Tak Usah Urusi Partai Orang, Ledekan Demokrat ke Hasto, Baiknya Bantu Temukan Temannya, Harun Masiku
Partai Demokrat seakan meledek balik Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, untuk membantu KPK menemukan kawannnya, yakni Harun Masiku.
"Kemauan politik partai yang berkuasa sangat krusial untuk menegakkan hukum dengan adil," ucap Irwan.
Sebelumnya, Hasto mengatakan ada pihak yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai bapak bansos (bantuan sosial) Indonesia.
Hal itu disampaikan Hasto dalam diskusi daring bertajuk 'Membaca Dinamika Partai dan Soliditas Koalisi Menuju 2024' yang digelar Para Syndicate, Jumat (28/5/2021).
Awalnya, Hasto menyinggung soal perjanjian batu tulis antara PDIP dan Gerindra pada 2009.
Kata Hasto, kebersamaan tersebut selesai lantaran koalisi PDIP dan Gerindra kalah dari Partai Demokrat yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kalau prasasti batu tulis yang dimaksud dalam konteks politik Prabowo-Mega, ya Pemilu sudah selesai 2009."
"Sehingga syarat jalankan pemerintahan bersama ketika menang pemilu terbukti saat itu kita kalah."
"Meskipun sekarang karena konflik internal Demokrat, mulai ada suara yang gugat kemenangan Pemilu 2004 2009 itu ternyata penuh dengan manipulasi," ucapnya.
Kemudian, Hasto menyinggung manipulasi proses pemilihan umum saat itu.
Menurut Hasto, SBY yang saat itu menjadi calon presiden petahana, menerapkan politik bansos.
Hal itu juga didasari dari penelitian seorang pakar asing, sehingga menjuluki SBY sebagai bapak bansos Indonesia.
"Pada 2009 saya jadi saksi bagaimana manupulasi DPT itu dilakukan."
"Bagaimana politik bansos ala Thaksin itu dilakukan, sehingga ada yang juluki SBY itu bapak bansos Indonesia."
"Karena penelitian Markus Mietzner, Februari 2009 ada dana 2 miliar US dolar yang dipakai untuk politik bansos."
"Karena meniru strategi Thaksin, politik populism yang kemudian menyandera APBN kita."