Kemenkominfo Gelar Webinar di Pekanbaru, Ajak Wartawan Jadi Penjernih Informasi di Tengah Infodemik
Di tengah pandemi Covid-19, informasi tentang wabah ini berseliweran tanpa batas. Wartawan diminta menjadi agen penjernih informasi
Media-media online sering dituduh sebagai aktor amplifikasi infodemik.
Hal ini disebabkan karena kinerja media online kebanyakan membutuhkan klik dari pembaca sehingga lalu lintas website tinggi dan dapat mendulang iklan sebagai pendapatan utama.
"Media online dapat mendulang klik tanpa berita konflik, tanpa menciderai kemanusiaan, tanpa merusak bangsa dan negara Indonesia," kata Heru Margianto.
Kuncinya, lanjut Heru, adalah membuat berita yang clickable namun bukan clickbait.
Clickable adalah berita yang berdaya klik sehingga beritanya dibaca sedangkan clickbait adalah berita yang membohongi audiens dengan tujuan semata-mata mendapatkan klik.
"Dalam perspektif ilmu komunikasi, sederhananya, jika berita tidak diklik maka pesannya tidak akan sampai. Maka si pembuat artikel atau berita telah gagal sebagai komunikator," kata Heru.
Salah satu teknik agar berita berdaya klik adalah pemilihan kata kunci pada judul dan badan berita.
Dicontohkannya, penulisan nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak berlaku di media online karena masyarakat mengetik di mesin-mesin pencari sebagai SBY.
Contoh lain, adalah nama Ahok lebih berdaya klik di media online karena nama Basuki Tjahaya Purnama tidak populer ketika orang googling.
Fenomena clickbait terjadi karena pembuat artikel hanya membutuhkan klik meskipun harus membohongi target audiens.
Hal ini juga berimbas di media online yang kini gemar mengambil sumber artikel dari trending topic media sosial tanpa melakukan verifikasi.
"Dalam konteks infodemik, seyogianya jurnalis dengan medianya memainkan peran sebagai penjernih informasi dengan ketrampilannya dalam membuat berita yang berdaya klik," tegas Heru.
Menulis Dengan Cinta untuk Indonesia
Disampaikan oleh Emrus Sihombing, fungsi informasi adalah mengurangi ketidakpastian sehingga peran jurnalis di ruang-ruang publik menjadi penting.
"Apa yang diberitakan akan menentukan perilaku masyarakat," kata dosen ilmu komunikasi UPH ini.