Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Cerita Lengkap Dokter Kandungan yang Mengaku Ditipu Anak Akidi Tio Rp 2,3 Miliar

dr Siti Mirza itu pun menyangsikan bahwa Heriyanti bisa menyumbang sebesar Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan.

Editor: CandraDani
Istimewa/Polda Sumsel
Borok Keluarga Akidi Tio Terungkap, Selain Hoaks Hibah Rp 2 Triliun Dana Covid-19, Juga Banyak Utang. Foto: Donasi keluarga Akidi Tio 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang dokter spesialis kandungan di Palembang, Sumatera Selatan, mengaku menjadi korban penipuan Heriyanti yang merupakan anak Akidi Tio sebesar Rp 2,3 miliar.

Korban bernama dr Siti Mirza itu pun menyangsikan bahwa Heriyanti bisa menyumbang sebesar Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan.

"Boro-boro (sumbang) Rp 2 triliun, bayar utang saya saja tidak," kata Siti Mirza melalui sambungan telepon ke Kompas.com, Sabtu (7/8/2021).

Merasa tertipu bisnis bidang ekspedisi, korban kini tanggung utang bank

Ia mengatakan, mereka semula melakoni bisnis bersama di bidang ekspedisi.

Heriyanti awalnya menjanjikan bagi hasil sebesar 10 sampai 12 persen kepada Siti pada 2019. 

Perkenalan dekat antarkeluarga pun membuat Siti yakin untuk berinvestasi Rp 2,3 miliar.

"Enam bulan pertama berjalan lancar, tetapi sejak Januari 2020 saya tidak mendapatkan lagi keuntungan. Malahan dia pinjam Rp 500 juta untuk bayar pajak kendaraan ekspedisi. Sampai sekarang uang saya juga belum dikembalikan," ujarnya.

Siti menjelaskan, ia kini harus menanggung utang di bank untuk membayarkan uang investasi yang tak kunjung diberikan oleh Heriyanti

Dia pun berharap uang itu masih bisa dikembalikan Heriyanti.

"Waktu itu pernah mau saya laporkan, tetapi dia bilang akan bayar dan akan mengurus warisannya dulu di luar negeri, kalau cair baru di bayar,"ungkapnya.

Siti cabut laporan di polisi, kasihan dengan kondisi Heriyanti

Menurut Siti, ia sebelumnya sempat melaporkan Siti ke Polda Sumatera Selatan atas kasus penipuan yang dilakukan oleh Heriyanti.

Namun, laporan itu ia cabut karena pertimbangan kondisi Heriyanti yang kini menurutnya sedang terpuruk.

"Awalnya hanya konsultasi, tetapi dibuat laporan. Tetapi, laporan itu tidak saya tanda tangani. Kalau dipikir kasihan juga, lagian waktu saya juga akan terganggu kalau laporan itu dilanjutkan karena saya juga bekerja," ujarnya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved