Surat Bebas Covid19 Palsu

Ada Pemalsu Surat Bebas Covid-19 di SSK II, Ini Kata Pihak Otoritas Bandara

Pihak Bandara SSK II Pekanbaru, melalui Executive General Manager , Yogi Prasetyo menyatakan mendukung polisi mengusut kasus ini hingga tuntas.

Penulis: Rizky Armanda | Editor: CandraDani
TribunPekanbaru/Doddy Vladimir
Petugas sedang berjaga di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, yang terlihat sepi, Sabtu (25/4/2020). PT Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Sultan Syarif Kasim II meniadakan seluruh penerbangan penumpang mulai Sabtu 25 April 2020 hingga 1 Juni 2020 menindaklanjuti Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 25 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi Selama Musim Mudik Idul Fitri 1441 H dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID-19. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU-Executive General Manager Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Yogi Prasetyo menyampaikan tanggapannya terkait adanya pemalsu surat bebas covid-19.

Dimana dalam kasus ini, polisi menangkap pria berinisial N.

Dia diketahui sudah mencetak 1.252 lembar surat palsu selama 3 bulan.

"Ini merupakan sinergi seluruh stakeholder dalam mengungkap pemalsuan surat bebas covid," kata Yogi, saat dikonfirmasi, Jumat (4/6/2021).

Menurut Yogi, dari pengawasan dan hasil laporan di lapangan, pihaknya langsung menindaklanjuti.

Sampai akhirnya kasus ini ditangani oleh polisi.

"PT AP (Angkasa Pura, red) II mendukung upaya pemberantasan pemalsuan surat covid-19. Demikian disampaikan," tuturnya.

Polda Riau Selidiki Kasus Surat Bebas Covid-19 Palsu

Pihak kepolisian kini sedang melakukan pengembangan dan pendalaman lebih lanjut.

Salah satunya tentang siapa saja pemesannya, termasuk pihak-pihak lain yang disinyalir ikut terlibat dalam kejahatan ini.

Ternyata terungkap, perbuatan melawan hukum berupa pemalsuan surat bebas covid-19 yang dilakukan pria berinisial N di Pekanbaru, termyata dibuat tanpa ada pemeriksaan medis sama sekali.

"Yang bisa saya sampaikan, apabila tidak ada pemeriksaan swab itu sudah pasti suratnya palsu. Tapi jika melakukan swab dulu, lalu ada proses pengambilan sampel, kemudian proses di laboratorium yang diselenggarakan oleh petugas kesehatan, tentu itu adalah langkah awalnya," papar Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Kamis (3/6/2021).

"Kalau tidak ada proses itu, pasti palsu," imbuhnya.

Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi (tengah)
Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi (tengah) (TRIBUN PEKANBARU / RIZKY ARMANDA)

Ia memaparkan, saat ini polisi tengah mendalami indikasi adanya keterlibatan pihak lain.

"Kita akan dalami, karena kita tahu, hal-hal yang memunculkan keuntungan cepat, biasanya pelakunya tidak sendiri. Kami akan dalami dalam proses penyelidikan," tegas dia.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved