Ada Pejabat Minta Diistimewakan Saat Pandemi, Yunarto Wijaya: Ketika Terpilih Merasa Menjadi Majikan
Yunarto Wijaya angkat bicara soal pejabat yang minta diistimewakan saat pandemi, sindiran dengan kalimat Ketika Terpilih Merasa Menjadi Majikan
TRIBUNPEKANBARU.COM - Soal politisi yang meminta diistimewakan saat pandemi Covid-19 menuai banyak protes dan tanggapan.
Banyak yang menilai, kelakuan pejabatan yang seperti itu tak memiliki rasa empati terhadap masyarakat.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya bahkan menyebut politisi ini mengalami tuna simpati dan tuna rasa.
Sejumlah politisi menjadi perbincangan setelah meminta diistimewakan saat pandemi Covid-19.
Mulai dari meminta rumah sakit Covid-19 khusus pejabat, hingga pernyataan yang menyebut penjabat tak boleh sampai tidak mendapat ICU.
"Sebetulnya bukan hal baru kalau bicara tuna simpati, tuna rasa ini kan kritik terhadap wakil rakyat, walaupun tidak semua, termasuk pada mas akriris mengalami hal yang sama, " kata Yunarto Wijaya dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Youtube Najwa Shihab dalam tayangan Mata Najwa.
Toto, sapaan karib Yunarto Wijaya, mengatakan para politisi ini merasa menjadi wakil rakyat hanya saat kampanye saja.
"Simple, mereka kan merasa menjadi wakil rakyat itu kan ketika kampanye saja,
ketika sudah terpilih mereka merasa menjadi majikan
dan kemudian mereka hanya menjadi wakil partai atau wakilnya ketua umum," kata Yunarto Wijaya.
Tak hanya politisinya saja, Yunarto Wijaya mengatakan sikap serupa juga ditunjukan oleh partai.
"Partainya ini seperti apa sih bersikap dalam pandemi, kita bisa lihat, sedih Nana,
masih ada partai berlomba pasang billboard, baliho, kepentingannya bukan buat pandemi, kepentingannya buat 2024, mau nyapres atau apapun itu namnya,
kalau itu yang terjadi sulit kita berharap ada wakil rakyat yang bisa memiliki empati, itu berpengaruhs besar," kata Toto.
Yunarto Wijaya mengatakan kinerja pemerintah menjadi kualitas bila opisisinya juga berkualitas.
"Tidak mungkin pemerintah itu berkualitas kalau opisisinya tidak berkualitas,
tidak mungkin juga pemerintah berkualitas ketika partai mau yang opsisinya atau pendukungnya, itu tidak tidak berkulaitas juga," kata Yunarto Wijaya.
Toto lalu membandingkan dengan Perdana Menteri Jepang yang meminta maaf setelah debat dengan oposisi di parlemen.
"Kita lihat, bayangkan itu keluar dari politisi oposisi, yang bicara mengenai dirinya sendiri,
bagaimana cek and balancis tekanan kepada pemerintah untuk bekerja lebih ketika oposisinya seperti ini.
ini yang menurut saya menjadi sebuah hal sistemik, tuna rasa dan tuna simpati ini memang problem yang menjadi kultur," kata Yunarto Wijaya.
Senada dengan Toto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menilai politisi yang minta diistimewakan saat pandemi Covid-19 memiliki sikap yang tak dewasa.
"Secara jujur pernyataan itu sengat tidak dewas, tidak sensitif, sangat tidak mencerminkan garis partainya,
kalau ditanya ketumnya, sekjennya, pasti mereka mengatakan itu bukan keputudsan partai," kata Pramono Anung.
Saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, kata Pramono Anung, sikap asli politisi akan semakin terlihat jelas.
"Tapi ini menunjukan dalam kondisi pandemi memang politisi akan terlihat warnanya,
saya juga kaget ketika ada politisi atau partai politik yang secara tidak langsung ingin memanfaatkan pandemi ini untuk mendapatkan gen,
dalam rangka kepentingan politiknya untuk persiapan 2024," katanya.
Pramono Anung menekankan politisi semacam ini sama sekali tak memiliki empati pada rakyat.
"Saya mlihat politisi seperti ini, sama sekali tidak mempunyai empati terhadap persoalan di rakyat bawah.
rakyat bawah itu untuk mengantri rumah sakit itu untuk dapat rumah sakit saja luar biasa susahnya, untuk mendapat antrean di Wisma Atlet juga menjadi persoalan tersendiri,
orang seperti ini bener-bener tidak menunjukan kedewasannya sebagai politisi," kata Pramono Anung.
Yunarto Wijaya bahkan berujar untuk mendoakan politisi seperti tak terpilih lagi.
"Sebagai sesama manusia mendoakan politisi seperti tadi tidak terkena covid,
sebagai pemilih kita berdoa supaya mereka tidak terpilih lagi," kata Yunarto Wijaya menambahkan.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Pejabat Minta Diistimewakan Saat Pandemi, Yunarto Wijaya : Ketika Terpilih Merasa Menjadi Majikan
