Fakta Kerja Paksa yang Dilakukan Oleh Tentara Jepang adalah Situs Lokomotif Jepang di Riau
Fakta kerja paksa yang dilakukan oleh tentara Jepang adalah Situs Lokomotif Jepang di Riau yang berada di Desa Lipat Kain Kecamatan Kampar Kiri Riau
Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Yang paling menarik dari berbagai rangkaian acara ini yakni Parade Kacau Kalamai.
Puluhan ibu-ibu dari desa setempat turut serta dalam rangkaian acara satu ini.
Tampak para peserta penuh keriangan mengikuti parade tersebut.
Kacau Kalamai sendiri merupakan sebuah kesibukan yang dilakukan masyarakat dalam menghasilkan makanan bercita rasa manis dari bahan kelapa yang telah membudaya di masyarakat.
Kepala Dinas Pariwisata Riau, Raja Yoserizal mengatakan lokomotif peninggalan Jepang itu merupakan salah satu warisan benda bersejarah yang ada di Riau.
"Saya sangat menyambut baik iven Festival Equator yang digelar oleh komunitas anak muda yakni Bengkel Seni Rantau Kampar Kiri," tuturnya.
Ia menuturkan Kampar Kiri memiliki peninggalan sejarah.
Diantaranya adalah makam Syekh Burhanuddin yang membawa peradaban Islam, Istana kerajaan Gunung Sahilan dan peninggalan lokomotif Jepang ini.
"Peninggalan sejarah ini tentunya memiliki cerita dan daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.
Baik itu wisatawan lokal dan mancanegara. Untuk itu Dinas Pariwisata juga turut mendukung kegiatan ini agar Festival Equator dapat diminati wisatawan," ujarnya.
Menyusuri Bentangan Rel Kereta Api di Riau
Tidak banyak yang tahu, bahwa transportasi kereta api yang digunakan membawa hasil tambang batu bara zaman penjajahan Jepang juga membentang sepanjang lebih 246 Km di Riau.
Jalur kereta api Muarakalaban–Muaro Sijunjung–Pekanbaru adalah jalur kereta api nonaktif antara Muarakalaban sampai dengan Pekanbaru sepanjang 246 kilometer
Bentangan rel kereta api itu dibangun pada tahun 1942-1944, dengan kerja paksa dari pemerintahan Jepang.
Namun, tak ada lagi rel kereta api yang dapat ditemui saat ini secara utuh.
Kecuali bukti besi tua yang diduga rel yang muncul kepermukaan tanah sepanjang 1 meter yang terletak di tengah rimba kawasan Suaka Marga Satwa di Rimbang Baling.