Gajah Liar Tak Takut Lagi Dengan Warga, Gajah Sumatera Rusak Kebun Warga di Kuansing, Riau
Pemkab Kuansing akan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau terkait dengan aksi gajah yang masuk ke pemukima
Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM, TELUK KUANTAN - Pemkab Kuansing akan segera berkoordinasi dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau terkait dengan aksi gajah yang masuk ke pemukiman warga.
"Kita dari Pemkab Kuansing akan segera berkoordinasi dengan BKSDA Riau," kata camat Kuantan Hilir, Jhon Pitte Alsi pada Tribunpekanbaru.com, Rabu (17/3/2021).
Seperti diketahui, Minggu (14/3/2021), kawanan gajah merusak kebun warga yang ada di Desa Gunung Melintang, Kecamatan Kuantan Hilir. Kala itu, ada empat kawanan gajah.
Sebenarnya, aksi kawanan gajah tersebut sudah berlangsung tiga bulan terakhir. Jhon Pitte Alsi pun sudah menerima laporan tersebut.
"Ini (aksi kawanan gajah) sudah berlangsung cukup lama," katanya.
Ia pun berharap kawanan gajah tersebut bisa kembali masuk ke hutan. Sehingga kebun warga tidak dirusak.
"Makanya kita akan segera koordinasi dengan BKSDA," terangnya.
Ia juga memastikan, kawanan gajah yang masuk ke kebun warga tersebut merupakan gajah liar. Bukan gajah jinak.
"Kenapa tidak takut? Mungkin sudah sering turun ke kebun warga dan berinteraksi dengan masyarakat," katanya.
Soal luasan lahan yang rusak, untuk aksi kawanan gajah pada Minggu (14/3/2021), ada sekitar satu hektare kebun warga yang rusak. Semuanya kebun sawit.
"Kasihan juga warga kan. Ada yang tercabut (pohon sawit). Rusaklah," ucapnya.
Pengakuan Warga
Kelompok Gajah Sumatera yang merupakan gajah liar di Riau berkeliaran dan merusak kelapa sawit warga yang ada di tiga desa di Kecamatan Kuantan Hilir, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Warga pun hanya bisa pasrah atas aksi kelompok gajah liar tersebut terhadap kelapa sawit mereka.
Tiga desa yang dilewati gajah liar di Riau tersebut yakni Desa Gunung Melintang, Desa Situgal dan Desa Lubuk Kembang Bunga.
Diduga, gajah liar tersebut merupakan gajah liar dari kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN).
Kepala desa Gunung Melintan, Hamzah pada Tribunpekanbaru.com, Selasa (16/3/2021), mengatakan aksi kelompok gajah liar tersebut terakhir terjadi pada Minggi (14/3/2021).
Diterangkannya, aksi kelompok gajah liar tersebut sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir.
"Kala itu ada ada empat kelompok gajah liar yang merusak kebun warga," kata Hamzah.
Biasanya, kelompok gajah liar tersebut datang dengan kawanannya.
Bisa empat ekor atau lima ekor dalam satu kelompok, bahkan sampai 20 ekor.
Gajah-gajah liar tersebut tidak menetap.
Kadang datang dan mondar mandir di perkebunan warga.
Setelah itu, kelompok gajah liar pergi.
Bila kelompok gajah liar tersebut datang, tidak sedikit perkebunan milik warga, berupa kebun sawit, porak poranda.
Warga pun hanya bisa pasrah.
"Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan selain menyaksikan kebun-kebun kami porak poranda," ucapnya lirih.
( Tribunpekanbaru.com / Palti Siahaan )
