Setelah VCS dengan Wanita Setengah Telanjang, Anggota DPRD Ini Diperas, Video Disebar Jika Menolak
AH sempat melakukan VCS selama 28 detik kemudian mematikan alat komunikasinya. Namun, tak lama kemudian, si pelaku memeras
Tindakan serupa juga pernah terjadi di Kota Palopo Sulawesi Selatan.
Pria berinisial UR (35) tak menyadari apabila dirinya tengah berhubungan dengan seorang waria hingga terjebak dalam video call mesum.
Setelah terjebak dan diperas, UR akhirnya melaporkan tindakan AS pada pihak berwajib.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Palopo AKP Ardy Yusuf membenarkan bahwa pelaku melancarkan aksi dengan menipu korban berinisial UR (35) melalui video call mesum di aplikasi WhatsApp (WA).
Polisi imbau warga melapor jika diperas wartawan abal-abal
Sementara itu, kasus pemerasan dengan pelaku wartawan abal-abal menimpa warga Jember.
Polisi pun meminta warga tidak takut melapor ke polisi jika menjadi korban pemerasan dari seseorang yang mengaku wartawan.
Hal ini ditegaskan oleh Kasatreskrim Polres Jember AKP Komang Yogi Arya Wiguna ketika merilis kasus pemerasan berkedok wartawan di Mapolres Jember, Jumat (18/6/2021) sore.
"Kami imbau kepada masyarakat, kepada siapapun untuk tidak takut melapor jika mengalami tindak pidana pemerasan berkedok wartawan atau pemberitaan. Sebab perbuatan itu tidak dibenarkan. Jadi silahkan informasikan ke kepolisian," ujar Yogi.
Melalui rilis tersebut, polisi membeber secara jelas peran masing-masing komplotan pemeras yang memakai kedok wartawan dan kerja jurnalistik itu.
Komplotan itu berisikan empat orang, seperti yang ditulis Surya sebelumnya, yakni M Abdullah, M Erwin, Susanto, dan Abdul Gani.
Dari empat orang itu, dua orang mengaku sebagai wartawan yakni Abdullah dan Erwin. Mereka memakai media online.
Bahkan mobil yang disita polisi sebagai sarana pemerasan juga dilabeli stiker nama media online tersebut. Dua orang tersangka yakni Abdullah dan Erwin juga memiliki kartu pengenal (id card) wartawan.
Abdullah berperan mengintimidasi korban dan mengancam akan memberitakan perbuatan korban. Jika tidak ingin diberitakan, maka harus memberikan sejumlah uang.
Erwin berperan mengintai korban, dan mencari alamat rumah mereka. Sedangkan Susanto juga menakuti korban, dan Abdul Gani turut menerima hasil pemerasan.