Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Jembatan di Inhil Ambruk,Dirikan Jembatan Darurat,Mau Tahu Cara Warga Menyeberang Saat Air Pasang?

Jembatan Desa Pulau Kecil di Inhil Riau ambruk. Wraga terpaksa melewati jembatan darurat, namun ada kesulitan menyeberang saat kondisi air pasang

Penulis: T. Muhammad Fadhli | Editor: Nurul Qomariah
istimewa
Warga Desa Pulau Kecil inhil menunggu momen yang tepat jika ingin menyeberang di jembatan darurat saat air pasang. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, RETEH - Jembatan Desa Pulau Kecil di Inhil Riau ambruk. Wraga terpaksa melewati jembatan darurat, namun ada kesulitan menyeberang saat kondisi air pasang.

Masyarakat Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau memang harus ditakdirkan hidup berdampingan dengan kondisi air pasang dalam.

Masyarakat seolah telah terbiasa dengan kondisi air pasang dalam di sela-sela menjalankan kehidupan sehari- hari.

Namun tidak jarang kondisi ini menjadi momok bagi masyarakat, karena aktivitas masyarakat kerap terganggu oleh banjir pasang dalam.

Hal ini yang dirasakan oleh masyarakat Desa Pulau Kecil, Kecamatan Reteh, Kabupaten Inhil, Riau.

Banjir pasang dalam membuat aktivitas masyarakat terganggu setelah jembatan di Parit 16 Desa Pulau Kecil terendam banjir pasang dalam.

Apalagi kondisi jembatan ini memang rusak setelah beberapa waktu lalu ambruk sehingga masyarakat dan pihak terkait membangun jembatan darurat tepat di sebelah jembatan yang rusak.

Jembatan darurat yang dibangun pun saat ini terendam saat banjir pasang.

Warga Desa Pulau Kecil inhil menunggu momen yang tepat jika ingin menyeberang di jembatan darurat saat air pasang.
Warga Desa Pulau Kecil inhil menunggu momen yang tepat jika ingin menyeberang di jembatan darurat saat air pasang. (istimewa)

Sehingga masyarakat harus berhati- hari jika ingin melintas di jembatan yang berada di lokasi jalan penunjang penghubung Kecamatan Reteh ke Kecamatan Keritang

Antrean kendaraan masyarakat pun tidak terhindarkan saat banjir pasang ini, masyarakat terpaksa harus bergantian dan menunggu saat yang aman untuk menyebrang mengingat arus sungai yang cukup deras.

“Masyarakat harus antri sekitar 1,5 jam untuk menyebrang. Sudah ada lebih sebulan mungkin,” ungkap Suryadi Rahman, warga Reteh, Senin (12/4/2021).

Menurut Suryadi, kondisi ini membuatnya lebih memilih ruas jalan lain jika ingin menuju ibukota Inhil, Tembilahan.

Semenjak itu tidak lagi lewat jembatan itu, Suryadi lebih memilih lewat Benteng yang lumayan dekat dari pada lewat Pulau Kijang.

“Kalau jembatan di Desa Pulau Kecil ni bagus, ke Tembilahan sekitar 2 jam. Karena rusak bisa 3 sampai 4 jam,” tuturnya.

Jembatan Parit 16 Desa Sungai Kecil merupakan satu diantara jembatan yang ada di jalur lintas Kecamatan Reteh dan Keritang.

Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Inhil mencatat ada sekitar 57 jembatan disepanjang jalan yang menghubungi Desa Pulau Kijang-Desa Sanglar dan Desa Sanglar-Desa Kotabaru.

Semua kondisi jembatan di sepanjang jalur ini pada umumnya dalam kondisi kritis rusak berat dan tinggal menunggu waktu saja untuk ambruk.

Kondisi ini pun telah menjadi perhatian DPUPR Kabupaten Inhil yang telah mengupayakan anggaran perbaikan dan pemeliharaan jalan dan jembatan sekitar Rp1,5 miliar pada tahun 2021.

Kepala DPUPR Inhil, Umar ST MT menuturkan, anggaran ini sebagai langkah cepat jangka pendek untuk memperkuat fungsi jembatan agar roda perekonomian masyarakat terus berlangsung.

“Tahun ini kami upayakan, semoga tidak ada perubahan lagi. kita perkuat saja dulu sesuai ketersediaan ada, pekerjaan yang sifatnya prioritas,” ujarnya.

“ Kita maksimalkan apa yang bisa dilakukan, yang penting fungsionalnya saja dulu,” sambung Umar kepada Tribunpekanbaru.com .

Satgas TMMD 106 Kodim 0314/Inhil bersama masyarakat, membongkar jembatan darurat di Desa Seberang Sanglar, Reteh, Inhil, Senin (9/9) lalu.
Ilustrasi pembangunan jembatan darurat. (tribun pekanbaru)

Khusus kondisi jembatan parit 16 Desa Pulau Kecil, dijelaskan Umar, telah terjadi penurunan jembatan sekitar 10 cm, sehingga saat air pasang dalam jembatan bisa tenggelam sekitar 80 cm.

“Kalau kondisi tidak pasang tidak masalah. Karena di daerah kita ada waktu yang pasang dalam. Kemarin kita ukur terjadi penurunan lagi jembatannya,” jelas Umar yang telah turun ke lokasi jembatan tersebut.

Tidak hanya langkah jangka pendek, DPUPR Inhil juga akan memasukkan DED (desan perencanaan) untuk mendapatkan anggaran membangun jembatan pada 2022 dan 2023.

“Kita sangat mengertilah kondisi masyarakat ini. Kita upayakan semaksimal mungkin agar arus lalu litas transportasi angkutan barang dan lainnya berjalan lancar,” tuturnya.

Kadis PUTR Inhil Umar tidak lupa mengajak seluruh elemen masyarakat baik itu perintah kecamatan, desa, lurah, RT dan RW agar bersama menjaga jembatan.

“Kita minta masyarakat setempat tidak melakukan bongkar muat diatas jembatan.Intinya kita saling menjaga agar jembatan kita bisa tahan lama dan juga harus kompak untuk tidak melakukan bongkar barang di atas jembatan,” pungkasnya.

( Tribunpekanbaru.com / T Muhammad Fadhli )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved