Harimau Terusik Unjuk Taring,Azmi Bertaruh Nyawa Lawan Sang Raja,Dicakar,Kaki Robek Dapat 58 Jahitan
Warga Pelalawan bertaruh nyawa lawan sang Raja Hutan hingga kaki robek dapat 58 jahitan. Azmi selamat dari serangan harimau
Penulis: johanes | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, KUALA KAMPAR - Konflik Harimau dengan manusia di Riau seakan tak ada habisnya. Terbaru menimpa warga Pelalawan. Bertaruh nyawa Azmi lawan sang Raja Hutan hingga kaki robek dapat 58 jahitan.
Luka parah di kaki Azmi setelah diserang harimau sumatera pada Sabtu (10/7/2021) pekan lalu di areal hutan.
Azmi digigit dan dicakar harimau saat mencari kayu di wilayah hutan Desa Teluk Lanus Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak yang berbatasan langsung dengan Desa Serapung Kecamatan Kuala Kampar, Pelalawan.
Pria itu beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.
Lima tahun sebelumnya, kejadian serupa juga terjadi, malangnya korban serangan harimau itu ttak seberuntung Azmi, dia tewas diterkam si belang.
Kepala Puskesmas Kuala Kampar, Yan Beni Ayula S.Kep, Selasa (13/7/2021) mengungkapkan, kondisi Azmu mulai pulih.
Dikatakannya, setelah tiga hari mendapatkan perawatan dan penanganan tim medis di ruang rawat inap, kesehatan Azmi menunjukkan perkembangan yang bagus.
Sebelumnya, luka robek pada kaki kirinya sangat parah di bagian tulang kering hingga betis serta beberapa luka cakar hingga ke bagian telapak atas.

Sedangkan kaki kanannya terluka di bagian tumit lantara menendang harimau yang mencabik kaki kirinya.
"Total ada 58 Jahitan untuk menutup luka di kedua kakinya. Kita berharap korban segera pulih," tambah pria yang akrab disapa Beni ini.
Walaupun luka yang diderita Azmi termasuk parah dan banyak mengeluarkan darah segar, Azmi tidak perlu diberikan tambahan darah selama perawatan.
Kondisi fisik Azmi cukup kuat. Padahal waktu sejak serangan harimau hingga dievakuasi ke Puskesmas sangat lama.
Harimau menyerang Azmi pada Sabtu (10/7/2021) siang dan dia baru tiba di Puskesmas pada Minggu (11/7/2021) dini hari.
Belum lagi menempuh jarak perjalanan dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) penyerangan selama 3 jam lebih ke Desa Serapung, ditambah lagi 1 jam lebih dari Serapung ke Puskesmas Kuala Kampar di Pulau Penyalai.
"Melihat perkembangannya satu atau dua hari ini pasien sudah bisa pulang ke rumah. Dilanjutkan dengan perawatan di desa," tutur Beni.