Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Presiden Haiti Dibunuh, Belum Sempat Berkata Apapun, Jovenel Moise Sudah Diberondong Tembakan

Presiden belum sempat berkata apapun. Pelaku kemudian menemabkinya dengan sejumlah tembakan yang fatal

Editor: Budi Rahmat
AP Photo / Joseph Odelyn
Para tersangka pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moïse beserta senjata dan alat yang diduga dipakai dalam penyerangan rumah Moïse. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Tak memberikan kesempatan Presiden Haiti Jovenel Moise untuk berkata, pelaku langsung memberondongnya dengan tembakan.

Sang presiden akhirnya tewas di kediamannya.

Hebatnya pelaku bisa dengan mudah masuk ke dalam kediaman seorang presiden.

Tak tanggung-tanggung pelaku yang diperkirakan ada 28 orang tersebut menggunakan senjata api lengkap.

Mereka meringsek masuk kemudian mencari presiden dan menembakinya.

Setelah kejadian tersebut beberapa pelaku berhasil ditangkap.

Baca juga: Inilah Otak Pelaku Penembakan 5 Pekerja Jembatan di Papua, KKB yang Pernah Serang 2 Personel TNI

Polisi juga menujukkkan barang bukti senjata api yang dipakai oleh para pelaku.

Terkait dengan kejadian penembakan tersebut istri sang presiden kemudian memberikan tanggapannya.

Ia memberikan kesaksian detik-detik penembakan yang terjadi

Istri Presiden Haiti Jovenel Moise mengungkapkan momen saat suaminya tewas diberondong tembakan.

Martine Moise mengisahkan serangan pada dini hari terjadi sangat cepat, sehingga suaminya "bahkan tak bisa berkata apa pun".

Moise ditembak mati pada Rabu di kediamannya di Port-Au-Prince, dengan pelaku diduga tentara bayaran berjumlah 28 orang.

Ibu Negara Moise dilaporkan juga terluka dalam penembakan itu, dan diterbangkan ke Miami, AS, untuk menerima perawatan.

Pada Sabtu (10/7/2021), Martine mengunggah rekaman suara di Twitter menyatakan bahwa dia akan segera bekerja lagi.

Sejumlah orang kemudian mengonfirmasi unggahan itu benar milik Martine, sebagaimana diberitakan BBC.

"Dalam sekejap mata, para pelaku masuk ke rumah dan memberondong suami saya dengan tembakan," kata Martine.

Dia mengaku tidak bisa menjabarkan seperti apa perbuatan pelaku, yang bahkan tidak membiarkan Moise mengucapkan sepatah kata.

Dilansir BBC Sabtu (10/7/2021), Martine menuding Jovenel Moise ditembak mati karena motif politik.

Dia menyebut tentang referendum perubahan konstitusi, yang bisa memberikan Moise kekuasaan tambahan.

Martine menuduh dalang pembunuhan berusaha melenyapkan cita-cita Presiden Haiti sejak 2017 tersebut.

"Saya menangis, tentu saja. Namun kita tidak bisa membiarkan negara ini jatuh," ujar Martine dalam videonya.

"Kita tidak bisa membiarkan darah suami saya, presiden kalian yang dicintai, tumpah sia-sia," tuturnya.

Selama berkuasa, Moise dituding korupsi dengan berbagai unjuk rasa terjadi di ibu kota dan tempat lain pada awal 2021.

Baca juga: Mata Presiden Haiti Dicungkil Pembunuh Bayaran Saat Ia Masih Hidup, Haiti Mencekam

Pemilihan parlemen seharusnya digelar pada Oktober 2019. Namun ditunda karena banyak pihak yang tak puas.

Karena itu, Moise bisa tetap menjabat berdasarkan dekrit. Dia berniat menggelar referendum pada September mendatang.

Tidak diketahui siapa dalang penyerangan tersebut dan apa motifnya, termasuk bagaimana pelaku bisa merangsek masuk begitu saja.

Demikianlah pengakuan istri presiden Haiti saat detik-detik suaminya ditembak mati. (*)

Sumber Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved