Bukan Sinovac atau Pfizer, AS Berjanji Akan Berbagi 60 Juta Vaksin AstraZeneca yang Sudah Disimpan
Laporan dan gambar orang yang sekarat di trotoar menunggu perawatan telah menggarisbawahi parahnya lonjakan tersebut.
Gedung Putih mengatakan sebanyak 16 juta dosis AstraZeneca dapat tersedia untuk negara lain dalam dua bulan ke depan. Tetapi tidak mengidentifikasi penerima atau mengatakan apakah India akan termasuk di antara mereka.
Izin AstraZeneca
Vaksin AstraZeneca belum diizinkan untuk digunakan di AS.
Gedung Putih mengatakan dosis masih dapat diekspor ke negara lain, setelah Food and Drug Administration (FDA) menganggap vaksin tersebut telah memenuhi harapan "kualitas produk" tertentu, sebagai bagian dari tinjauan berkelanjutan oleh regulator dari pabrik tempat vaksin diproduksi di AS
AstraZeneca menolak berkomentar apakah telah dikonsultasikan terkait keputusan tersebut.
Baca juga: Sempat Kirim Pesan Tolong, Gadis 22 Tahun di Aceh Hilang Sejak Sebulan Lalu, Keluarga Cemas
Baca juga: Ferdinan Anak Sule Girang, Nathalie Holscher Akhirnya Pulang, Sambut Sang Bunda di Pintu Gerbang
"Dosis tersebut merupakan bagian dari komitmen pasokan AstraZeneca kepada pemerintah AS," kata juru bicara AstraZeneca dalam email.
“Keputusan untuk mengirim pasokan AS ke negara lain dibuat oleh pemerintah AS.”
Seorang pejabat senior India mengatakan New Delhi tidak secara khusus meminta pasokan dosis AstraZeneca yang tidak terpakai. Tetapi dengan senang hati akan menerima sebagian dari mereka jika ditawarkan.
"Yang mengejutkan kami adalah respons yang lambat dari AS. Hal itu menimbulkan keraguan dalam opini publik, dan terkadang menimbulkan komplikasi," kata pejabat itu.
"Saya tidak berpikir itu adalah tindakan yang disengaja, rencana yang dipikirkan dengan baik untuk menghina India. Seseorang baru saja membuat kesalahan.”
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price membantah tuduhan bahwa AS lambat merespons, meski mengakui lebih banyak bantuan diperlukan.
"Kami menyadari bahwa wabah saat ini telah sangat mengkhawatirkan di India, sehingga masih banyak yang bisa kami lakukan," kata Price pada Senin (26/4/2021).
Meskipun demikian, para kritikus mengatakan tanggapan AS yang tertunda harus berfungsi sebagai pengingat, bahwa New Delhi tidak bisa terlalu bergantung pada Washington.
India dan AS juga tetap berselisih tentang dorongan New Delhi, untuk mengesampingkan hak kekayaan intelektual perusahaan farmasi atas vaksin yang menyelamatkan nyawa.
Pemerintahan Biden telah meningkatkan hubungan dengan India sebagai salah satu tujuan utama kebijakan luar negerinya. New Delhi dilihat sebagai sekutu potensial penting melawan China di kawasan Indo-Pasifik.