Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

KISAH Dorotia & Putrinya Kabur dari Malaysia: Alami KDRT hingga Berjalan Pulang Lewat Jalan Tikus

lantaran sejak menikah dirinya terus-terusan mendapat perlakuan kasar alias Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dari sang suami.

TRIBUNKALTIM.CO/FEBRIANUS FELIS
Dorotia bersama anaknya saat ditemui di Kantor BP2MI Nunukan, Jalan Pelabuhan Nunukan, Senin (05/04/2021), pagi 

Gaji suami saya bagus saja, tapi mana tahan dipukul terus," ucapnya.

Dorotia sempat bekerja bersama sang suami di PT Krisjati Ladang Intan, sebuah perusahaan sawit yang ada di Serawak selama 3 tahun.

Namun, akibat gaji yang terbilang kecil, akhirnya pasangan suami istri itu memilih pindah kerja di Serikat Sundar, Serawak.

"Dulu kami kerja di company (perusahaan) besar.

Di situ tidak bagus gajinya. Gaji saya RM1.002. Kalau gaji suami RM1.003.

Baca juga: Utang Rp 5 Juta Tidak Dibayar maka Dipublikasikan di Media, Asri Situmorang Jelaskan Hal Ini

Baca juga: Alami Kesemutan? Kenali Penyebabnya untuk Tahu Cara Mengatasinya, Cek di Sini

Tapi tidak cukup untuk makan. Makanya kami pindah dan suami saya bekerja di Serikat Sundar, Serawak. Tapi saya sudah tidak kerja lagi, karena harus urus anak," ujarnya.

Dorotia akui tak ada persiapan apapun untuk kabur dari sang suami.

Bahkan, ia kabur dari rumah yang mereka tinggali, saat dini hari.

"Tidak ada persiapan pulang ke Indonesia sama sekali. Kebetulan saya punya bapak angkat orang Cina. Beliau yang kasi saya uang RM3 ribu. Semua pakaian, barang saya dan anak saya tinggalkan. Bapak angkat saya dan teman saya yang belikan pakaian saya dan anak," tuturnya.

Dorotia menuturkan, dirinya bersama anaknya akan jalani karantina selama 5 hari di BP2MI Nunukan.

Setelah itu, keduanya akan dipulangkan oleh BP2MI ke kampung halamannya di Manggarai, NTT.

"Saya tidak mau kembali ke sana. Sudah cukuplah saya dibuat begini. Saya mau kerja di kampung dan sekolahkan anak saja," ungkapnya.

Saat kabur dari Serawak, Dorotia katakan, ia menempuh perjalanan darat sampai di Krayan selama 7 jam.

"Pukul 03.00 wita (dini hari) saya dan anak naik mobil sampai di Krayan pukul 10.00 Wita. Itu kami bayar RM500. Itu sudah termasuk bayar jasa orang yang urus kami. Setelah tiba di Krayan kami melapor ke Pos jaga TNI.

Setelah itu kami dibawa ke kantor Imigrasi. Di sana kami rapid antigen dan sempat bermalam dulu. Jumat lalu baru kami menggunakan pesawat dari Krayan ke Nunukan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved