres Inhil, jajaran Kasat, Kapolsek Kempas dan Kapolsek Tembilahan, Kapolres Inhil sudah 2 hari ikut melakukan pemadaman yang dimulai pada Sabtu (27/2/2021).
Hingga Minggu (28/2/2021) kemarin, Kapolres Inhil masih melanjutkan pemadaman bersama 40 personel Polres Inhil, 30 personel Masyarakat Peduli Api (MPA), 6 orang dari PT SRL.
Kemudian,10 personel BPBD Inhil serta dibantu TNI dan Anak Muda Milenial Indonesia (AMMI).
Kapolres Inhil AKBP Dian Setyawan menjelaskan, luas lahan yang terbakar sekitar 5 hektare (Ha) di lokasi SK 25 dan SK 26.
Mengingat luasnya lokasi Karhutla, tim dibagi menjadi 2, antara lain, BPBD dan TNI upayakan pemadaman dilokasi SK 25 serta Polres Inhil bersama MPA serta PT SRL di SK 26.
“Kami masih berjibaku dalam upaya pemadaman dan pendinginan kebakaran lahan, rekan-rekan media bisa menyaksikan, api sudah padam jadi saat ini dilakukan pendingin,” ungkap AKBP Dian Setyawan.
Kapolres Inhil menambahkan, selain dilakukan pemadaman dan pendinginan, tim juga akan melakukan penyekatan agar api tidak menyebar luas ke lahan lainnya.
“Kami akan lakukan pemadaman sehingga benar-benar tidak ada lagi titik api atau hotspot, pantang pulang sebelum padam,” tegasnya.
Terakhir Kapolres Inhil mengimbau kepada masyarakat tidak membuka lahan dengan dibakar.
Apalagi di musim kemarau ini bisa membuat polusi udara dan api sangat cepat merambat di lahan yang sangat kering.
“Kalau dibakar menimbulkan polusi udara dan sangat merugikan kita semua dengan mengganggu kesehatan, apalagi tanah gambut sudah kering itu sangat cepat merambat,”ucapnya.
“ Jadi saya sangat berharap kepada masyarakat agar bijak dalam membuka lahan,” pungkas AKBP Dian Setyawan.
TRC BPBD Inhil Turunkan Anggota ke Enok
Sebelumnya, sebanyak 2 titik panas (hotspot) terpantau oleh Posko Karhutla Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) pada Jumat (26/2/2021) lalu.
Dua hotspot terpantau di 2 Kecamatan berbeda, antara lain, yaitu, Desa Teluk Kabung Kecamatan Gaung dan Kelurahan Pusaran Kecamatan Enok.
BPBD Kabupaten Inhil telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) ke lokasi hotspot untuk menanggulangi atau mencegah Karhutla.
“Sebanyak 10 orang TRC BPBD berangkat menuju Kelurahan Pusaran Kecamatan Enok guna melakukan pemadaman Karhutla,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Inhil Yuspik, SH, yang memimpin langsung TRC BPBD.
Sementara itu Kapolsek Gaung AKP Anwar membenarkan telah terjadi Karhutla di wilayahnya yaitu Desa Teluk Kabung.
Menurut AKP Anwar, Polsek Gaung bersama masyarakat, TNI dan pihak terkait lainnya sedang berjibaku di lapangan menanggulangi Karhutla.
“Kami sedang melakukan pendinginan di lokasi Karhutla,” tuturnya singkat.
Karhutla di Perbatasan Kecamatan Gaung dan GAS
Sementara itu, sudah sekitar 5 hari tim gabungan antara lain, Polsek Gaung, Polsek GAS, Babinsa, PT CPK dan PT BDL bersama pihak desa dan masyarakat berjibaku menangani Karhutla di perbatasan Kecamatan Gaung Anak Serka (GAS) dan Kecamatan Gaung.
Pihak berwajib pun masih menyelidiki asal mula api yang menyebabkan Karhutla sekitar 5 Ha di perbatasan Desa Semambu Kuning Parit Ara, Kecamatan Gaung dan Desa Rambaian Kecamatan GAS yang berdekatan dengan wilayah PT CPK.
Kapolres Inhil AKBP Dian Setyawan melalui Kapolsek GAS Iptu Agus Susanto menuturkan, pihaknya masih menyelidiki apakah asal api memang benar berasal dari lahan PT CPK.
“Masih dalam lidik. Tapi meluasnya (Karhutla) karena PT tidak mau tahu, makanya melebar,” ungkap Iptu Agus Susanto, Kamis (25/2/2021).
Sejumlah elemen masyarakat pun menduga sumber api berasal dari kebun PT Citra Palma Kencana (CPK) yang merupakan bagian dari perusahaan Suraya Dumai Group tersebut.
Ketua RW 01, Desa Semambu Kuning, Kecamatan Gaung, Muhammad Yani menyatakan jika dirinya yang pertama kali melihat titik api di kebun milik PT CPK.
“Lalu saya beritahu kepala dusun untuk memberitahu masyarakat agar memadamkan api biar tidak tersebar ke kebun milik warga yang lain,” ungkapnya.
Mewakili masyarakat, Muhammad Yani mengucapkan terimakasih kepada pihak kepolisian dalam hal ini dikoordinir oleh Kapolsek GAS beserta anggota, pihak PT BDL serta Kepala Desa Rambaian dan Kelumpang bersama masyarakat yang sudah membantu.
Senada dengan Ketua RW 01, Kepala Dusun Terentang Desa Semambu Kuning, Kecamatan Gaung, Zainal, juga meyakini titik api benar berasal dari PT CPK yang merembet ke lokasi perkebunan warga.
“Ada 14 orang pemilik lahan yang kebunnya ikut terbakar dan sampai saat ini belum ada bantuan dari pihak PT CPK,” ucapnya.
“ Pihak keamanan sudah beberapa hari berjibaku memadamkan api yang sudah merambat masuki kebun milik warga,” tuturnya.
Sementara itu, Darma selaku Humas dari Surya Dumai Group, Darma membantah jika api bersumber dari kebun PT CPK.
Darma juga menegaskan pihaknya sudah berusaha membantu penanggulangan Karhutla dengan menurunkan 4 mesin untuk memadamkan api.
“Kondisi saat ini sedang dilidik. Api tidak berasal dari kebun PT CPK hanya di pinggir kebun tidak di tengah-tengah kebun. Kita sudah menurunkan 4 mesin untuk membantu memadamkan api di lapangan bersama teknisi mesinnya,” pungkasnya.
( Tribunpekanbaru.com / T Muhammad Fadhli )