Petugas Mulai Kelelahan, 3 Hari Padamkan Api di Dumai Tak Kunjung Padam, Riau Dikepung Karhutla
Karhutla yang mengepung sejumlah wilayah di Riau membuat petugas yang melakukan pemadaman mulai kelelahan. Seperti yang terjadi di Dumai
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang mengepung sejumlah wilayah di Riau membuat petugas yang melakukan pemadaman mulai kelelahan. Seperti yang terjadi di Dumai.
Kondisi cuaca yang kering ditambah angin kencang membuat Karhutla di Riau semakin meluas dan sulit dipadamkan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal, Jumat (30/7/2021) mengungkapkan, saat ini beberapa daerah yang ditemukan kebakaran lahan di antaranya adalah Dumai, Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Bengkalis serta Kabupaten Siak.
"Hari ini kebakaran hampir merata di beberapa kabupaten/kota. Hanya saja kebakaran yang agak besar di Dumai, tepatnya di daerah Sungai Sembilan," katanya.
Kebakaran lahan yang terjadi di Sungai Sembilan Dumai ini cukup membuat petugas kewalahan.
Sebab api terus membesar dan meluas. Sehingga sulit untuk dipadamkan.
Bahkan upaya pemadaman melalui water bombing juga belum membuahkan hasil yang maksimal.
"Sudah tiga hari kebakaran di Dumai, dan sekarang tim satgas sedang berupaya memblokade agar api jangan sampai meluas. Karena sekarang asapnya masih cukup tebal karena daerah gambut," katanya.
Sementara untuk daerah lain yang juga ditemukan kebakaran lahan saat ini sudah ditangani oleh satgas darat di masing-masing daerah.
Sebab untuk satgas udara saat ini memang sedang fokus melakukan pemadaman di wilayah Dumai.
"Helikopter water bombing kita kerahkan di Dumai. Sedangkan kebakaran di kabupaten lain masih bisa ditangani oleh satgas darat," ujarnya.
" Namun ketika dibutuhkan water bombing, kita akan kirim heli ke daerah yang membutuhkan untuk pemadaman," sambungnya.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dimusim panas yang sudah masuk puncaknya.
"Jangan melakukan pembakaran, puntung rokok saja di buang bisa membuat kebakaran. Sekarang ini Karhutla di wilayah Riau dari penelitian masih ulah manusia yang membuka lahan,” katanya lagi.
Dijelaskan Edy, helikopter yang beroperasi di wilayah Riau untuk water bombing, ada tiga unit dari enam unit yang siaga di Riau.
Untuk dua unit masih dalam proses perpanjangan izin operasional dan satu helikopter masih dalam proses mantainance. S
aat ini ada tiga helikopter yang beroprasi secara bergantian melakukan penanganan Karhutla.
“Tiga Helikopter yang beroperasi ini masih bisa menjangkau wilayah Riau yang terbakar. Yang tiga lagi standby untuk menunggu proses pemakaiannya," ucapnya.
"Sejauh ini dengan water bombing sangat membantu Karhutla, terutama diwilayah yang tidak terjangkau dengan tim Satgas darat,” imbuhnya.
Kontrak Operasional Pesawat TMC di Riau Ternyata Sudah Habis
Sebelumnya, operasional pesawat Cassa yang digunakan untuk menyemai garam di Riau ternyata sudah habis kontraknya, pasa Selasa (7/27/2021).
Saat ini Pemprov Riau sudah mengajukan permohonan perpanjangan izin operasikan pesawat yang digunakan untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
"Pesawat TMC masih standby di Pekanbaru. Hanya saja kita sedang mengajukan perpanjangan, karena habis kontraknya dari BPPT," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, M Edy Afrizal , Kamis (29/7/2021).
Edy Afrizal mengatakan, surat permohonan perpanjangan sarana (pesawat) dan personel (ahli) TMC di Provinsi Riau sudah dikirim ke BPPT kemarin.
"Suratnya sudah kita kirim kemarin (Rabu), dan informasinya besok BPPT rapat membahas teknis soal perpanjangan TMC di Riau," ujarnya.
Karena itu, Edy Afrizal berharap permohonan tersebut dapat dikabulkan BPPT, sehingga pihaknya bisa melakukan pencegahan Karhutla dengan hujan buatan.
"Kalau kapannya itu tergantung BPPT. Tapi kita berharap secepatnya, sehingga kita bisa operasikan TMC untuk pencegahan Karhutla. Karena saat ini musim kemarau di Riau," katanya.
Seperti diketahui, pesawat jenis Kassa ini digunakan untuk menyemai garam di langit Riau untuk hujan buatan.
Mengingat saat ini Provinsi Riau masuk musim kemarau diperkirakan sampai Agustus mendatang.
Sementara kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sudah terjadi di beberapa kabupaten/kota Riau.
( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono )