Puluhan Polisi Myanmar Ini Tolak Perintah Tembak Warga Sipil, Menyeberang ke India Bawa Keluarga
Puluhan polisi Myanmar ini menolak perintah tembak warga sipil pengunjuk rasa pro demokrasi. Mereka pilih menyeberang ke India bawa anak istri
Total korban tewas sejak kudeta 1 Februari sekarang mencapai lebih dari 50, menurut Daily Mail.
Video dari Mandalay juga menunjukkan seorang petugas polisi yang dikawal oleh tentara membawa tubuh pengunjuk rasa yang tampak lemas dari jalan pada Jumat (5/3/2021), namun rekaman tersebut belum diverifikasi secara independen.
Sementara itu petugas di kota terbesar Yangon melepaskan tembakan dengan peluru karet dan gas air mata. Mereka berusaha membubarkan ribuan aktivis yang diikuti sekitar 100 dokter berjas putih, pada Jumat (5/3/2021).
Partai-partai yang didukung militer telah terpukul pada pemilihan November 2020 lalu. Partai pimpinan Aung San Suu Kyi menerima sekitar 80 persen suara. Para Jenderal Myanmar mengklaim hasil itu sebagai penipuan, tanpa memberikan bukti.
• 7 Orang Ditembak Mati Polisi Saat Unjuk Rasa, Myanmar Kini Mencekam, Korban Berjatuhan
• Perang Lawan Militer, Para Dukun di Myanmar Bersatu Gelar Ritual Santet: Tumbalkan Boneka Tentara
Mereka telah mengumumkan kondisi darurat selama setahun. Militer juga berjanji akan mengadakan pemilihan umum baru dan pemenangnya dihormati.
Namun kebanyakan masyarakat Myanmar yang pernah hidup selama lima dekade di bawah pemerintahan junta menyangsikan janji itu akan ditepati.
Protes hampir setiap hari terjadi di negara itu. Sejak kudeta, puluhan ribu orang bersatu menuntut kembalinya demokrasi, meskipun kekerasan meningkat.
Setelah kebuntuan yang tegang selama berminggu-minggu, polisi mulai melancarkan kekerasan yang memicu pertumpahan darah pada Rabu (3/3/2021).
Petugas di kota-kota di seluruh negara itu melepaskan tembakan ke arah demonstran sebagian besar tanpa peringatan, sedikitnya 38 orang tewas.
Eskalasi ancaman hari itu menandai salah satu hari paling mematikan sejak kudeta. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kekerasan akan semakin meningkat.
Aparat kepolisian terpecah
Pada Kamis (4/3/2021), jet tempur militer terbang rendah di kota Mandalay. Peluncurannya dilakukan untuk mengintimidasi para demonstran. Tapi taktik itu ternyata tidak berhasil.
Dihadapkan dengan perintah untuk menembaki rekan senegaranya, tampaknya beberapa petugas memutuskan untuk meninggalkan pos mereka sebagai gantinya.
Di distrik Serchhip India, pejabat Kumar Abhishek mengatakan delapan orang, termasuk seorang wanita dan seorang anak, telah melintasi perbatasan dan sedang dirawat.
• Perang Lawan Militer, Para Dukun di Myanmar Bersatu Gelar Ritual Santet: Tumbalkan Boneka Tentara
• TERUNGKAP Niat Militer Myanmar Melakukan Kudeta: Wajar Rakyatnya Marah!
"Kami mengantisipasi bahwa beberapa lagi mungkin akan datang," katanya.